Patung Buddha Bamiyan raksasa di Afghanistan dibangun kembali, menggunakan sinar. Pada Minggu (7/6/2015) lalu, 14 tahun setelah patung bersejarah tersebut dihancurkan oleh milisi Taliban, seniman membuat animasi menggunakan teknologi proyeksi sinar tiga dimensi (3D), mengisi goa yang kosong dimana sebelumnya patung Buddha Bamiyan berdiri.
Sebuah proyektor seharga 120 ribu dollar (sekitar Rp 1,6 miliar) yang digunakan disumbang oleh pasangan Tiongkok, Janson Yu dan Liyan Hu. Yu dan Hu merasa sangat sedih ketika patung dihancurkan pada tahun 2001.
Sebagai bentuk penghormatan, mereka meminta izin kepada UNESCO dan pemerintah Afghanistan untuk melaksanakan proyek ini. Sebanyak 150 warga lokal menyaksikan peristiwa langka tersebut. Mereka mengamati dengan seksama dan memainkan musik sepanjang malam.
Dua patung Buddha Bamiyan dibangun sekitar abad keenam, dengan tinggi masing-masing 115 dan 174 kaki. Sebelum dihancurkan, kedua patung tersebut ditetapkan sebagai benda cagar budaya oleh pemerintah setempat.
Pada awal tahun ini, BBC mewawancarai Mirza Hussein, salah seorang yang ikut menghancurkan patung tersebut. “Saya menyesal saat itu, sekarang, dan selamanya,” ujar Mirza. “Tapi saya tidak dapat menolak. Saya tidak ada pilihan lain karena mereka akan membunuh saya (jika menolak ikut menghancurkan patung).”
Pada Februari, UNESCO mengumumkan desain sebuah pusat cagar budaya di Bamiyan, untuk menunjukkan tidak hanya monumen yang hilang pada tahun 2001, namun juga budaya humanis yang masih tumbuh subur di wilayah tersebut.
Pada awal Juni ini, wilayah Bamiyan dinobatkan sebagai Pusat Budaya Asia Selatan 2015. (lion’s roar)
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara