• Saturday, 2 February 2019
  • Victor A Liem
  • 0

Dalam bahasa Jawa, kata prasojo itu artinya kesederhanaan. Kata ini sama artinya dengan sak madyo. Perilaku yang serba cukup, tahu kebutuhan, tidak cuek dengan kebutuhan, tapi juga tidak berlebihan.

Prasojo itu resep hidup bahagia. Kendati pun mungkin seseorang hidupnya lebih dari cukup. Mungkin sukses dan hidup sejahtera, tapi gaya hidup tetap sederhana. Ada pepatah, “Wajik klethik gula jawa, luwih becik sing prasaja.” Hidup sejahtera, bukan untuk berfoya-foya. Akan selalu lebih baik jika hidup itu tetap sederhana atau bersahaja.

Mengapa prasojo bisa menjadi resep hidup bahagia?

Karena jika keinginan dituruti terus maka tidak akan pernah selesai. Karena tidak berujung maka akan selalu hidup dalam penantian. Kesederhanaan itu juga berarti tidak memandang hal yang di atas itu istimewa. Karena apanya yang istimewa jika itu hanya membuat masalah baru?

Baca juga: Urip Iku Urup

Kesederhanaan itu juga hal yang lumrah dan wajar. Karena semua orang juga berangkat dari kesederhanaan ini. Dulu bisa hidup sederhana, tapi mengapa sekarang kok nggak bisa? Apa yang membedakannya? Walau tentu sekarang kita tidak harus hidup dalam gaya hidup yang sama persis dengan masa lalu, namun paling tidak hidup damai dan tenteram itu mesti bisa.

Prasojo itu mengatur keinginan agar tidak terjerumus pada keinginan yang tanpa batas. Mengetahui keinginan itu selalu ada batasnya, maka orang yang prasojo lebih mudah dalam memaklumi keadaan. Ini yang membuat prasojo itu menjadi salah satu resep hidup bahagia. Lebih tepatnya, kebahagiaan terletak dalam kesederhanaan.

Victor Alexander Liem 

Desainer batik tulis. Tinggal di Kudus, Jawa Tengah.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Victor A Liem

Penulis adalah pecinta kearifan Nusantara dan penulis buku "Using No Way as Way"
Tinggal di kota kretek, Kudus, Jawa Tengah. Memilih menjadi orang biasa, dan menjalankan laku kehidupan sehari-hari dengan penuh suka cita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *