Ong Hok Cun, biasa disapa dengan Acun, sejak di dalam kandungan tidak pernah tahu arti kebahagiaan. Dia tumbuh besar tanpa kasih sayang ayahnya, Ong Hay Tong, yang mengalami depresi karena jatuh bangkrut akibat judi dan main perempuan.
Acun menjadi tulang punggung keluarga, mengharuskannya tumbuh dewasa dengan bekerja mencari nafkah membantu ibunya Tan Hin Nio dan merawat adik-adiknya. Kondisi keluarga dan kerasnya kehidupan menuntun Acun mencari makna kehidupan.
Jodoh baiknya dengan seorang bhikkhu saat kecil membuat Acun terinspirasi dan bercita-cita luhur menjadi bhikkhu yang membawa misi menebarkan kebajikan kepada keluarga dan semua makhluk. Bahkan ia sempat mengikuti Pabajja Samanera Sementara pada tahun 1997. Sayang keinginan baik tersebut ditolak keras oleh ibunya karena menginginkan Acun dapat meneruskan marga “Ong”.
Acun tidak putus asa, dia mencari cara agar tetap bisa melakukan kebajikan dengan bekerja di misi amal Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang menolong sesama tanpa memandang suku, agama, dan ras.
Diterpa kemalangan dan penderitaan hidup sejak di dalam kandungan hingga dewasa, tidak membuat Acun menyerah. Kondisi tersebut menempa Acun menjadi sosok yang dapat memberi inspirasi banyak orang, seperti bunga teratai.
Kisah yang dialami Acun ini tergambar dalam drama kisah nyata Seindah Bunga Teratai disiarkan stasiun televisi DAAI TV setiap Sabtu dan Minggu pukul 20.00 – 21.00 WIB mulai 3 Mei 2014.
“Drama ini juga mengisahkan masyarakat multikultur dapat saling tolong menolong dan hidup berdampingan dengan damai dan harmonis tanpa membedakan suku, agama, dan ras,” ujar CEO DAAI TV Indonesia Hong Tjhin saat launching di Auditorium Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta, Sabtu (3/5/2014).
Seindah Bunga Teratai adalah drama kisah nyata pertama yang mengangkat kehidupan Tionghoa Benteng (Tionghoa Tangerang) yang unik, yang lebih dikenal dengan sebutan “Cina Benteng (Ciben)”.
Drama ini bisa dipetik nilai-nilai positif, melalui penderitaan dan perjuangan seseorang. Sehingga mampu memberikan nilai positif bagi diri sendiri dan orang lain seperti halnya bunga teratai yang hidup di lumpur.
Arturo GP, sutradara drama Seindah Bunga Teratai mengaku kagum dengan keberanian tokoh Ong Hok Cun, yang bersedia berbagi kisah hidup apa adanya. “Di masa sekarang kesuksesan seseorang sering kali hanya diukur dari sisi materi, drama ini berbeda. Benar-benar menginspirasi,” katanya.
Acun sendiri dalam kehidupan sehari-hari adalah sosok yang sangat sederhana dan rendah hati. Saking rendah hatinya, perlu perjuangan lama untuk bisa membuatnya luluh sehingga kisah hidupnya bisa diangkat dalam tulisan. Padahal kisah hidupnya begitu penuh inspirasi. Kisah lengkap hidupnya pertama kali diangkat dalam majalah Dunia Tzu Chi beberapa tahun lalu.
Keseharian Acun lebih banyak dihabiskan di beberapa rumah sakit untuk mengurus orang-orang tidak mampu untuk yang dibantu oleh Tzu Chi untuk menjalani pengobatan. Ada gurauan, semua dokter terutama di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) tak ada yang tak mengenalnya. RSCM ibarat kantor kedua baginya karena begitu seringnya ia mengurus pasien yang dibantu oleh Tzu Chi di rumah sakit tersebut.
Acun tercatat sebagai salah satu relawan sekaligus karyawan yang bergabung dengan Tzu Chi sejak masa awal masuk ke Indonesia tahun 1995 hingga saat ini berkembang pesat.
Drama Seindah Bunga Teratai yang terdiri dari 20 episode ini diperankan oleh sederetan aktor dan artis ternama, seperti Ray Sahetapy, Cahya Kamila, Sunny Soon, Adi Kurdi, Tri Yudiman, Laila Sari, Delon, dan Verdi Solaiman. (tribunnews)
Kisah hidup Acun lebih lengkap bisa dilihat di sini
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara