Pengunjung dan wisatawan di Candi Borobudur dianjurkan untuk tidak meletakkan lilin dan dupa langsung pada batu candi.
Hingga saat ini, masih banyak pengunjung candi yang langsung meletakkan lilin dan dupa langsung pada batuan candi, sehingga sisa jelaga dan lilin banyak menempel pada batuan candi.
Saat ini, Balai Konservasi Borobudur (BKB) masih melakukan penelitian terkait pengharuh cairan lilin dan jelaga dupa yang menempel di bebatuan candi peninggalan dinasti Syailendra tersebut.
BKB masih belum mengetahui pengaruh langsung lilin dan jelaga dupa tersebut pada batuan candi.
“Kami masih meneliti dampaknya. Kami tidak 100 persen melarang warga yang akan beribadah di Candi Borobudur, namun kami menganjurkan mereka untuk tidak meletakkan lilin dan dupa langsung pada batu,” kata Kepala BKB Marsis Sutopo.
Marsis mengatakan, dari pengamatannya, memang banyak warga yang datang ke Candi Borobudur tidak hanya berwisata akan tetapi juga melakukan ibadah. Kebanyakan mereka membawa ubo rampe (perlengkapan) ibadah berupa lilin serta dupa yang diletakkan di batu candi dan juga diselipkan di sela-sela bebatuan candi.
Menurutnya, seringkali lilin atau dupa yang ditinggalkan tampak mengotori candi sehingga mengurangi keindahan candi.
Selain itu, cairan lilin yang tumpah dan dupa yang diselipkan di sela-sela batu itu dimungkinkan bisa terjadi reaksi kimia sehingga berdampak buruk terhadap kelestarian batu candi.
“Semestinya, menggunakan wadah khusus sehingga tidak bersentuhan langsung dengan batu. Nanti akan kami teliti bersama pakar, baik dampak secara kimia maupun estetika,” paparnya. (tribunnews)
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara