• Thursday, 7 April 2016
  • Robin Dharmawan
  • 0

Film yang sedang tayang di bioskop ini akhirnya menjawab berbagai rasa penasaran dari para pecinta film sejak beberapa bulan yang lalu setelah trailer dan posternya beredar. Yang membuat penasaran adalah, ketika dua tokoh superhero, pembela kebenaran, penolong yang lemah namun justru saling bertarung. Kenapa? Dan yang tidak kalah bikin penasaran, kira-kira siapa sih yang menang?

Pada film ini dikisahkan bahwa Batman dan Superman saling bertarung. Kebaikan satu bertarung dengan kebaikan yang lainnya. Hal ini timbul dikarenakan hasutan, bujuk rayu dan propaganda dari seseorang yang bernama Alexander Luthor atau Lex Luthor. Di dalam kehidupan kita saat ini, tidak jarang kita juga menemukan pertarungan-pertarungan antar kebaikan ini. Bukan hal yang aneh ketika kita menemukan adanya keributan antar tradisi dalam ajaran Buddha yang berdasarkan pada ketidaktahuan.

Orang-orang tersebut menganggap bahwa agama Buddha tradisi tertentu lebih benar dibandingkan dengan tradisi lain, padahal keduanya sama-sama mengajarkan kebaikan. Pada ruang lingkup yang lebih luas, kita “bertarung” antara agama A dengan agama B. Padahal kita tidak mengetahui dengan baik apa yang diajarkan agama lain. Atau sebenarnya kita tidak mengetahui dengan baik apa yang diajarkan oleh agama yang kita anut. Karena kalau kita tahu, kita tidak akan mungkin “bertarung” atau bahkan sekadar membandingkan.

Tidak jarang kita menemukan penceramah-penceramah agama yang membandingkan ajaran agama tertentu dengan agama yang lain. Apalah gunanya membandingkan Batman dengan Superman jika semua orang dapat terbebas dari kesulitan? Batman punya keterbatasan, Superman juga demikian. Kalau kita belum menjadi Batman ataupun Superman tersebut, apakah kita pantas menilai yang satu lebih baik daripada yang lain?

Yang jarang kita ketahui adalah, di dalam kehidupan kita, terdapat tidak hanya satu, namun banyak sekali Lex Luthor. Memberikan hasutan, bujuk rayu dan propaganda, yang membuat kita merasa kita memiliki alasan yang benar, untuk melawan kebaikan yang berbeda dengan kita. Kita seperti Batman yang terbodohi oleh hasutan Lex Luthor ataupun Superman yang harus melawan demi melindungi sesuatu yang penting.

Di dalam film ini pun kita diceritakan bahwa Lex Luthor menampakkan dirinya sebagai tokoh antagonis. Namun pada kehidupan nyata, kita tidak mengetahui siapa Lex Luthor dalam kehidupan kita. Tidak jarang Lex Luthor dalam kehidupan kita adalah seseorang yang baik seperti juga di dalam film tersebut Lex Luthor dianggap sebagai seseorang yang baik lewat pemberian bantuan pembangunan perpustakaan dan lain sebagainya.

Pertarungan antara Batman dan Superman juga menjadi sebuah adegan yang menarik untuk kita renungkan, bahwa ternyata, mereka yang hanya mengandalkan otot atau kekuatan fisik akan terkalahkan oleh mereka yang memiliki pengetahuan. Memiliki pengetahuan adalah sebuah berkah tersendiri sesuai dengan apa yang disabdakan oleh Buddha pada Manggala Sutta. “Bahusaccan ca sippan ca etam manggala mutamam”, memiliki pengetahuan dan keterampilan, itulah berkah utama. Bukan memiliki kekuatan fisik yang menjadi berkah utama.

Pada ruang lingkup yang lebih luas, pengetahuan inilah yang akhirnya menghentikan pertarungan antara Batman dengan Superman. Mereka mengetahui bahwa mereka dihasut. Dengan memiliki pengetahuan yang baik, seseorang tidak akan terjebak dalam masalah yang menimbulkan penderitaan. Dengan memiliki pengetahuan akan ajaran kebenaran, seseorang terbebas dari penderitaan.

Dan yang menjadi perenungan terakhir dalam film ini adalah, ketika Batman dan Superman berhenti bertarung, muncullah sosok Doomsday yang merupakan ancaman sesungguhnya bagi dunia. Sesuai dengan nama Doomsday, yang artinya hari kiamat, pada kehidupan kita saat ini pun kita sedang menghadapi bahaya Doomsday. Bersumber dari keserakahan manusia, global warming timbul. Bersumber dari kebencian, peperangan antar negara muncul. Bersumber dari kebodohan batin, terorisme atas nama agama terjadi. Di saat kita masih sibuk “bertarung” antar kebaikan satu dengan kebaikan yang lain, masalah yang sebenarnya terus berkembang tanpa kita sadari dan cegah.

Oleh karenanya, belajarlah kita dengan baik. Miliki pengetahuan yang benar dan amalkanlah ajaran tersebut. Yang disebut sakti bukanlah karena mampu melayang di udara, melainkan berjalan di atas bumi. Karena berjalan di atas bumi, kita berarti mampu menghadapi kenyataan, kita mampu menghadapi permasalahan hidup. Dan hal itu, kita peroleh melalui pengetahuan yang benar.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *