Di beberapa negara Asia Tenggara, terutama Thailand, Myanmar, Laos, atau Kamboja, vihara bukan hanya menjadi tempat ibadah umat Buddha, namun juga menjadi tujuan wisata favorit para wisatawan. Di negara-negara tersebut, kehidupan di desa-desa kecil cenderung berpusat di sekitar vihara setempat.
Penuh sejarah, arsitektur yang mengesankan dan ukiran-ukiran relief, banyak vihara yang menakjubkan untuk ditelusuri. Biasanya dalam keadaan damai dan tenang, orang akan hanyut ke dalam pikirannya sendiri yang berkeliaran mengamati keadaan sekitar vihara. Ini merupakan pengalaman yang tak terlupakan, tak peduli apapun agama Anda.
Pengunjung senantiasa disambut dengan baik di vihara-vihara, bahkan biasanya dengan senyuman yang ramah; tidak ada alasan untuk merasa diintimidasi. Sebagai seorang Buddhis, mungkin Anda sebagian besar sudah mengetahui bagaimana etiket selama di vihara. Namun tidak ada salahnya kami sampaikan di sini, terlebih mungkin saja ada sedikit perbedaan dengan etiket di negara kita. Ini perlu agarmemastikan Anda tidak mengganggu orang lain, meskipun Anda pasti akan diampuni jika berbuat kesalahan! Haha.
Berikut beberapa etiket ketika melakukan wisata spiritual mengunjungi vihara-vihara:
- Lepas topi dan alas kaki. Sepatu atau sandal harus selalu dilepas dan ditinggalkan di luar ruangibadah utama. Tumpukan sepatu merupakan indikasi yang jelas untuk meletakkan sepatu Anda.
- Tunjukkan rasa hormat. Matikan telepon selular atau ubah ke mode silent, tidak memakai headphones, kecilkan suara, hindari percakapan yang tidak pantas, lepas topi, dan jangan merokok atau mengunyah permen karet.
- Tutupi diri Anda. Ini adalah aturan yang paling sering diabaikan oleh para wisatawan yang berpakaian sesuai dengan iklim tropis di negara-negara Asia Tenggara yang panas. Dalam berpakaian, bahu hendaknya tertutup dan disarankan untuk memakai celana panjang daripadacelana pendek. Peraturan di beberapa vihara yang berada di lokasi wisata mungkin lebih lunak, tapikesopanan Anda akan sangat dihargai.
- Hormati patung Buddha. Jangan pernah menyentuh, duduk di dekatnya, atau bahkan memanjati patung Buddha ataupun panggung tempat diletakkannya patung Buddha tersebut. Minta izin terlebih dahulu sebelum mengambil foto dan jangan pernah mengambil foto ketika sedang ada ibadah. Ketika keluar, berjalanlah menjauh dari patung Buddha sebelum membalikkan badan Anda.
- Jangan menunjuk. Menunjuk benda atau orang di lingkungan vihara karena ini dianggap tidak sopan. Untuk menunjuk sesuatu, gunakan tangan kanan Anda dengan telapak tangan mengarah ke atas. Ketika duduk, jangan pernah mengarahkan kaki Anda ke patung ataupun gambar Buddha.
- Berdiri. Jika Anda kebetulan sedang duduk di area ibadah ketika bhikkhu/bhikkhuni masuk, berdirilah untuk menunjukkan rasa hormat kepada mereka, tunggu sampai mereka selesai sujud sebelum duduk kembali.
Berinteraksi dengan Para Bhikkhu
Bhikkhu adalah orang paling ramah yang mungkin Anda temui selama perjalanan wisata vihara. Para bhikkhu yang Anda lihat sedang menyapu tangga vihara mungkin kurang peduli terhadap kotoran danlebih tertarik untuk menyingkirkan serangga agar tidak ada orang yang tidak sengaja menginjak salah satu dari serangga-serangga tersebut!
- Makan. Para bhikkhu tidak makan setelah tengah hari, sadarilah ketika Anda makan di sekitar mereka.
- Bahasa tubuh. Jika seorang bhikkhu sedang duduk, tunjukkanlah rasa hormat dengan duduk terlebih dahulu sebelum Anda memulai percakapan. Jangan duduk lebih tinggi dari bhikkhu. Jangan arahkan kaki Anda kepada mereka ketika duduk.
- Gunakan tangan kanan. Pergunakan hanya tangan kanan Anda ketika memberi ataupun menerima sesuatu dari bhikkhu.
Saran untuk Wanita
Seorang wanita jangan pernah menyentuh atau memberikan sesuatu secara langsung kepada bhikkhu. Bahkan jika secara tidak sengaja menyentuh jubah mereka, mereka diharuskan untuk melakukan ritual pembersihan. Makanan atau sumbangan harus diberikan kepada seorang pria dulu baru kemudian diserahkan ke bhikkhu –bahkan ibu dari bhikkhu itu sendiri pun harus mengikuti aturan ini! Ini adalah bagian dari vinaya, aturan kedisiplinan para bhikkhu.
Berdana
Hampir di setiap vihara ada kotak besi kecil untuk menerima dana dari umat atau pengunjung. Dana inilah yang dipakai untuk operasional vihara, biasanya dengan anggaran yang seminim mungkin. Jika Anda menikmati kunjungan Anda, berilah sedikit sumbangan yang akan sangat berarti bagi vihara.
Beberapa Tips Tambahan
Meski tidak diwajibkan, gerakan-gerakan ini akan menunjukkan bahwa Anda menyempatkan waktu untuk menyelidiki kebiasaan-kebiasaan umat Buddha sebelum Anda berkunjung.
- Memasuki vihara dengan kaki kiri terlebih dahulu, dan keluar dengan kaki kanan terlebih dulu. Gerakan ini secara simbolis mewakili keseluruhan.
- Salam tradisional untuk seorang bhikkhu adalah anjali, yaitu menempatkan tangan bersama-sama di depan dada dalam posisi seperti berdoa dan sedikit membungkuk. Dikenal dengan sebutan “wai” di Thailand atau “som pas” di Kamboja, tangan diangkat lebih tinggi dari biasanya (dekat dahi) untuk menunjukkan rasa hormat yang lebih kepada bhikkhu.
Kapan Waktu Berkunjung ke Vihara?
Waktu terbaik untuk mengunjungi vihara adalah pada pagi hari (sesaat setelah matahari terbit), ketika suhu masih dingin dan para bhikkhu kembali dari prosesi pindapatta (mengumpulkan dana makanan dari umat). (about.com)
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara