• Tuesday, 27 September 2016
  • Komala Somadevi
  • 0

Pada 23 Oktober 2016 mendatang di Amerika Serikat, perusahaan pelopor action cam GoPro akan mengeluarkan drone (kendaraan udara tidak berawak) yang diberi nama ‘Karma’. Sebelum GoPro, sejumlah perusahaan juga pernah menggunakan istilah Buddhis sebagai merek. Tren menggunakan nama dan istilah Buddhis sudah berkembang sejak tahun 90an.

Berikut adalah tujuh nama dan merek terkenal yang menggunakan nama dan istilah Buddhis.

1. GoPro Karma

20160927-7-merek-terkenal-yang-meminjam-istilah-buddhis-2

Karma adalah drone pertama keluaran GoPro. Menurut CEO GoPro Nick Woodman, nama Karma dipilih karena GoPro ingin pengguna Karma menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya. Menurutnya, setiap orang bertanggungjawab atas kebahagiaan masing-masing. GoPro Karma didesain untuk menangkap momen-momen kebahagiaan tersebut, yang kemudian menjadi inspirasi bagi orang yang melihat momen tersebut –dalam bentuk gambar– untuk ikut menciptakan pengalaman-pengalaman membahagiakan yang penuh keindahan. Sehingga, Karma akan mempengaruhi kehidupan dan jalan hidup pemakainya.

Dalam Buddhisme, karma berarti tindakan yang dilakukan dengan motivasi tertentu. Tindakan ini akan menimbulkan konsekuensi bagi pelakunya, baik di masa kehidupan ini atau di kehidupan yang akan datang. Ketika kita melakukan tindakan baik dengan motivasi baik, maka akan menghasilkan kebahagiaan. Sebaliknya, ketika kita melakukan tindakan buruk dengan motivasi buruk, maka kita akan menerima penderitaan.

2. ASUS ZenFone

20160927-7-merek-terkenal-yang-meminjam-istilah-buddhis-3

ZenFone adalah seri smartphone populer yang dikeluarkan oleh perusahaan IT asal Taiwan, ASUS. Walaupun tidak menyebutkan secara spesifik mengapa ASUS menggunakan kata ‘Zen’, namun dapat diterka bahwa kata ini digunakan untuk mencitrakan produk yang eksklusif dan berkelas.

Istilah ‘Zen’ sendiri berasal dari kesalahan pengejaan. Kata ‘Zen’ muncul ketika masyarakat Jepang berusaha melafalkan ‘Chan’ –yaitu salah satu bentuk ajaran Mahayana Buddhisme di Tiongkok. Sementara itu, kata ‘Chan’ juga merupakan kesalahan pengejaan dari kata ‘Dhyana’ yang berasal dari bahasa Sanskerta dan memiliki arti ‘meditasi’.

Mungkin ASUS berharap dengan produk Zenfone, para pemakai bisa mencapai ketenangan batin seperti ketika bermeditasi?

3. Zenrooms

20160927-7-merek-terkenal-yang-meminjam-istilah-buddhis-4

Brand lain yang menggunakan kata ‘Zen’ adalah Zenrooms, sebuah aplikasi pemesanan hotel bertarif murah di Asia. Zenrooms merupakan keluaran Rocket Internet, sebuah perusahaan berbasis internet raksasa yang berlokasi di Jerman. Zenrooms bekerja sama dengan hotel dan guest house dan memberikan standarisasi pelayanan sehingga konsumen merasa nyaman walaupun tidak tinggal di hotel ternama.

 

4. Nirvana

20160927-7-merek-terkenal-yang-meminjam-istilah-buddhis-5

Siapa yang tidak kenal dengan band legendaris Nirvana? Walaupun dilingkupi tragedi akibat kepergian vokalis dan pendirinya, Kurt Cobain, akibat bunuh diri, Nirvana tetap dikenang oleh penggemarnya hingga saat ini.

Mengenai mengapa kata Nirvana dipakai sebagai nama band, Kurt Cobain menyatakan, “Saya menginginkan nama yang baik, indah dan menyenangkan. Tidak seperti nama-nama punk yang keras dan jahat seperti The Angry Samoans.

Buddhisme mengenal Nirvana sebagai kondisi di mana batin telah terbebaskan dari penderitaan dan kelahiran berulang. Banyak orang salah menganggap Nirvana adalah alam kehidupan. Bukan. Nirvana merupakan tujuan akhir dari praktik Buddhisme. Betapa indahnya jika kita semua bisa merealisasi Nirvana!

5. Canon

20160927-7-merek-terkenal-yang-meminjam-istilah-buddhis-6

Bagi pecinta fotografi, pasti mengenal merek dagang kamera yang sangat tersohor ini. Canon, didirikan pada tahun 1933 oleh Precision Optical Instruments Laboratory di Jepang, dan baru didaftarkan sebagai merek dagang pada tahun 1935. Sebelumnya, Precision Optical Instruments Laboratory pernah menggunakan nama “Kwanon” untuk produk kamera 35 mm yang diluncurkan pada tahun 1935. Baru pada tahun 1937, Precision Optical Instruments Laboratory mengajukan nama Canon –penyederhanaan dari Kwanon– sebagai nama perusahaan.

Kwanon adalah Bodhisattva welas asih versi orang Jepang, atau yang dikenal sebagai Kwan-Yin di Tiongkok dan Avalokiteshvara di Tibet.

6. Lotus Software

20160927-7-merek-terkenal-yang-meminjam-istilah-buddhis-7

Lotus Software berdiri pada tahun 1982, pada awalnya dinamai Lotus Development Corporation, kemudian menjadi perusahaan perangkat lunak terbesar ketiga di dunia pada tahun 1983. Namun pada tahun 1995, Lotus diakuisisi oleh perusaan teknologi International Business Machine (IBM), sehingga sejak saat itu tidak lagi mengeluarkan produk di bawah nama Lotus Software.

Dalam agama Buddha, bunga lotus atau bunga teratai, melambangkan keindahan dan kebahagiaan yang tumbuh walaupun berada di air yang berlumpur. Bunga lotus mencerminkan benak yang sudah tercerahkan, indah dan menawan, tidak terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. Bunga lotus juga mencerminkan salingketergantungan, bahwa tanpa adanya penderitaan (dicerminkan oleh air berlumpur), maka seseorang tidak akan memahami kebahagiaan yang sejati (dicerminkan oleh bunga lotus yang mekar sempurna). Keduanya saling membutuhkan.

7. Avicii

20160927-7-merek-terkenal-yang-meminjam-istilah-buddhis-8

Yang satu ini bukan produk atau jasa, melainkan nama panggung. Tim Bergling, dengan nama panggungnya DJ Avicii, adalah seorang musisi dan produser asal Swedia. Mengenai nama panggungnya, Bergling berkomentar, “Saya hanya berusaha mencari nama yang terdengar keren untuk akun MySpace saya –agar saya bisa menyebarkan musik yang saya buat.”

Dalam Buddhisme, avici adalah neraka terendah dari seluruh alam neraka. Disebutkan bahwa seseorang yang melakukan kejahatan seperti secara sengaja membunuh ayah kandung, ibu kandung, seorang Arahat, melukai seorang Buddha, menimbulkan perpecahan dalam Sangha, dalam kehidupan selanjutnya akan terlahir di neraka avici.

Boleh-boleh saja menggemari DJ Avicii, tetapi jangan sampai kamu terlahir di neraka avici ya.

Selain tujuh nama terkenal di atas, kita juga mengenal dua nama yang sangat terkenal dan kontroversial, yaitu Buddha Bar dan Buddha Belly. Buddha Bar adalah restoran dan hotel nirlaba yang awalnya berlokasi di Paris, Perancis. Pada tahun 2008, Buddha Bar membuka cabang di Jakarta, namun kemudian berganti nama menjadi Bistro Boulevard setelah menerima protes keras dari umat Buddha.

Serupa dengan Buddha Bar, Buddha Belly juga merupakan restoran yang menyediakan menu makanan Eropa dan Asia. Berlokasi di Inggris, Buddha Belly menampilkan Buddha Maitreya sebagai logonya.

Maraknya penggunaan nama dan istilah Buddhis tentu menimbulkan pertanyaan, apakah yang menarik dari Buddhisme sehingga penggunaan nama dan istilah tersebut dianggap bisa mempopulerkan suatu merek dagang? Bagaimanakah para pengusaha memaknai nama dan istilah Buddhis tersebut? Apakah penggunaan nama dan istilah Buddhis hanya sekadar karena eksotisme atau memang diserap esensinya?

Terlepas dari itu, tetap saja meluasnya penggunaan istilah Buddhis ini merupakan angin segar bagi umat Buddha. Ini membuktikan meningkatnya penerimaan masyarakat umum terhadap prinsip-prinsip Buddhis, seperti karma, kelahiran berulang, dan kedamaian batin. Kita tentu juga berharap bahwa suatu saat nanti ajaran Buddha bisa dipahami dan dipelajari lebih mendalam, sehingga membawa kebahagiaan bagi seluruh umat manusia.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Komala Somadevi

Perempuan. Lulusan perguruan tinggi di Bandung jurusan komunikasi internasional. Volunteer di thubtenchodron[dot]org. Kini menetap di Jogja. Mengelola tempat makan sederhana, "Angon".

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *