• Friday, 8 December 2017
  • Calvin Wijaya
  • 0

Saya Calvin Wijaya, asal saya dari Sumatera Utara, Medan. Saya baru menetap di kota Yogyakarta 6 bulan terakhir untuk menempuh pendidikan S1 di Universitas Gadjah Mada, namun dalam waktu yang singkat itu, saya sudah bisa merasakan perbedaan yang ada.

Perbedaan pertama yang saya rasakan antara Kota Yogyakarta dan Kota Medan adalah cara orang-orang berkomunikasi. Maksud saya dalam kata “berkomunikasi” adalah bagaimana cara orang menyapa, sekedar ngobrol, maupun sikap tubuh dalam berkomunikasi.

Timbul pertanyaan dalam pikiran saya, apakah perilaku manusia di suatu tempat merupakan faktor kualitas kehidupan di tempat tersebut?

Saya akan menceritakan secara detail, apa saja perbedaan yang saya rasakan. Pertama, saya merasa orang-orang di Yogyakarta lebih murah senyum dan lebih ramah, alhasil saya merasakan kenyamanan yang tidak saya rasakan pada saat berada di Medan.

Misalnya, saya datang ke Yogyakarta pada tanggal 24 Juli 2017, pada saat itu saya memesan jasa transportasi online, ternyata bapak pengendara jasa transportasi online ini tidak mengetahui secara rinci lokasi yang ingin saya tuju ini berada di mana.

Pada saat kami kehilangan arah, bapak pengendara transportasi online berhenti dan menanyakan arah kepada jasa transportasi konvensional, dan bapak pengendara jasa transportasi konvensional menjawab dengan bersemangat, saya sontak terkejut.

Mengapa? Pada saat itu, jasa transportasi konvensional  sedang panas-panasnya ingin menurunkan jasa transportasi online karena dianggap mengambil pasar mereka. Di Medan, bahkan ada kejadian semacam tawuran antar jasa transportasi online dengan jasa transportasi konvensional. Namun kembali saya berpikir, apa ini hanya kebetulan, bapak pengendara jasa transportasi konvensional itu baik.

Kedua, saya merasakan sikap toleransi di Kota Yogyakarta ini lebih tinggi, entah itu soal ras, agama, ataupun bangsa. Pada saat di Medan, saya sering mengalami hal-hal tidak menyenangkan, seperti diteriaki “Cina” tanpa alasan yang jelas, ataupun mendengar suara tertawaan tidak jelas pada saat saya berdoa.

Sedangkan pada saat saya berada di kota Yogyakarta, saya merasakan sikap toleransi, dan keadilan yang ada, membuat saya sangat nyaman. Misalnya, pada saat berada pada acara tertentu, khususnya acara kerohanian, sebut saja acara kerohanian agama Buddha.

Pembicara yang datang yang bukan beragama Buddha, beliau akan memberikan kata sambutan yang diawali dengan salam Buddhis, Namo Buddhaya. Saya tidak tahu apakah saya berlebihan jika saya mengatakan ada perbedaan mencolok soal toleransi antara Kota Medan dengan Yogyakarta.

Masih banyak lagi perbedaan yang saya rasakan, namun yang ingin saya katakan pada tulisan ini adalah perilaku manusia terhadap sesama berpengaruh besar pada kehidupan seseorang.

Saya merasa lebih “nyaman” berada di Kota Yogyakarta. Saya dapat mengemukakan pendapat saya terhadap suatu hal tanpa ada keraguan, karena di Kota Yogyakarta, rasa hormat atau rasa menghargai sesama sangat tinggi.

Saya ingin menekankan bahwa perilaku sangat penting dalam kehidupan ini. Bayangkan seorang anak kecil yang mendapatkan tekanan besar dalam pikirannya, dan orang-orang di sekitar apatis dan tidak peduli, atau berperilaku kasar dan tidak sopan, apakah hal ini akan membuat anak itu optimis melihat masa depannya?

Hal-hal seperti inilah yang sering menjerumuskan manusia ke dalam hal-hal negatif seperti mengonsumsi narkotik atau hal-hal lain yang tidak bermanfaat dan lupa akan tujuan hidup yang lebih besar atau mimpi yang ingin dicapai. Maka dari itu, belajarlah berperilaku yang baik terhadap sesama.

*Calvin Wijayamerupakan peserta workshop EWW! Eka-citta Writing Workshop (19/11). Diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa Buddhis Universitas Gadjah Mada (Kamadhis UGM) bekerja sama dengan BuddhaZine

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *