• Monday, 25 December 2023
  • Surahman Ana
  • 0

Foto     : Metta Dewi & Dokumentasi Vihara Budi Rahayu

Di antara gemerlap kota dan hiruk pikuk kehidupan modern, tersembunyi sebuah kota kecil yang dipenuhi ketentraman dan keharmonisan. Wonosobo, sebuah kota yang mungkin belum banyak dikenal orang, menyimpan kekayaan budaya yang tak terhitung jumlahnya. Salah satu cermin kehidupan berdampingan antara umat Buddha dan masyarakat lainnya dapat ditemukan di Dusun Bangsari, Desa Wilayu, Kecamatan Selomerto.

Keunikan Dusun Bangsari tidak hanya terletak pada keberadaan komunitas umat Buddha, tetapi juga pada bangunan vihara yang berdiri megah di sudut desa di kota kecamatan ini, yaitu Vihara Budi Rahayu. Letaknya yang strategis di tengah perkebunan memberikan suasana sejuk dan keindahan alam yang mengundang siapa pun untuk menjelajahi pesona wilayah ini.

Meski umat Buddha tidak menjadi mayoritas, kehidupan harmonis antara mereka dan umat agama lain memberikan sentuhan khusus pada keberagaman masyarakat Dusun Bangsari. Aktivitas keagamaan yang dijalankan oleh umat Buddha Bangsari di Vihara Budi Rahayu menjadi magnet tersendiri, sekaligus menunjukkan semangat dan kekompakan komunitas ini.

“Kegiatan rutin umat yaitu puja bakti bersama di vihara setiap malam Senin, dan puja bakti anjangsana di rumah umat setiap malam Kamis,” ujar Kabul, pengurus Vihara Budi Rahayu kepada BuddhaZine, Minggu (24/12/2023).

Kehangatan Perayaan Agama Buddha di Dusun Bangsari

Vihara Budi Rahayu, meskipun berukuran mungil, menjadi pusat kegiatan keagamaan yang penuh keceriaan. Fasilitas yang lengkap, seperti kuti, dapur, dan kamar mandi, menjadikan vihara ini tempat yang nyaman bagi anggota Sangha dan umat yang singgah. Setiap hari besar Agama Buddha dirayakan secara meriah, tidak hanya oleh umat Bangsari tetapi juga melibatkan umat dari kabupaten sekitar.

Metta Dewi, pengurus pembangunan Vihara Budi Rahayu, dengan penuh semangat menceritakan tentang kehidupan umat Buddha Bangsari. Setiap perayaan, semakin mengakar dalam budaya komunitas, menciptakan ikatan antarumat yang erat.

“Umat Buddha Bangsari selalu merayakan setiap hari besar Agma Buddha dari Asadha, Maghapuja, Kathina, dan Waisak. Kathina tahun ini bahkan dihadiri umat dari Tangerang, Cikarang, Bogor, Semarang, Cilacap, Banyumas, Magelang, Temanggung, Pekalongan, Slawi, Juana-Pati, Banjarnegara, dan Salatiga,” ujar Metta Dewi pada Sabtu (23/12/2023).

Jejak Sejarah Agama Buddha di Bangsari

Menelusuri sejarah umat Buddha Dusun Bangsari, Mbah Sudarto (90), sesepuh umat Buddha, menjadi saksi hidup perkembangan Agama Buddha di wilayah ini. Lewat wawancara yang diunggah di kanal YouTube Konten Budhist pada 18 April 2022, Mbah Sudarto mengisahkan awal mula kedatangan Bhikkhu Girirakkhito Mahathera pada tahun 1968. Lima tokoh awal yaitu almarhum Bapak Heri Prayitno, almarhum Bapak Warso , almarhum Bapak Siswanto, almarhum Bapak Sastro dan termasuk Mbah Sudarto sendiri, memohon untuk menjadi umat Buddha.

Dari saat itu, Agama Buddha mulai mengakar hingga mencapai 90% penduduk Bangsari. Perjalanan spiritual umat Buddha, yang awalnya berkegiatan di kediaman umat di Kota Wonosobo dan Klenteng, akhirnya berkembang dengan didirikannya Vihara Budi Rahayu pada tahun 1983.

Lahan yang digunakan untuk pembangunan vihara merupakan hibah dari Mbah Sudarto atas persetujuan ayahnya. Setelah dua puluh tahun berdiri, vihara ini direnovasi pada tahun 2003 dengan bantuan Bhante Cattamano Mahathera. Peresmian purna pugar ditandatangani Camat Selomerto, Bapak Suyitno BA dan dihadiri sembilan Bhikkhu Sangha pada tanggal 13 Februari 2005.

Kondisi Terkini Vihara dan Umat

Vihara Budi Rahayu bukan hanya sekadar tempat ibadah, sejak diresmikan hingga kini telah menjadi tempat transit bagi para bhikkhu yang melakukan pembinaan di wilayah Kebumen, Banyumas, dan Cilacap. Di sisi lain, meskipun fasilitas vihara semakin lengkap, penurunan jumlah umat Buddha di Bangsari menjadi sorotan.

Kabul mencatat bahwa saat ini terdapat 25 orang umat Buddha yang terbagi dalam 13 KK dari 155 KK penduduk Dusun Bangsari. Dibandingkan dengan 90% pada awal perkembangan Agama Buddha di wilayah ini, saat ini hanya tersisa kurang dari 10% total penduduk dusun. Meskipun demikian, semangat umat untuk berkegiatan tidak luntur.

Masa Depan yang Cerah

Pandangan ke depan memperlihatkan keteguhan dan semangat umat Buddha Bangsari. Di atas lahan seluas 1000 meter persegi umat memulai proyek pembangunan kuti baru ukuran 5.3 m x 20.5 m sebagai dukungan bagi bhikkhu, serta ruang serba guna, menjadi wujud komitmen mereka terhadap keberlanjutan agama Buddha di wilayah ini.

Metta Dewi menginfromasikan bahwa proses pembangunan tahap kedua ini sudah dimulai pada 16 September 2023. Dengan bangunan dua lantai, harapannya dapat memberikan fasilitas yang lebih baik bagi bhikkhu dan umat.

Berbagai upaya, termasuk kerja bakti dan penggalangan dana, telah dilakukan untuk memajukan pembangunan ini. Metta Dewi mengajak segenap umat untuk bersama-sama menyempurnakan bangunan tersebut, sehingga Vihara Budi Rahayu tetap menjadi tempat yang kokoh dan berdaya bagi umat Buddha Bangsari.

Dengan harapan akan terus bersinar, kisah hidup umat Buddha di Dusun Bangsari membawa inspirasi kebersamaan dan keberagaman di tengah pesona alam Jawa Tengah.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *