Runtuhnya kerajaan yang pernah menjadi kekuataan terbesar di Asia Tenggara ini menjadi suatu “titik balik” bagi sejarah Nusantara. Kekuasaannya membentang begitu luas, namanya disegani berbagai kerajaan di Asia, namun kerajaan terbesar di Asia Tenggara itu pun akhirnya runtuh.
Setelah ditinggal pemimpin yang membawanya kepada kejayaan, Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit perlahan tapi pasti berakhir menuju keruntuhan. Usai Hayam Wuruk wafat, kekuasaan Majapahit berkali-kali berganti, konflik internal dalam kerajaan menyebabkan berbagai perang, mempercepat kehancuran kerajaan yang berhasil hampir menguasai seluruh daerah di Nusantara dan beberapa daerah di Asia Tenggara ini.
Poster “Tanah Leluhur Raja-raja Jawa”, sisipan National Geographic Indonesia edisi September 2012. Lembaran ini menampilkan peta geografi Majapahit yang berkait dengan Gunung Penanggungan, dan gambaran kehidupan di tepian kanal metropolitan Majapahit berdasar temuan arkeolog dan catatan semasa. (National Geographic Indonesia)
Belum jelas memang peristiwa apa yang menandai berakhirnya kerajaan ini, ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa Majapahit runtuh akibat serangan dari kerajaan Islam Demak, ada juga yang mengatakan konflik internal antara Bhre Kertabumi sebagai raja terakhir Majapahit diserang oleh Bhatara Wijaya yang juga merupakan anggota kerajaan, konflik internal ini kemudian dianggap mengakhiri eksistensi Majapahit.
Namun yang pasti, runtuhnya Majapahit mengakhiri kejayaan kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di tanah Nusantara. Sebab setelah Majapahit runtuh, kerajaan-kerajaan Islam mulai bermunculan dan berjaya.
Patung Buddha tidur sepanjang 22 meter ini menjadi patung Buddha terbesar di Indonesia. Berlokasi di Mahavihara Majapahit, Bejijong, Trowulan. Wihara diresmikan pada 1989, sedangkan patung tersebut dibangun pada 1993. Pada masa Majapahit, Bejijong merupakan kompleks percandian Hindu-Buddha. Dari prasasti Alasantan, tampaknya desa ini telah menjadi permukiman yang berlanjut sejak abad ke-10. (Dwi Oblo)
Di pulau Jawa sendiri yang notabene dulunya merupakan pusat pemerintahan Majapahit, mulai tergantikan oleh Kesultanan Demak yang berada di pantai Utara pulau Jawa dan merupakan bekas daerah kekuasaan Majapahit.
Demak memang bukan kesultanan pertama yang eksis di tanah Nusantara, sebab sebelumnya sudah ada beberapa kerajaan Islam di Nusantara, seperti Samudra Pasai yang sudah ada semenjak abad ke-13. Namun dapat dikatakan bahwa Demak memiliki pengaruh yang lebih kuat dibanding kesultanan-kesultanan yang sudah ada lebih dulu. Agama Hindu dan Buddha yang pengaruhnya kuat pada masa-masa sebelumnya mulai tergantikan dengan agama Islam.
Permukiman Majapahit beratap genting dan berhias ukel. Dindingnya gedek, berlantai batu bata. Ada dua anak tangga kecil yang mengantarkan penghuninya melewati pintu. Halamannya pun dihiasi dengan gentong dan jambangan. (Seni: Sandy Solihin/National Geographic Indonesia)
Selain Demak di Pulau Jawa, beberapa kesultanan juga semakin kuat pengaruhnya di berbagai daerah di Nusantara. Seperti Kesultanan Aceh di Aceh, lalu Gowa–Tallo di Sulawesi, Kesultanan Ternate dan Tidore di Maluku, dan lain sebagainya.
Runtuhnya Majapahit memang dapat dikatakan sebagai sebuah turning point bagi sejarah Nusantara, sebab setelah runtuhnya Majapahit juga sekaligus mengakhiri eksistensi pengaruh kuat kerajaan Hindu dan Buddha yang cukup lama berkuasa di Nusantara.
Munculnya berbagai kesultanan Islam setelah runtuhnya Majapahit juga kemudian sangat berpengaruh bagi Nusantara, sebab Islam kemudian menjadi agama yang paling berpengaruh di Nusantara dan itu masih bertahan lama hingga di masa sekarang. Selain itu, tak lama setelah Majapahit runtuh berbagai bangsa penjajah mulai berdatangan dan membuat koloni di berbagai wilayah di Nusantara.
(Haydr Suhardy/Nationalgeographic.co.id)
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara