Mungkin kita jarang mendengar nama kota Sankasia. Padahal kota ini pada masa jayanya merupakan salah satu tempat suci bagi umat Buddha. Sankasia, juga disebut Sankissa atau Sankasya, adalah sebuah kota kuno di India yang makmur di zaman Buddha Gautama. Menurut sumber catatan buddhis, kota ini terletak sejauh 30 league dari Savatthi.
Setelah parinibbana Buddha Gautama, Raja Ashoka yang turut berperan penting dalam penyebaran agama Buddha di India kala itu, membangun kota ini dan meletakkan salah satu pilarnya yang terkenal, Pilar Ashoka. Raja juga membangun sebuah stupa dan vihara yang memperingati kunjungan Buddha di kota ini. Vihara ini bahkan masih eksis, hingga saat ini sedangkan reruntuhan stupa masih dapat ditemukan sebagai bagian dari vihara Vishari Devi.
Kejadian di Sankasia
Sankasia/Sankissa mendapatkan ketenarannya dari berbagai pernyataan yang tercatat dalam kitab komentar Tipitaka. Namun di dalam Tipitakanya sendiri, kejadian sebagaimana disebutkan terjadi di kota ini tidak diceritakan sama sekali.
Menurut Kitab Komentar Dhammapada XIV, No. 2, setelah Sang Buddha menyelesaikan masa vassa di Surga Tavatimsa, Beliau memberi tahu Sakka tentang niat-Nya untuk kembali ke bumi. Setelah itu, Sakka menciptakan 3 tangga; yang pertama terbuat dari emas, yang kedua terbuat dari permata, dan yang ketiga terbuat dari perak.
Di sisi kanan adalah tangga emas yang diperuntukkan bagi para Dewa, di sisi kiri adalah tangga perak untuk Maha Brahma dan keretanya, dan di tengah-tengah adalah tangga permata untuk Sang Buddha. Saat Sang Buddha turun melalui tangga permata, para Dewa dan Brahma menghormati-Nya dengan mendampingi-Nya di setiap sisi. Dengan rombongan ini Sang Buddha turun dan menginjakkan kaki di bumi di Gerbang Kota Sankasia.
Yang Mulia Sariputta adalah orang pertama yang menyambut Beliau, diikuti oleh bhikkhuni Uppalavanna. Dari kota Sankasia ini kemudian Buddha pergi menuju Jetavana. Karena peristiwa ajaib yang disaksikan oleh banyak orang ini, Sankasia menjadi tempat suci Agama Buddha yang penting dan beberapa stupa dan vihara didirikan disini.
Pilar Ashoka
Raja Asoka mengunjungi Sankasia sebagai bagian dari rencana perjalanan ziarahnya pada tahun 249 SM. Menurut Fa Hsien, Raja Asoka membangun sebuah cetiya di atas tempat Sang Buddha menginjakkan kaki-Nya di bumi. Di belakang cetiya, ia mendirikan pilar batu setinggi 18,3 m dengan kepala singa di atasnya dan di keempat sisinya ia menempatkan patung Buddha.
Fa Hsien juga melihat stupa dan vihara lain yang dihuni oleh sekitar 1.000 bhikkhu dan bhikkhuni. Ketika Hsüan Tsang tiba pada tahun 636 M, dia melihat sangharama yang besar dengan konstruksi yang indah, di mana dihuni 100 bhikkhu dan umat awam. Dia juga melihat Pilar Asoka setinggi 21 m dengan ukiran figur di keempat sisi dan sekelilingnya, serta menyebutkan keberadaan beberapa stupa.
Selain kisah-kisah para peziarah Tiongkok ini, sejarah Sankasia tetap hilang selama 1.200 tahun berikutnya sampai Sir Cunningham menemukannya kembali di Desa Sankisa-Basantapur modern di Distrik Farrukhabad, Uttar Pradesh. Desa ini terletak di dataran tinggi 12,2 m di area seluas 14 hektar.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara