Pentas kabaret “Perjalanan Dharma Guru Besar Xuan Zang” memukau penonton yang hadir di Nusa Indah Theatre, Balai Kartini, Jl. Gatot Subroto Kav. 37, Jakarta Selatan. Pertunjukan digelar dua kali, yaitu pada Sabtu dan Minggu, 28-29 Maret 2015. Pertunjukan hari pertama dihadiri sekitar 800 orang, sedangkan hari kedua dihadiri sekitar 500 orang.
Para pemain kabaret profesional yang berasal dari Foo Hai Ch’an Temple, Singapura di bawah asuhan Bhiksu Ming Yi benar-benar mempertunjukkan kelasnya. Mereka berhasil menghadirkan perjalanan spiritual Master Xuan Zang dengan nuansa yang berbeda. (Baca juga Bhiksu Tong Sam Cong Datang ke Indonesia!)
“Dramanya seru. Kayaknya ini baru yang pertama ada yang kayak gini. Acaranya keren, visualnya juga keren,” kesan Andy William, salah seorang penonton. Bagi Andy, ini pertama kalinya baginya melihat pentas drama Buddhis menggunakan teknologi cukup canggih.
“Ini sudah satu step lebih maju untuk penggunaan LED di teater, apalagi untuk Buddhis. Karena untuk Buddhis kan boro boro LED, yang standar aja jarang. Tapi ini di-mix dengan teknologi jadi lebih keren,” lanjut Andy.
Yang dimaksud Andy adalah penggunaan LED sebagai latar untuk menampilkan setting cerita. Panel-panel LED tersebut menghadirkan gambar dan animasi yang membuat pentas kabaret menjadi terasa nyata. Alhasil, penonton seperti sedang menonton kabaret dan menonton bioskop secara bersamaan.
“Adegan demi adegan yang diperankan pemain dapat mewakili suasana saat perjalanan dan halangan rintangan yang datang tidak memupus semangat,” ujar Fenni yang juga dibuat terkesan oleh kabaret ini.
Akting para pemain memang patut diacungi jempol. Dialog-dialog yang panjang dan memiliki pesan Dharma yang dalam, banyak tersaji, namun semuanya dapat tersaji dengan apik.
“Spektakuler!” seru Andrie Wongso yang hadir dengan sedikit terpincang karena kakinya cedera akibat main bulu tangkis.
“Biasanya drama itu rekaman atau langsung. Jadi kalau kata-katanya pendek, mudah. Tapi kalau ini kata-katanya panjang lebar dan sarat muatan Buddha Dharma, sangat sulit,” puji Andrie Wongso.
“Ini seharusnya dinikmati lebih banyak orang, disuarakan, diberitakan, diiklankan lebih awal. Tidak hanya di Jakarta, tapi juga di Surabaya, Makassar, Medan, Bandung, dan kota besar lainnya,” Andrie Wongso menambahkan.
Kabaret “Perjalanan Dharma Guru Besar Xuan Zang” bercerita tentang perjalanan Master Xuan Zang ke Barat (India) untuk mengambil kitab suci Tripitaka. Tekad Master Xuan Zang untuk pergi ke Barat sangat kuat dan tak tergoyahkan oleh apa pun, bahkan hingga mengancam nyawanya.
Pada tahun 627 M, kota Chang An pada masa Dinasti Tang mengalami banyak bencana sehingga banyak rakyat yang tidak dapat bertahan hidup sehingga banyak yang melarikan diri. Tapi di tengah kekacauan itu, masih ada orang yang pergi meninggalkan Chang An bukan untuk melarikan diri, melainkan demi Ajaran Buddha. Dialah Master Xuan Zang.
Tekad Master Xuan Zang sangat kuat, “Walaupun kepala ini dipenggal atau terbunuh dalam perjalanan, arah jari ini hanyalah ke arah Barat.”
“Apa yang bisa kita lihat dari pertunjukan ini adalah pengorbanan, dedikasi, kegigihan Master Xuan Zang untuk membawa Dharma dari India untuk diterjemahkan ke Tiongkok. Ada banyak sutra yang diterjemahkan oleh Master Xuan Zang, salah satu karya terbesarnya adalah Sutra Hati,” jelas Bhiksu Ming Yi.
Bhiksu Ming Yi juga merasa senang karena diundang untuk mementaskan kabaret yang tujuan utamanya adalah untuk penggalangan dana pembangunan Klinik Cuci Darah Maha Maitri yang dikelola oleh Yayasan Dharmasagara yang terletak di Jalan Taman Sari Raya No 77A-B, Jakarta Barat.
“Selamat menikmati pertunjukan, tapi jangan lupakan penderitaan pasien cuci darah. Mereka membutuhkan uang, itulah kenapa pusat cuci darah ini dibangun,” pesan Bhiksu Ming Yi.
Pentas kabaret ini juga menghadirkan penampilan murid-murid Sekolah Mahabodhi Vidya yang mempertontonkan kemampuan menyanyi dan wushu. Sekolah Mahabodhi Vidya juga dikelola oleh Yayasan Dharmasagara di bawah binaan Bhiksu Kusalasasana.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara