• Friday, 30 April 2021
  • Shri Caraka Dharma
  • 0

Biseka Hyang Begawan Gangga suding laksana purusa sorning rat
Wuku tumpek kaliwoning wayang
Katon karungu bhamana purusa

Penahbisan Hyang Ganggasudi di (?) sebagai tanda wiku di dunia pada hari Sabtu Kliwon, Wuku Wayang.

Prasasti tersebut menceritakan tentang penahbisan Hyang Ganggasudi menjadi seorang wiku. Upacaranya pada Sabtu Kliwon, Wuku Wayang. Wiku dalam hal ini adalah Rsi atau petapa. Tulisan prasasti tersebut terpahat di lingga utama pada Candi Sukuh, kini telah berada di Museum Nasional.

Siapa para Rsi?
Para Rsi sering disebut sebagai petapa. Hidup mengundurkan diri dari keramaian. Dalam tahapan hidup di Jawa kuna, dikenal ada empat tahapan yakni; Grehasta, Wanaprashta, Sanyasin, dan Bhiksuka. Jenjang Sanyasin atau Bhiksuka merupakan jenjang hidup yang telah mencapai kesempurnaan.

Candi Sukuh, merupakan bangunan suci, saat itu belum jadi bangunan pariwisata. Sekarang candi ya identik dengan pariwisata. Berada di lereng Gunung Lawu dan di antara hutan rimba. Bangunannya berteras, nanti kalau ada yang utak-atik gathuk, dihubungkan dengan Suku Aztec. Konstruksi bangunan disesuikan dengan bentang alam sekitar, dan tradisi bangunan punden berundak.

Sebuah mandala kadewaguruan yang digunakan untuk belajar dan mengajar tentang sejatinya hidup, melepas keduniawian, memahami lebih dalam tentang keduniawian, hingga pada akhirnya menuju moksa atau nirwana.

Candi Sukuh, berada di Desa Sumberrejo, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Adapun ciri sebuah mandala kadewaguruan adalah jauh dari keramaian, kemudian lingga yoni sebagai objek pemujaan, selain itu di sana juga tempat bermukimnya para siswa.

Guna memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri, mereka menanam tanaman yang dikonsumsi dengan memanfaatkan bentang alam di sekitarnya. Salah satu tanaman yang ada di sekitar Candi Sukuh adalah kelapa, karena kelapa memiliki banyak fungsi. Terong sebagai bahan sayuran, pisang, pohon nangka, mangga, sedangkan pengolahannya dengan dimasak, hal tersebut didukung dengan banyak bukti ditemukannya gerabah di sekitar lokasi.

Adapun cara berpakaiannya berbagai ragam, ada yang mengenakan busana kulit kayu, kulit hewan, pada umumnya mengenakan kain yang dilipat-lipat hingga mata kaki.

Salah satu cerita yang masih populer hingga sekarang di masyarakat Jawa adalah Sudamala, yang mengandung isi tentang ajaran pembebasan, orang Jawa lebih umum mengenalnya dengan tradisi ruwatan, menghilangkan hal-hal yang negatif agar hidup menjadi semakin baik. Kurang lebih begitu intinya.

Selain belajar tentang sastra, berkebun, beternak, karena semua kebutuhan harus ditopang secara mandiri, ada kegiatan pandai besi didukung dengan relief ganesha sedang melakukan menempa besi, mungkin juga ada pesan tersirat di dalamnya.

*Disarikan dari tulisan Heri Purwanto (Candi Sukuh sebagai Tempat Kegiatan Kaum Rsi) Universitas Udayana.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *