• Saturday, 29 May 2021
  • Jo Priastana
  • 0

Ada dua fungsi pendidikan keagamaan, yakni segi ajaran yang bersifat dogmatis-normatif atau segi teologis dan segi pragmatis menurut istilah Al-Farabi, seorang filsuf Muslim terkenal.

Begitu pula, segi dogmatis-teoritis perlu dilengkapi dengan segi kontekstual-empiris yang mencakup pengalaman keberagamaan sebagaimana ditekankan oleh Robert N Bellah, seorang antropolog agama yang terkenal dengan bukunya “Civil Religion”.

Sebuah pembelajaran agama tidak semata teoritis namun juga melibatkan segi aplikasinya, dan hal itu sudah harus tersaji dalam materi-materi pembelajarannya melalui kehadiran buku teksnya.

Kiranya buku “Wacana Buddha-Dharma” ini hadir untuk dapat mengisi dua segi fungsi pendidikan keagamaan itu, dan sekaligus dapat dipergunakan sebagai buku teks pembelajaran agama Buddha di perguruan tinggi.

Sebagai sebuah buku teks bagi pendidikan tinggi agama Buddha dan sebuah buku yang juga telah diterima oleh berbagai kalangan, maka kita perlu membuka halaman-halaman buku ini serta menyimak topik-topik, materi pembelajaran yang disajikannya.

18 bab 

Buku “Wacana Buddha-Dharma” yang berisikan 18 bab, pada garis besarnya dapat dibagi dalam dua segi atau jenis kelompok. Pertama materi yang bersifat dogmatis-normatif dan materi yang bersifat kontekstual-aktual.

Materi yang bersifat dogmatis-normatif, terdiri dari bab: 1. Agama dan Filsafat. 2. Keyakinan. 3. Fenomena Sikap Keagamaan. 4. Upacara dan Doa. 5. Asal-Usul dan Pokok-Pokok Dasar Agama Buddha. 7. Etika dan Moral. 8. Meditasi, dan bab 9. Hakikat dan Tujuan Hidup Manusia. 10. Alam Semesta dan Konsep Zaman.

Sedangkan materi yang bersifat kontekstual-aktual meliputi bab: 6. Pluralisme Agama 11. Sains dan Buddha-Dharma. 12. Pendidikan dalam Agama Buddha. 13. Kehidupan Kaum Perumah-tangga. 14. Kebudayaan dan Gaya Hidup. 15. Ekonomi dan Ekologi. 16. Etos Kerja. 17. Tanggung Jawab Sosial dan Kemanusiaan, dan 18. Agama dan Kebangsaan.

Tentu saja pembagian menjadi dua kelompok jenis ini tidaklah bersifat kaku atau rigid, namun semata dilihat berdasarkan pada sumber dan pokok kajian yang menjadi bahasan.

Pada bagian pertama lebih bersifat kepada materi Buddhadharma itu sendiri maupun segi-segi yang berkenan dengan masalah-masalah pokok dalam agama Buddha.

Pada bagian kedua, kepada problema aktual dan kontekstual sebagai masalah-masalah yang sedang berkembang saat ini yang patut menjadi bahasan dan perhatian dan sekaligus memperlihatkan tentang peranan dan relevansi Buddhadharma dalam menjawab tuntutan jaman, masalah kontekstual dan kekinian yang dipandang relevan untuk dibahas.

Bagian pertama menyajikan materi sebagai pembekalan bagi mahasiswa terhadap ajaran Buddha itu sendiri, Buddhadharma yang bisa dikatakan bersifat doktrin, dogma dan normatif.

Mahasiswa perlu mengetahui dan memahami Buddhadharma itu sendiri, pokok-pokok dasar Buddhadharma, aspek-aspek keagamaan Buddha, mengenali dirinya sebagai manusia dalam perspektif ajaran Buddha, dan tahu posisinya di alam semesta ini serta peran etis dan perilaku moralnya maupun latihan-latihan spiritualnya melalui meditasi.

Bagian pertama ini perlu dipelajari dan dipahami untuk memudahkan di dalam mempelajari bagian kedua yang menuntut sebuah tindakan dan keterlibatan sebagai aplikasi dari ajaran-ajaran Buddha dalam dunia kenyataan dan masalah kontekstual kekinian.

Dengan mengetengahkan dua jenis materi tersebut, penulis buku ini tampaknya mengharapkan agar mahasiswa mempelajari dan mengaplikasikan agama Buddha sehingga mampu berperan banyak dalam mengetengahkan agama Buddha dalam pergaulan masa kini.

Penulis menyajikan materi pembelajaran agama Buddha yang bersifat dogmatis-normatif dengan materi pembelajaran yang bersifat aktual dan kontekstual. Mahasiswa atau pembaca buku ini dapat menemukan relevansi Buddhadharma dengan masalah-masalah aktual.

Agent of change

Mahasiswa sebagai agent of change mampu membawa roda dharma dalam kehidupan saat ini, sesuai dengan misi Buddhadharma sebagai agama kemanusiaan, humanistik Buddhism.

Dengan begitu kehadiran buku ini menjadikan kita optimis bahwa pembelajaran Buddhadharma dapat berperan dalam menyantuni jaman dan mampu menanggapi berbagai fenomena, kenyataan dan masalah sosial kontemporer dewasa ini.

Buddhadharma merupakan sebuah agama misi, yakni misi dalam pembebasan penderitaan manusia yang telah diletakkan Sang Buddha 2500 lebih tahun lalu dalam pemutaran roda dharma pertama kali di Taman Rusa Isipatana. Misi ini terus berlanjut, roda dharma terus berputar dan memang harus berputar serta mampu merespons perkembangan jaman dan masalah dunia.

Buddhism as education

Tampaknya, penulis buku ini, dr, Krishnanda Wijaya Mukti Msc, (Alm.) memahami akan misi Buddhadharma tersebut. Saat Sang Buddha melakukan pemutaran roda dharmanya pertama kali itu, saat itulah misi Buddhadharmas itu dimulai, dan peristiwa itu pulalah yang menunjukkan bahwa Buddhadharma itu sebagai sebuah pendidikan, Buddhism as Education.

Mengapa? Karena pada saat Buddha mengajar (pendidikan) kepada lima orang pertapa itu pada saat itulah dharma tersampaikan. Ini menjukkan bahwa Buddhadharma hadir karena Sang Buddha mengajar (pendidikan). Dalam makna inilah bahwa Buddhadharma tiada lain adalah sebuah aktitas pendidikan (buddhism as education) dan mengemban misi demi kebahagiaan manusia dan perdamain dunia.

Sebuah pendidikan Buddhadharma yang memang sepantasnya relevan kepada siapa dan dalam situasi apa Dharma itu disampaikan, dan sekaligus memperlihatkan dalam pendidikan Buddhadharma itulah terkandung misi Buddhadharma.

Misi pembebasan yang bersifat kontekstual dan aktual untuk semua makhluk dengan berbagai latar belakang dan kondisinya untuk terbebas dari dukkha dan mencapai kebahagiaan. Bahwa Buddha mengawali misinya itu kemudian mengibaratkan dengan roda memperlihatkan bahwa roda itu pada hakekatnya adalah berputar. Roda dharma yang berputar dan telah mengarungi jaman tentu saja bersifat kontekstual mampu menjawab tantangan jaman sehingga tetap bisa hadir pada saat ini.

Buku “Wacana Buddha-Dharma” karya dr. Krishnanda Wijaya Mulkti MSc. (alm,) yang diterbitkan kembali dalam cetakan kelima (Agustus 2020) ini, memang dimaksudkan sebagai sebuah buku teks bagi pembelajaran Buddhadharma atau agama Buddha untuk perguruan tinggi.

Ditujukan bagi para mahasiswa di perguruan tinggi yang memperoleh mata kuliah pendidikan agama Buddha. Sebuah buku teks Pendidikan Agama Buddha yang dikerjakan oleh seorang dokter umum yang berkesempatan menjadi dosen agama Buddha di perguruan tinggi, diantaranya Univesitas Negeri Jakarta.

Dengan jiwa pengabdian tulus kepada dunia pendidikan Buddhis, Sang Penulis dengan ketekunannya menulis buku setebal 600 halaman ini dalam rangka mengisi kekosongan dan langkanya buku teks pendidikan agama Buddha di Perguruan Tinggi.

Kita patut berbangga dengan hadirnya buku “Wacana Buddha-Dharma ini”, sebuah karya yang patut mendapat apresiasi di tengah banyaknya dosen-dosen agama Buddha dan STAB namun sedikit yang menulis dan memunculkan karya, buku-buku pendidikan agama Buddha. Kehadiran ini membuat kita optimis, di tengah langkanya literasi karya anak bangsda sendiri, kita masih memiliki sebuah buku teks yang mengemban misi roda Buddhadharma untuk dunia pendidikan tinggi agama Buddha.

Untuk itu, sudah sepatutnya buku ini dimiliki oleh segenap mahasiswa baik yang sedang menempuh untuk menjadi sarjana agama Buddha pada STAB-STAB, maupun para mahasiswa di berbagai perguruan tinggi. Sebuah buku yang sangat tepat dalam ranah pendidikan tinggi agama Buddha, dan mengajak mahasiswa untuk dapat berperan memutar roda dharma sesuai tantangan jaman.

Buku ini memberikan kelengkapan pemahaman kepada kita, dari pemahaman terhadap Buddhadharma yang bersifat individual-asketis untuk transformasi diri kepada pemahaman Buddhadharma yang bersifat kontekstual-progresif untuk kemajuan sosial-kemanusiaan. (JP/MM).

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *