Salah satu yang spesial dari peringatan Waisak 2561 BE/2017 di Candi Borobudur Rabu (10/5) lalu adalah konser kolaborasi komposer Buddhis ternama asal Malaysia, Imee Ooi yang berkolaborasi dengan gitaris grup band Gigi, Dewa Budjana. Dalam konser sekaligus peluncuran album bertajuk In Metta ini, Imee dan Dewa Budjana memainkan tiga lagu: Tisarana, Om Mani Padme Hum, dan tentu saja lagu hits Imee Ooi, Chant of Metta.
Di sela-sela latihan dan cek sound, BuddhaZine mendapatkan kesempatan wawancara khusus dengan Imee. Menurutnya, bisa tampil di Candi Borobudur apalagi berkolaborasi dengan sosok Dewa Budjana adalah kesempatan yang langka dan istimewa.
“Ini adalah contoh yang sangat bagus dan luar biasa. Dewa Budjana itu bukan Buddhis, beliau Hindu dan saya Buddhis. Tetapi saya rasa saat ini, ketika di mana-mana banyak terjadi kekacauan, huru-hara masyarakat bahkan dunia, semua orang makin tergerak untuk berbuat sesuatu, berbuat untuk masyarakat dan dunia. Bagaimana menolong orang untuk menyebarkan harmoni. Banyak artis memang sedang mengarah ke tujuan ini, selain dia bermain musik, juga berbuat sesuatu melalui seni untuk sosial masyarakat,” ungkap Imee.
“Saya rasa Dewa Budjana adalah legenda Indonesia, bahkan dunia. Saya rasa ia ingin membuat suatu kolaborasi dengan artis, mungkin Buddhis begitu, untuk menyebarkan pesan-pesan yang bagus untuk harmoni dan kasih sayang. Mungkin dia pun mau berbagi cara bermain gitar kepada kita semua,” lanjut Imee.
Perjumpaan Imee Ooi dengan Dewa Budjana sendiri terbilang menarik. Menurut Imee, perjumpaannya dengan gitaris Gigi ini merupakan perpaduan yang pas dan cocok dalam segala hal. Imee berkisah, “Saya rasa saat itu Dewa memang ingin berkolaborasi dengan artis Buddhis. Awalnya saya belum pernah dengar siapa itu Dewa Budjana, saya memang kurang memperhatikan jazz. Lalu datang dua orang dari Indonesia, dan saya cari (tahu) siapa itu Dewa Budjana. Oh ternyata ia sangat ramah dan melegenda, jadi saya sangat gembira dan merasa sangat terhormat.”
Lantas Dewa Budjana datang ke Kuala Lumpur. Lagu pertama yang mereka mainkan bersama adalah Tisarana. Imee memainkan piano, sedangkan Budjana memainkan gitar. Dari situlah kemudian kolaborasi terjalin. Setelah perjumpaan itu, keduanya saling bertukar email.
Mendapat rekan kolaborasi yang cocok dan mendapat tawaran manggung di Candi Borobudur dalam acara Waisak menjadi momentum istimewa bagi Imee, “Tiba-tiba Siti Hartati Murdaya datang, dia punya acara Waisak di Borobudur dan menawarkan untuk tampil sekalian untuk launching album. Kan bagus kalau diluncurkan di Borobudur apalagi pas Waisak.
“Awalnya saya rasa saya tidak bisa karena pas ada konser di China. Tapi saya rasa ini peluang yang sangat istimewa, jarang sekali ada orang yang bisa tampil menyanyi di Borobudur. Apalagi Borobudur adalah tempat bersejarah agama Buddha. Sebagai umat Buddha kalau bisa bernyanyi di depan sini, ini bukan hanya sekadar pertunjukan, tetapi ini juga semacam laku spiritual melalui lagu. Melalui lagu kita tunjukkan kepada dunia, ini bisa menjadi harmoni. Kalau orang punya seni dan keikhlasan harus ditunjukkan, jangan hanya untuk sendiri saja,” pesan perempuan yang selalu berpakaian serba gelap ini.
“Kalau kita punya niat berbuat sesuatu tetapi tidak membuat aksinya, hanya akan terkurung dalam seninya sendiri. Meskipun kita sudah berkarya selama 50 tahun tetapi hanya untuk diri sendiri, saya rasa kurang mempunyai makna. Tetapi satu karya saja kalau kita sudah bisa ke tahapan seni yang lebih tinggi, saya rasa itu adalah spiritual. Semua komposer, baik Buddhis maupun Kristiani, komposer-komposer yang melegenda semua, mereka mencapai tahap spiritual, baru karyanya bisa dirasakan oleh orang lain.”
Mengenai album baru yang bertajuk In Metta, Imee ingin memberi pesan kepada semua orang untuk selalu menyebarkan kasih sayang. Ada empat lagu dalam album ini. Imee merekamnya di Jakarta tiga hari. Awalnya hanya dua lagu, semakin akrab dengan Dewa Budjana membuat mereka kemudian membuat dua lagu lagi.
Imee menyebut dirinya dan Budjana memiliki kemiripan, dari segi seni dan umur. Menurutnya, “Dari segi seni, kita juga ingin membantu, berbuat lebih untuk sesama umat dan masyarakat. Hindu atau Buddha atau apa pun itu agamanya, apabila dia suka musik, dari musik ini saya rasa semua orang bisa mendapat ketenangan atau kegembiraan.”
Sementara itu Dewa Budjana melalui akun Instagramnya @dewabudjana bercerita ini adalah pengalaman keempat mengerjakan lagu spiritual. Sebelumnya ia pernah mengerjakan album Nyanyian Dharma (Hindu) tahun 1997, lalu mulai tahun 2004 mengerjakan album Ramadhan bersama Gigi hingga sekarang, dan tahun 2013 mengerjakan album Natal.
“Dan kali ini saya berkolaborasi dengan komponis Buddhis, Imee Ooi menggarap album In Metta. Dan akan launching pada saat perayaan Hari Suci Waisak tanggal 10 Mei tengah malam di altar Candi Borobudur, Magelang,” tulis Dewa Budjana.
Imee menyebut cinta kasih (metta) adalah tema yang sesuai dengan kondisi saat ini, “Metta itu cinta kasih universal, itu saja yang ingin kami sampaikan. Semua makhluk bisa merasakan metta, binatang pun bisa merasakan dan mempunyai metta (kasih sayang). Saya rasa itu lebih kindness.”
“In Metta, maksudnya kita dalam metta. Kita bukan hanya memberi metta saja, tetapi juga di dalam metta. Sudah terima metta dari orang lain, dalam hati kita harus selalu terima. Dalam situasi meditasi kita juga harus dalam metta. Meditasi bukan berarti kita hanya menyendiri, meditasi bisa dilakukan dengan aksi-aksi metta menolong orang. Contohnya perhatian kita, kita tumpahkan kepada apa yang kita buat dengan cara yang bagus, sempurna, terang, dan adat-adat yang dimiliki semua orang. Itulah pesan In Metta. Jadi kita mempunyai keluarga metta, itulah pesan yang ingin saya sampaikan kepada dunia melalui In Metta,” pungkasnya.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara