• Friday, 2 November 2012
  • Sutar Soemitro
  • 0

Ketika galeri-galeri dan studio di Bangkok, Thailand saat ini sedang dipengaruhi oleh nuansa eksperimental dan konseptual, seorang praktisi lukisan Buddhis dan pembuat relief dari cetakan gipsum diam-diam menjaga seni tradisional agar tetap hidup dan relevan hingga saat ini.

Pakorn Klomkliang, kurator dari Pusat Kesenian dan Kebudayaan Bangkok, menuturkan karya Songrit Muaiprom, sebagai “dipenuhi akan simplisitas yang kaya, tidak menipu, sederhana, alami, dan tanpa penghias-penghias lainnya.”

Ketika karya solo pertama Songrit ditampilkan dalam pameran “Northeastern Thai Buddhist Art”, sungguh jelas dan dapat dicerna, namun itu tidak mengurangi kecekatan artis maupun relevansi karyanya. Ia memenangkan juara pertama kategori Lukisan Tradisional Thai di Bua Luang Painting Exhibition tahun ini, dan telah memenangkan banyak penghargaan lainnya dan telah tampil dalam beberapa grup pameran.

Dari timur laut, Songrit menghindari gaya megah tradisional dan menampilkan karyanya sebagai seni rakyat, dengan keindahan lokal dan klasik yang dipengaruhi oleh seni vihara Buddhis lokal dan teknik tradisional Thai dalam cetakan gipsum, sehingga dapat mendukung interpretasi orisinal akan apa yang Songrit anggap sebagai prinsip fundamental dari Buddhisme.

“Faktor-faktor ini bersama dengan pengalaman akan lukisan Thai dan pahatan relief,” jelas Mr Pakorn, “termasuk makna dan keindahan sentuhan serta aroma dari gipsum yang dibentuk oleh tangan, mengungkapkan kebenaran hakiki akan material dan warna.”

“Beberapa dari karyanya juga dianggap sebagai pola dasar dari seni tradisional Thai, seperti sudut pandang burung, mengisi jiwa dalam lukisan, menempatkan citra secara simetris, menggunakan kaca berwarna dan daun emas, dan cerita yang berhubungan dengan Buddhisme dan tradisi ketimuran.”

20121102 Kembali ke Tradisional dalam Dunia Modern_2

Lahir pada 1987, Songrit adalah bhikkhu yang telah ditahbiskan dan sedang berlatih lebih dari delapan tahun sejak ia berumur 12 tahun, sebelum menemukan bakatnya dalam bidang seni dan memilih jalan untuk mengekspresikan warisan budaya Buddhisme. Songrit belajar melukis dan memahat pada beberapa universitas dan mendapat gelar master dari Universitas Silpakorn.

Karyanya dibagi antara karya sekuler dan spiritual –dimana sekuler mengekspresikan sejarah manusia dalam lukisannya dan spiritual melalui pahatan menjelaskan momen penting dalam riwayat hidup Buddha dan mengilustrasikan kebenaran dalam Buddhisme.

Di zaman dimana banyak artis –dalam hal teknik, subyek, dan medium– berusaha untuk bereksperimen dalam usahanya untuk mengklaim sebagai garda depan, dan dimana konsep-konsep abstrak sangat pribadi atau tak lazim, menemukan obyek baru atau kembali ke retro dalam bingkai seni kontemporer, karya Songrit dapat menjadi pembaharuan seni kuil tradisional untuk bersaing dengan karya modern.

Anda bisa mengunjungi pameran ‘Northeastern Thai Buddhist Art’ di Pullman Bangkok Hotel G Lantai 36, Silom Road, setiap hari dari pukul 10 pagi hingga 7 malam hingga tanggal 28 Desember 2012. (buddhistchannel.tv/bodhileaf)

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *