Sebuah organisasi baru di Amerika Serikat bernama Buddhist Insights mengadakan kelas meditasi di tempat yang tidak lazim, di pusat keramaian kota New York.
Banyak orang berpikir untuk menemukan ‘diri sendiri’ haruslah di tempat yang tenang dan sunyi. Justru pola pikir seperti inilah yang ingin diubah oleh pendiri Buddhist Insights, Bhante Suddhaso dan Giovanna Maselli. Mereka menyebut gerakan ini “retret jalanan”.
“Sesungguhnya hal ini sangat menyenangkan. Kami mendapatkan respon yang positif. Banyak yang menyadari bahwa esensinya kita bisa bermeditasi di mana saja,” jelas Maselli.
Misi dari Buddhist Insights adalah menghubungkan warga New York dengan pusat studi Buddhis. Hal ini dialami oleh Maselli, ketika di tahun 2015, ia mencoba menemukan pusat studi Buddhis di New York, namun nihil. Akhirnya Maselli berkolaborasi dengan Bhante Suddhaso, seorang bhikkhu dari Thai Forest Tradition of Theravada untuk memulai organisasi. Sangat kebetulan, Bhante Suddhaso dan Maselli memiliki latar belakang yang sama sebagai konsultan kreatif. Sampai akhirnya mereka menemukan konsep untuk bermeditasi di jalan.
“Semua bermula karena saya selalu terlambat,” ujar Maselli. “Setiap kali saya memiliki janji dengan Bhante Suddhaso untuk belajar meditasi, saya selalu terlambat dan saya selalu melihat dia sedang bermeditasi di manapun ia menunggu saya. Jadi, saya mulai mengambil foto.”
Foto tersebut di-upload ke Instagram dan selalu menarik ratusan likes. Dalam kurun kurang dari setahun, akun Buddhist Insights sudah memiliki 20.000 pengikut. Hingga akhirnya, Buddhist Insights membuka kelas meditasi di awal Januari, ada sekitar 50 orang yang muncul, dan 50 orang lagi berada dalam daftar tunggu.
Secara reguler, Bhante Suddhaso dan Maselli menyelenggarakan kelas meditasi setiap seminggu sekali. Kelas diselenggarakan di beragam tempat, misalnya di pinggir jalan, gereja, galeri seni, stasiun subway, taman dan tempat lainnya di mana mereka bisa duduk secara bebas dan gratis.
“Inti dari semua ini adalah bagaimana kita belajar untuk memiliki sikap bermeditasi di segala situasi dan menyatu dengan lingkungan,” jelas Bhante Suddhaso. “Terkadang, ketika kita bermeditasi dan terdapat suara-suara berisik, mungkin kita berpikir, ‘Oh, andai tidak ada suara itu, saya pasti bisa bermeditasi dengan baik’. Justru yang menjadi masalah adalah bukan suara bising tersebut, melainkan bagaimana kita menyikapi suara tersebut. Suara hanyalah suara. Jadi kita harus memfokuskan pikiran kita di tengah kebisingan itu dan menjadikannya sebagai ajang pelatihan menjaga pikiran.”
Setiap rentang waktu tertentu, Buddhist Insights memiliki agenda untuk berlatih meditasi di tempat yang bisa dikatakan cukup kreatif. Misalnya bulan Juni lalu, lokasi yang dipilih adalah kuburan untuk belajar kontemplasi kematian. Di bulan September, meditasi berlangsung di pabrik cokelat. “Ketika kita bicara mengenai penolakan diri, ini merupakan konsep yang abstrak. Namun ketika kita berada di sebuah tempat di mana kita bisa merasakan kenikmatan cokelat dan harus menolaknya, tentu dampaknya sangat berbeda,” jelas Maselli.
Bulan Oktober lalu, pelajaran berlangsung di tengah keramaian subway untuk mempelajari konsep welas asih pada komuter.
Sesungguhnya ide “retret jalanan” ini tidaklah baru. Master Zen, Bernie Glassman dan ordo Perdamaian Zen sudah mengadakan retret jalanan sejak lama dengan cara menghabiskan waktu di jalanan New York sepanjang siang dan malam selama beberapa hari. Bedanya adalah program Buddhist Insights memiliki durasi lebih pendek dan terbuka untuk semua level.
Sebagai upaya pengembangan program, Buddhist Insights juga melakukan penggalangan dana melalui sosial media untuk membuka sebuah pusat pelatihan di Queens. Bhante Suddhaso dan Maselli melihat adanya kebutuhan untuk membuka sebuah pusat pelatihan Buddhisme di New York, karena selama ini belum ada yang memulainya.
Menurut Bhante Suddhaso, usai mengikuti pelatihan meditasi kesadaran penuh, beberapa peserta ingin belajar lebih jauh untuk mencari arti sejati kehidupan. “Untuk mempelajari level lebih dalam lagi, sangat penting bagi peserta untuk menjalin hubungan secara langsung dan konsisten dengan ahlinya seperti para bhikkhu dan bikkhuni yang telah berpengalaman dalam hal ini.”
Pengajar kelas dan retret di Buddhist Insights terbuka bagi guru dari aliran Theravada, Vajrayana, dan Zen. Semua kelas diselenggarakan bebas biaya, namun terbuka bagi donasi. (www.lionsroar.com)
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara