Kelas Menulis sebagai Meditasi Sehari-hari dari Mas Sulak membuat saya lancar menulis tiap hari.
Hari ini, 9 Januari 2023, merupakan hari ke-…, sebentar saya hitung dulu, ke-15 sejak saya mulai menulis tiap hari. Biang keroknya? Mas Sulak A.S. Laksana. Gara-gara mengikuti kelas Menulis sebagai Meditasi Sehari-hari (MSMS) yang diadakannya, saya terinspirasi untuk menulis tiap hari.
Ini kelas Mas Sulak keenam yang saya ikuti. Materi pada tiap kelas itu dikirimkan melalui surel tiap hari selama periode tertentu. Baru kali ini saya menemukan model kelas seperti itu. Biasanya saya mengikuti kelas yang disampaikan dengan lisan — meski ada juga bahan tertulisnya — baik secara langsung maupun melalui video rekaman. Saya juga pernah mengikuti kelas tertulis melalui grup WhatsApp, tetapi itu pun interaktif.
Kelas tertulis memaksa kita untuk membaca. Membaca merupakan kebiasaan yang harus dimiliki seorang penulis. Lagi pula, wajarlah kelas menulis disampaikan melalui tulisan pula. Itu semua hiburan saya untuk diri sendiri yang keheranan terhadap metode yang dipilih Mas Sulak.
Saya mengikuti kelas pertama, Menggambar dengan Kalimat (MDK), atas saran Mbak W pada April 2020. Sebagai orang teknik yang terbiasa menulis tanpa banyak gaya, saya mendapat banyak manfaat dari kelas itu. Tulisan saya — paling tidak menurut saya pribadi — menjadi lebih lentur.
Setelah itu, saya mengikuti tiga kelas lanjutan MDK, yaitu Plot dan Struktur Cerita, Dialog, serta Penciptaan Karakter. Mumpung sedang harus selalu di rumah karena pandemi, saya berniat untuk menumbuhkan keterampilan — dan keberanian — saya dalam menulis fiksi. Ada satu kelas lagi, Menulis Dongeng, yang saya ikuti meski belum terbayang kapan akan memakai ilmu yang diperoleh dari sana. Yang jelas, saya jadi berani menulis fiksi.
Sambil lalu, kaidah penulisan judul acara atau kelas di tengah kalimat belum ditetapkan secara eksplisit oleh EYD. Saya memutuskan untuk menulisnya tanpa huruf miring dan tanpa diapit tanda petik. Tidak ada alasan khusus mengapa saya memilih itu. Pengin aja. Jadi melantur, kan? Ini lagi-lagi akibat kelas-kelas yang saya ikuti itu.
Kembali kepada MSMS, kelas ini mestinya menjadi kelas pertama seorang penulis. Sederhananya, ada empat kelompok materi yang disampaikan pada kelas ini, yaitu bawah sadar, kreativitas, fokus, dan keberuntungan. Semua materi itu sebenarnya tidak terlalu membahas masalah teknis kebahasaan, tetapi lebih bertujuan untuk menumbuhkan inspirasi dan motivasi. Namun, efeknya dahsyat.
Uraian tentang bawah sadar memaksa saya untuk menekan pikiran sadar yang linier dan kritis. Penggunaan bawah sadar menumbuhkan kreativitas yang menghasilkan alternatif pemikiran. Dari berbagai alternatif ini, kekuatan fokus membantu kita menajamkan gagasan tulisan. Terakhir, materi keberuntungan memperbaiki kondisi pikiran kita untuk siap menulis.
Menurut saya, pemilihan “keberuntungan” sebagai nama untuk kelompok materi terakhir kurang tepat. Materi bagian itu juga membahas, antara lain, integritas dan intuisi. Saya pikir bagian itu sebaiknya diberi nama “sikap positif”. Namun, itu hak pembuat kelas.
Saya perlu mengakui bahwa saya tidak mengikuti kelas MSMS dengan baik. Saya tidak membaca materi yang dikirim tiap hari. Saya menumpuk materi hingga akhir pekan dan membaca sekaligus. Saya juga jarang mengerjakan tugas meski — berbeda dengan kelas-kelas yang saya ikut sebelumnya — tidak banyak tugas yang diberikan pada kelas ini.
Jika ingin menumbuhkan motivasi untuk rajin menulis, ikutilah kelas ini. Biaya Rp150 ribu untuk kelas ini saya rasa relatif tidak besar. Imbauan ini saya tulis dengan sukarela dan senang hati karena merasakan sendiri manfaat MSMS. Sudah 15 hari saya menulis tiap hari. Ide tulisan muncul tanpa henti dan selalu saya catat. Saya pun senang karena dapat menulis dengan lebih luwes.
Pekerjaan rumah berikutnya adalah melatih kecepatan menulis. Sekarang, saya memerlukan waktu rata-rata satu jam lebih sedikit untuk menulis sekitar 500 kata. Target saya 40 menit. (Ivanlanin.medium.com)
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara