• Saturday, 20 April 2019
  • Sasanasena Hansen
  • 0

Teknik penyebaran ajaran agama di tempat yang baru dapat dilakukan melalui beragam cara. Salah satunya adalah dengan membaur dan meminjam istilah, cerita, konsep, dan ajaran dari agama yang sudah ada sebelumnya di tempat tersebut.

Contohnya dapat dilihat dari penyebaran agama Islam oleh Sunan Kalijaga yang menggunakan cerita pewayangan di Jawa. Contoh lain juga dilakukan oleh para misionaris Kristen di Tiongkok pada abad ke-7 Masehi. Mereka meminjam istilah dan terminologi Buddhis dan Tao untuk berinteraksi dengan masyarakat Tiongkok pada zaman itu.

Baca juga: Sutra tentang Pare

Koleksi dokumen yang dibuat serupa dengan Sutra-sutra Buddhis ini disebut dokumen Jingjiao atau dokumen Nestorian. Namun sekarang lebih sering dikenal dengan sebutan Sutra-Sutra Yesus. Menurut para ahli, sutra-sutra ini berasal dari 635 M, bersamaan dengan datangnya Alopen – seorang misionaris dari Gereja Timur/Nestorian, ke Tiongkok. Kedatangannya diterima oleh Kaisar Taizong dari Dinasti Tang di ibukota Chang’an. Hal ini terekam dalam artefak plakat Nestorian yang menandai pula kedatangan agama Kristen pertama di negeri Tiongkok.

Hal yang menarik dari teknik misionarisnya adalah penggunaan terminologi Buddhis di dalam banyak kitabnya. Bahkan Martin Palmer (2001 dalam The Jesus Sutras: Rediscovering the Lost Religion of Taoist Christianity) terus berupaya menyebut koleksi kitab ini sebagai sutra untuk mengkaitkannya dengan kitab-kitab Buddhis mengingat besarnya kecenderungan penggunaan terminologi Buddhis di dalamnya.

Dalam koleksi kitab ini, terdapat beberapa Sutra yang salah satunya adalah Sutra Mendengarkan Juru Selamat. Sutra dalam bahasa Mandarin ini menceritakan ajaran Kristen dan ditemukan dalam Gua-gua Mogao di Dunhuang yang terkenal sebagai Gua Seribu Buddha. Terdiri dari 206 syair, sutra ini menjabarkan ajaran fundamental Kristen. Sutra ini diawali dengan 20 syair pertama tentang konsep Tuhan dan para roh kudus yang melayaninya, dilanjutkan dengan penjelasan tentang manusia, dosa, dan moralitas. Selanjutnya sutra ini berbicara pula mengenai kelahiran dan kematian Yesus. Sekarang, kitab berisi sutra ini menjadi koleksi perpustakaan Kyou Shooku di Osaka, Jepang.

Upasaka Sasanasena Seng Hansen

Sedang menempuh studi di Australia.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *