• Friday, 25 November 2011
  • Sutar Soemitro
  • 0

Inilah salah satu film tentang kisah hidup Buddha yang paling ditunggu-tunggu. Jika Anda sudah membaca komik laris Buddha karya Osamu Tezuka, kini saatnya menyaksikan versi layar lebarnya.

Tidak tanggung-tanggung, komik tersebut diadaptasi menjadi 3 judul film, alisa trilogi. Dan film pertama yang sudah rilis sejak Mei 2011 lalu adalah Buddha: The Great Departure. Film ini diproduksi oleh perusahaan animasi ternama Toei Animation, yang didistribusikan ke seluruh dunia oleh raksasa film Warner Bros Pictures.

Osamu Tezuka dikenal luas di seluruh dunia sebagai pencipta karakter Astro Boy. Sedangkan komikBuddha sendiri ia buat tahun 1974 hingga 1984. Tezuka dijuluki sebagai Bapak Manga karena karyanya yang sangat banyak. Ia juga pionir gaya “mata besar” yang sering kita jumpai dalam karakter-karakter komik manga. Meskipun ia telah meninggal dunia pada 9 Februari 1989, namun karya-karyanya masih terus kita nikmati hingga kini.

Film Buddha: The Great Departure dimulai dengan sebuah kisah tentang kelahiran lampau Buddha. Seorang pertapa di Himalaya yang kelaparan dibawakan makanan oleh beberapa binatang liar. Seekor kelinci yang baik, karena tidak bisa membawakan makanan bagi sang pertapa, kemudian membantu menyalakan api bagi pertapa tersebut. Ketika api telah menyala, tiba-tiba sang kelinci membakar dirinya ke dalam api dan mempersembahkan dirinya untuk disantap pertapa agar bisa bertahan hidup. Kisah tentang kelinci yang mau mengorbankan dirinya ini merupakan inti cerita dan pesan moral film.

Sebagai sebuah tontonan, film besutan sutradara Kozo Morishita ini secara visual sangat menawan dan bernilai seni tinggi, dengan interpretasi baru sehingga tidak sepenuhnya sama dengan versi komiknya dan berbeda juga dengan kisah hidup Buddha seperti diceritakan dalam naskah-naskah suci Buddha. Itulah kesan Raymond Lam, editor buddhistdoor.com, yang menontonnya pada ajang Buddhist Film Festival Europe tanggal 1-3 Oktober 2011 di Amsterdam, Belanda. Selain menampilkan keindahan India Utara dan Himalaya, film ini juga dihiasi dengan adegan perang dan kekerasan.

Di tengah sedikitnya film bernuansa Buddhis, terlebih film ini mendapat dukungan finansial yang kuat berkat nama besar Osamu Tezuka, film animasi ini layak diapresiasi tinggi karena merupakan salah satu langkah baru untuk memperkenalkan Buddha kepada dunia Barat dan budaya pop Jepang yang sangat menggandrungi manga.

Seperti juga komiknya, ada beberapa karakter buatan dalam film yang tidak ada dalam naskah-naskah suci Buddhis, semisal budak Chapra dan ibunya, seorang anak yang memiliki kemampuan telepati bernama Tata, prajurit bengis Bandhaka, pertapa naas Naradatta, dan kekasih Pangeran Siddharta yang berasal dari kasta rendah Migaila. Karakter-karakter buatan ini membuat film ini bukan sekadar kisah tentang kehidupan awal Buddha, namun juga tentang ketidakadilan sistem kasta yang selalu menempatkan kasta sudra sebagai korban. Pesan utama film ini adalah bahwa setiap orang -entah itu ksatria, orang miskin, prajurit, ataupun orang biasa- semuanya tunduk pada aturan kasta.

Namun satu hal yang pasti membuat kita bertanya-tanya adalah, apakah film ini akan masuk ke bioskop tanah air? Kita tunggu saja.

Lihat trailer Buddha: The Great Departure [youtube url=”http://www.youtube.com/watch?v=EH2jbvkCFdg” width=”560″ height=”315″]

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *