• Saturday, 11 June 2016
  • Sutar Soemitro
  • 0

Setelah memukau penonton di Medan, Imee Ooi akan melanjutkan konsernya di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan Jakarta pada Minggu (12/6). Konser di Medan yang digelar di Royal Selecta Ballroom pada Sabtu (4/6) itu sampai digelar dua sesi karena begitu besarnya antusiasme masyarakat Medan, bukan hanya di kalangan Buddhis tapi juga masyarakat luas. Total ada 2700 orang yang menyaksikan konser tersebut.

“Banyak testimoni dari penonton di Medan, mereka bilang konser ini jauh melebihi ekspektasi mereka, sehingga di show kedua, bagian tiket kewalahan,” ujar Okiem, ketua panitia konser saat jumpa pers di Dharma Kitchen, Jakarta pada Jumat malam (10/6). Tiket di Medan terjual habis sampai-sampai ada yang akhirnya beli tiket nonton di Jakarta karena tidak kebagian tiket.

“Sambutan yang begitu gemuruh di Medan mengejutkan saya. Mula-mula kita buka satu show saja. Tapi begitu tiket dibuka, tak sampai satu minggu sudah habis,” jelas Imee Ooi menggunakan bahasa Indonesia bercampur Melayu. Respon luar biasa ini diakui Imee semakin meningkatkan semangatnya dan tim.

Dalam konferensi pers tersebut, Imee Ooi banyak bercerita bagaimana awal mulanya ia terjun ke dalam musik Dhamma.

Imee Ooi adalah produser, komposer, pencipta dan penyanyi musik Dhamma asal Malaysia. Ia mulai berkarya pada tahun 1997 dengan mendirikan IMM Musicworks dan hingga kini telah menelurkan lebih dari 50 album. Karyanya yang paling terkenal adalah Chant of Metta yang berisi tentang ujaran-ujaran cinta kasih untuk seluruh makhluk hidup.

Kevin Wu yang memandu konferensi pers sedikit menceritakan tentang karakter Imee Ooi, “Karakter Imee sebenarnya cenderung introvert, dia tidak terlalu nyaman tampil di muka umum.”

Karakter itulah yang menyebabkan profil Imee tidak terlalu muncul ke permukaan walaupun karya-karyanya telah lama banyak beredar luas di seluruh dunia dan menginspirasi orang banyak. Sejak pertama kali terjun ke dunia musik, Imee Ooi tidak pernah bertujuan untuk meraih popularitas.

Imee Ooi awalnya adalah guru piano. Ketika itu ia mencoba membikin lagu dan meminta orang lain untuk menyanyikannya. Karena keterbatasan dana, lagu yang ia bikin saat itu tidak bisa dinyanyikan oleh penyanyi kondang. Pada akhirnya Imee menyanyikan sendiri lagu ciptaannya, dan ternyata disukai banyak orang lain hingga akhirnya ia mendirikan label musik sendiri IMM Musicworks.

“Saya rasa matlamat (tujuan) saya masih sama sejak tahun 1997, yaitu buat musik Dharma supaya banyak orang bisa disentuh oleh mantra dan sutra,” lanjut Imee.

Ketika ditanya, kenapa sudah sekian lama berkarya dan menelurkan banyak lagu tapi baru sekarang mulai mengadakan konser? Imee menjelaskan tidak ada alasan khusus yang jadi penyebabnya. Ia mengakui banyak mendapat dorongan dari berbagai pihak dari berbagai negara untuk menggelar konser. “Mungkin masanya sudah masak,” ujarnya.

Imee baru satu tahun ini mengadakan konser, sudah 12 show. Sejak mulai menggelar konser, Imee mengakui hidupnya memang menjadi lebih rumit, tapi ia tak risau karena ia merasa cukup kuat berpegang pada Dharma, yang penting, “Agar Dharma music lebih spreading (menyebar) lebih luas lagi.”

Banyak testimoni mengatakan, banyak yang menikmati karya Imee bukan hanya untuk pendengaran saja, tetapi banyak yang menyembuhkan permasalahan-permasalahan pribadi mereka. “Inilah pesan unik dari karya-karya Imee, bahwa musiknya bukan hanya teman saat kita tidur, tapi teman saat kita down, teman saat kita putus harapan, teman ketika hati kita bergejolak, dan sebagainya,” Kevin menjelaskan.

Bahkan ada orang di Jogja yang menggunakan musik Imee untuk diperdengarkan kepada calon anaknya yang masih di dalam kandungan istrinya. “Musik bukan lagi satu hiburan saja, tapi melampaui hiburan,” jelas Imee.

“Saya selalu kata, Dhamma itu bukan suatu agama, memang suatu cara, suatu kebijaksanaan untuk semua orang di segenap alam. Dhamma adalah suatu hukum alam. Musik yang saya tulis adalah untuk menghantarkan Dhamma kepada manusia yang mendengarkan, tak ada batasan. Seperti Buddha datang ke dunia ini untuk meringankan penderitaan semua makhluk,” tambah Imee yang ke mana-mana selalu mengenakan pakaian warna hitam.

Imee juga sering ditanya dari mana sumber inspirasinya menulis lagu. “Proses kreatif bukan semacam kitab, saya rasa tiap orang berlainan. Satu ciri yang pasti yang bisa diikuti, yaitu jangan membuat ini untuk memunculkan bakat sendiri, melainkan untuk melayani banyak orang. Dan jangan muncul perangai seperti seorang artis, tetaplah macam orang biasa,” ia berpesan.

“Saya selalu ditanya inspirasi datang dari mana? Saya selalu kata, inspirasi tak payah dicari, tak payah dinanti-nanti. Kalau kita memperhatikan dalam setiap situasi di sekeliling kita, mau membantu, merekalah inspirasi kita.

Kalau kita tahu meneliti kehidupan, bagaimana kehidupan adalah happy atau tidak happy, kenapa dia marah, itu adalah inspirasi boleh dicurahkan kepada mantra.

Bahkan, kalau artis pada umumnya masuk dapur rekaman tidak bisa diganggu, tapi k Imee boleh diganggu demi bisa membantu orang lain.

“Di Indonesia saya yakin ramai (banyak) bakat yang akan menyanyi, ramai yang akan mencipta lagu. Bakat itu disalurkan ke Dhamma music. Itulah harapan kami. Mungkin 10 tahun nanti, atau kalau bisa 5 tahun lagi lebih baik, supaya Dhamma music bisa menjadi musik mainstream yang bisa didengarkan semua orang,” harap Imee.

Lalu apa yang akan ditampilkan Imee Ooi dalam konser di Jakarta?

Menurutnya, dalam semua konsernya ia memiliki konsep yang tetap, tetapi ada sedikit penyesuaian. Akan ada sembilan chapter dengan tema berbeda-beda. Imee akan tampil penuh selama 2 jam 15 menit.

Akan ikut tampil juga Andrie Wongso serta musisi jazz muda Nayra Budidhharma, putri basis Krakatau Band, Prasadja Budhidharma.

Lalu apa lagi? “Ada pertukaran yang khas khusus di Indonesia sahaja, mungkin hari Minggu bisa kita lihat,” Imee berteka-teki.

“Ini bukan sekadar seni pertunjukan. Datanglah dengan hati yang baik, dengan hati yang tulus. Kalau boleh nanti selama pertunjukan HP silent, sehingga ini menjadi pengalaman spiritual bagi kita, bukan sekadar pertunjukan hiburan,” Kevin ikut berpesan.

“Tidak usah susah-susah mencari musik surgawi, di hari Minggu sudah bisa kita nikmati,” timpal Romo Piandi, ketua umum Majelis Buddhayana Indonesia (MBI).

Jadi, buat Anda yang masih belum punya tiket konsernya, buruan beli tiketnya karena sudah hampir sold out melalui nomor hotline 085768675517.

Catatan: BuddhaZine adalah media partner konser “Sound of Wisdom Imee Ooi”

[youtube url=”https://m.youtube.com/watch?v=ThnA3K_pSCQ” width=”560″ height=”315″]

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *