• Wednesday, 20 January 2021
  • Jo Priastana
  • 0

Bagaimana menemukan kebahagiaan yang lebih besar dan kepuasan dalam menjalani hidup? Buku “Being Nobody, Going Nowhere: Meditasi dengan Jalan Buddha, karya Bhikkhuni Ayya Khema ini menawarkan hal itu, yakni melalui jalan Buddha, melalui jalan spiritual.

Menurut Ayya Khema, Jalan Buddha itu sederhana, siapapun dapat melakukannya, dan dengan niat baik dan kebulatan tekad kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup dapat dicapai, di sini saat ini juga.

Sebagai sebuah jalan spiritual, buku ini tiada lain adalah juga sebuah penjelasan tentang bagaimana bermeditasi, bagaimana menata hati dan pikiran, menata perasaan serta berdiam secara alami dalam cinta dan kasih.

Buku ini merupakan panduan yang sangat tepat untuk siapa saja yang akan melangkah di jalan spiritual, meditasi dengan jalan Buddha untuk mendapati sumber kebahagiaan dan kepuasan yang berada pada diri yang tiada, tiada dimana-dimana, dan hanya disini dan saat ini.

Ayya Khema, seorang bhikkhuni keturunan Yahudi, menuliskan butiran-butiran mutiara Dharmanya tentang jalan meditasi Buddha secara komprehensif dan tepat pada tujuan yang sesungguhnya.

Baca juga: Menemukan Cinta Sejati

Menurutnya, anggapan meditasi yang bertujuan untuk mencapai ketenangan adalah tidak sepenuhnya benar. Baginya ketenangan hanyalah alat untuk tercapainya tujuan yang sesungguhnya yakni pemahaman.

Seringkali orang keliru menyamakan alat dengan tujuan. Kebahagiaan yang besar dan kepuasan dalam hidup terjadi bila kita memiliki pemahaman yang jernih tentang kenyataan hidup ini dimana ketenangan bisa menjadi syarat dan alatnya.

Bhikkhuni yang lahir di Berlin pada tahun 1932 ini dan mendirikan beberapa tempat meditasi dan biara hutan ini menuliskan secara lengkap seluk beluk jalan meditasi Buddha dalam bukunya ini. Dalam tiga belas bab ia memaparkannya, dimana di dalam setiap babnya kita akan menemukan penjelasannya yang rinci dan jernih.

Pada akhir pembacaan bukunya ini kita akan memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang jalan Buddha melalui meditasi. Meditasi sebagai pembebasan dari “keakuan-diri” yang terpisah dan yang dapat dialami tidak dimana-dimana melainkan “disini dan saat ini” juga (being nobody, going nowhere). Inilah yang menjadi pokok dan tujuan pembabaran ajaran-ajaran Buddha yang disajikan Ayya Khema.

Tidak sulit untuk membaca dan mengalami pemahaman dari penjelasannya dalam setiap bab isi bukunya ini. Penulis yang telah berkarya lebih dari dua puluh lima buku tentang meditasi dan ajaran Buddha dalam berbagai bahasa ini, mengawalinya dalam bab pertama mengenai Meditasi – Mengapa dan Bagaimana?

Sebuah sajian yang begitu menarik dan memungkinkan kita mengenali meditasi, bukan sebagai sesuatu yang sangat jauh, berat dijalani, atau melalui program-program tertentu namun berada dinamis dalam hidup keseharian kita.

Meditasi dimana kita menjalani hidup sesungguhnya dalam setiap saat dengan sadar penuh. Bab kedua yang memastikan bahwa meditasi itu sungguh mempengaruhi hidup kita, dan bab ketiga menghadirkan penjelasan jernih mengenai pokok meditasi yang berkenan dengan ketenangan dan pemahaman.

Baca juga: Kebahagiaan Bersyarat, Tahan Berapa Lama?

Dalam bab-bab berikutnya disajikan tentang pokok ajaran Buddha yang semuanya berkaitan dengan meditasi, seperti: Empat Sahabat (metta, karuna, mudita, upekkha), meditasi cinta kasih, lima rintangan (hawa nafsu, itikad buruk, kemalasan dan kelambanan, kegelisahan dan kecemasan, keraguan skeptis), karma dan tumimbal lahir, ceramah tentang cinta kasih, empat macam kebahagiaan (kontak indra, dewa, konsentrasi, pemahaman), lima kelompok (khanda 5: tubuh, perasaan, persepsi, bentuk-bentuk mental, kesadaran indra), sepuluh sifat kebajikan, Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Mulia Berunsur Delapan, dan diakhiri dengan bab Permulaan Hidup Baru.

Ajaran-ajaran Buddha yang luhur itu disajikan secara rinci dan mudah dipahami sehingga menjadikan kita dapat merasakan betapa pentingnya meditasi sebagai jalan Buddha, dan karenanya memang sudah sepantasnya setiap umat Buddha melakukan praktek meditasi dalam keseharian.

Secara langsung dan tajam, Ayya Khema menyebutkan dua komponen penting yang perlu dicermati sehubungan dengan meditasi ini, yaitu: tubuh dan pikiran. Bila tubuh pastinya selalu lebih terasa untuk kita rawat dan perhatikan seperti mandi, berpakaian, istirahat, dan mencari kesembuhan ketika sakit, memberikan makanan bergizi dan sebagainya, dan demikian juga seharusnya dengan pikiran.

Meditasi memungkinkan kita menengok pada pikiran dan memperlakukan seperti halnya pada tubuh. Bila pikiran kotor ya disucikan, bila pikiran lelah ya diistirahatkan, bila pikiran kacau ya bisa berkonsentrasi, fokus, karena pikiran hanya mampu melakukan satu hal dalam satu waktu untuk hidup terasa berkualitas.

Buku dari penulis yang sudah melanglang-buana di daerah spiritualitas Buddha ini tidak hanya kaya dengan informasi yang tepat sasaran dan komprehensif mengenai meditasi dengan jalan Buddha, tetapi juga menggelitik kita untuk menjadi malu pada diri dan kehidupan kita apalagi sebagai siswa jika tidak melakukan meditasi. Buku Ayya Khema ini betul-betul bisa mendekatkan pada Buddha dan Dharma sebagai suatu kesatuan.

Sebagaimana Buddha katakan: “siapa pun yang melihat Dharma, ia melihat-Ku.” Jika anda melihat Dharma di dalam diri anda sendiri, anda dapat melihat Buddha.

Buddha artinya pencerahan, pencerahan dicapai Buddha dalam meditasi. Sebuah buku Buddhadharma yang layak tersedia di rumah dan pantas dipelajari oleh siapa saja yang memandang dirinya sebagai siswa-siswa Buddha! ***

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *