• Saturday, 28 April 2018
  • Kirmi
  • 0

Era digital merambah seluruh penjuru dunia dan telah sampai di pedesaan. Anak usia dini sudah akrab dengan penggunaan handphone maupun tablet.

Orangtua banyak yang merasa bangga dapat membelikan tablet kepada anaknya sejak kecil dengan dalih agar anaknya dapat bermain game edukatif. Namun game perang dan game-game lain yang tidak edukatif juga ada.

Ada juga orangtua yang tidak mau ketinggalan ketika anak tetangga sudah memiliki gadget, ada pula yang berat hati membelikan tablet karena anaknya merengek dan bertingkah buruk jika tidak dibelikan.

Istilah mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat memang pas untuk menggambarkan penggunaan teknologi terutama handphone. Handphone yang semakin canggih dan semakin pintar mampu membius penggunanya hingga lupa dengan keadaan sekitar. Orangtua merasa nyaman apabila anaknya telah sibuk dengan gadget-nya sehingga tidak mengaggu mereka saat sedang menggunakan gadget.

Ikatan emosi semakin berkurang ketika setiap anggota keluarga sibuk sendiri dengan gadget. Masing-masing lebih memedulikan keadaan di dunia maya bahkan mudah terbawa emosi jika merasa terganggu. Kemutakhiran teknologi memang akan membantu kemudahan hidup manusia namun harus digunakan dengan bijak. Siapa yang harus mengedukasi masyarakat?

Pendidikan usia dini dijelaskan sebagai pondasi untuk generasi penerus bangsa. Berdasarkan gagasan tersebut dan menanggapi kekhawatiran budaya penggunaan gadget yang tidak bijaksana PAUD Saddhapala Jaya yang berada di Temanggung mengadakan lomba membacakan buku kepada anak, Senin (23/4). Orangtua dari peserta didik yang berusia 2-7 tahun antusias mengikuti kegiatan ini.

Orangtua yang kebanyakan sebagai ibu rumah tangga dan petani rupanya tidak ragu-ragu untuk membacakan buku untuk anaknya. Anak diminta memilih buku yang sudah disediakan kemudian diserahkan kepada orangtuanya. Anak sangat bersemangat untuk mengambil buku meskipun mereka belum bisa membaca, gambar menjadi perhatian mereka untuk menentukan pilihan.

Semangat

Melihat anak-anak bersemangat mengambil buku, menjadikan kami sebagai pendidik sangat bahagia, kiranya hal kecil ini dapat memberi warna dalam tumbuh kembang mereka.

Memberi rangsangan dan dorongan merupakan proses dari belajar di usia dini dan dengan diberinya mereka perhatian dan ruang dengan sendirinya mereka sudah mengenal dan mulai menyukai buku. Suatu kegiatan yang sederhana.

Tentu saja tidak semua anak tetap fokus terhadap buku yang dibacakan ibunya. Orangtua berusaha mendekatkan diri dan bukunya. Sang ibu terus menyampaikan isi buku dan berusaha mencari hal-hal di dalam buku yang membuat anaknya tertarik. Ibu akan memadukan cerita dengan pengalaman nyata anaknya.

Cara yang digunkan ternyata membawa anak yang tidak tertarik mampu membuat komunikasi dua arah terkait dengan buku yang dibacakan.

Semakin menarik mereka mewujudkan jalinan komunikasi yang positif dan intim. Membangun kedekatan emosi dan saling berbagi. Mereka dapat membangun pengetahuan secara bersama dan saling mendengarkan satu sama lain.

Kegiatan ini tidak akan berhenti di momentum lomba dengan adanya perpustakaan, sekolah akan meminjamkan buku kepada orangtua murid. Sekolah menfasilitasi dan mengawasi kegiatan tersebut. Program ini diharapkan agar orangtua sesekali dapat membacakan buku kepada anaknya sebelum tidur. Suatu saat kebiasaan positif yang semoga dapat terwujud di dalam banyak keluarga.

Kirmi

Tinggal di Temanggung, Jawa Tengah. Kepala Sekolah Paud Saddhapala Jaya.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *