• Tuesday, 21 February 2012
  • Sutar Soemitro
  • 0

Ahli arkeologi Mundardjito, budayawan Goenawan Mohammad, dan sejumlah tokoh dari berbagai kalangan mengeluarkan petisi “Save Muarajambi” di kantor Indonesia Center for Sustainable Development (ICSD), Jakarta, Kamis, (9/2). Petisi berisi lima poin langkah penyelamatan situs percandian kuno itu dilayangkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Gubernur Provinsi Jambi Hasan Basri Agus, dan Bupati Kabupaten Muara Jambi Burhanuddin Mahir.

Poin pertama yang mereka tuntut, pemerintah pusat dan pemerintah daerah Jambi segera mengukuhkan kawasan percandian Muara Jambi sebagai kawasan cagar budaya nasional yang dilindungi oleh Undang-Undang Cagar Budaya Nomor 11 Tahun 2010. Poin kedua, kawasan budaya itu ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional berdasarkan UU Nomor 26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Poin ketiga, pemerintah menerbitkan payung hukum bagi pelestarian kawasan percandian Muara Jambi sebagai kawasan wisata sejarah terpadu, seperti yang telah dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 22 September 2011.

Poin keempat, mereka mendesak perusahaan-perusahaan yang beroperasi di kawasan percandian Muara Jambi untuk segera menghentikan semua aktivitasnya dan merehabilitasi semua kerusakan. Poin terakhir, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat melakukan langkah nyata menyelamatkan dan mengembangkan kawasan percandian Muara Jambi, termasuk mengupayakan dengan maksimal diperolehnya pengakuan situs ini sebagai warisan dunia (World Cultural Heritage) dari UNESCO.

Kawasan cagar budaya Muara Candi adalah daerah-daerah yang mencakup tujuh wilayah desa di Kabupaten Muara Jambi. Ketujuh desa tersebut adalah Desa Dusun Baru, Desa Danau Lamo, Desa Muarajambi, Desa Kemingking Luar, dan Desa Kemingking Dalam, serta Desa Teluk Jambu dan Desa Dusun Mudo.

Terletak sekitar 40 km dari ibu kota provinsi, di kawasan ini terdapat kompleks candi peninggalan Kerajaan Melayu Kuno dan Sriwijaya abad 7-14 Masehi. Kawasan tersebut memiliki luas 2.612 hektar, merupakan kawasan percandian terluas di Indonesia dan pernah tercatat sebagai kawasan pemukiman kuno terbesar dan terpadat di pulau Sumatera. Ada sekitar 90 bangunan candi dengan berbagai bentuk yang terbentang sepanjang 7,5 km di tepi sungai Batanghari, sungai terpanjang di Sumatera. Candi-candi itu adalah Candi Teluk I, Candi Teluk II, Candi Cina, Menapo Cina, Menapo Pelayangan, Menapo Mukti, dan Menapo Astano. Menapo adalah tumpukan batu yang sudah tertimbun.

Muara Jambi juga dipercaya sebagai lokasi penting penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara bersama dengan Jawa, Tibet, Thailand, dan Kamboja. Ini bisa dilihat dengan adanya biara-biara yang menjadi tempat pendidikan agama khususnya aliran Tantrayana. Bahkan dipercaya, lokasi ini pernah menjadi pusat pendidikan agama Buddha setelah Nalanda di India. Dunia juga mengakui bahwa nilai-nilai dan pemikiran Buddhisme yang disusun oleh Bhiksu Dharmakirti sebagai bhiksu besar dari Sumatera sangat dikagumi, bahkan menjadi pembaharu Buddhisme di Tibet yang dikenal sebagai ajaran Sherlingpa (ajaran orang Suwarnadwipa/Sumatera/Jambi).

Keberadaan situs yang menjadi saksi sejarah masa kerajaan Melayu Kuno dan Sriwijaya abad 7-14 M ini terancam akibat kerusakan yang dilakukan oleh perusahaan industri batubara dan kelapa sawit, serta industri hulu lainnya yang dibangun di zona inti kawasan Muarajambi.

“Situs ini kan bagian sejarah bangsa kita, jati diri kita. Harusnya kita lindungi bukannya malah hancur akibat industri,” ujar Prof. Mundardjito, arkeolog senior sekaligus guru besar Universitas Indonesia, yang menjadi salah satu tokoh pionir usaha penyelamatan situs Muara Jambi.

Upaya penyelamatan kawasan percandian Muara Jambi telah dimulai secara fisik dengan membersihkan area percandian, penyelamatan artefak, serta penggalian bukit-bukit kecil yang ternyata berisi candi.

“Situs Muara Jambi secara fisik telah terselamatkan sebagian. Yang belum adalah perlindungan secara hukum,” kata Junus Satrioatmodjo, Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang juga arkeolog senior.

Hingga Selasa, 21 Februari 2012 sekitar pukul 13.00, sudah ada 2.202 orang yang menandatangani petisi itu. (dari berbagai sumber)

Anda bisa ikut memberi dukungan melalui http://www.petitions24.com/save_muarajambi

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *