Untuk pertama kalinya, Konferensi Buddhis Internasional akan diselenggarakan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Setidaknya 100 umat Buddha dan masyarakat umum dari tujuh negara di Asia Tenggara akan mengikuti kegiatan ini. Ketujuh negara itu antara lain Thailand, Malaysia, Singapura, Laos, Kamboja, Vietnam, dan Myanmar.
Konferensi yang mengangkat tema “Borobudur: The Mandala of Enlightment and World Peace” ini akan diselenggarakan di Marga Utama Komplek Taman Wisata Candi Borobudur, 19-22 Mei 2016.
Staf Ahli Bidang Multikultur pada Kementerian Pariwisata RI, Hari Untoro, menjelaskan kegiatan ini merupakan inisiasi Kementerian Pariwisata RI bekerja sama dengan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (PT TWC) untuk menggenjot sektor nilai pariwisata.
“Candi Borobudur sebagai salah satu magnet untuk perkembangan dunia pariwisata Indonesia. Melalui kegiatan ini diharapkan Candi Borobudur semakin dikenal di mancanegara, yang nantinya akan memberikan multiplier effect bagi wisata Indonesia,” jelas Heri, dalam keterangan pers di Hotel Manohara Borobudur, Selasa (17/5/2016) sore.
Hari menyebutkan, pada konferensi ini akan menghadirkan sejumlah pembicara ternama, yakni Bhikkhu Sri Pannyavaro, Kepala Vihara Mendut di Magelang; Bhiksu Bhadraruci, Sekjen KASI dan Kepala Indonesia Ganden Syeydrup Nampar Gyelweiling Monastry, dan Prof. Dr. Noerhadi Magetsari, pengajar arkeologi Universitas Indonesia.
“Adapun guest speaker adalah Geshe Tenzin Zopa, a Nepalese Tibetan Buddhist dan Menteri Pariwisata RI Arief Yahya sebagai keynote speaker,” imbuh Hari.
Hari mengatakan, konferensi dihelat menjelang Hari Raya Waisak agar para peserta sekaligus menyaksikan umat Buddha napak tilas Buddha di Candi Borobudur dan sekitarnya. Ia juga berharap acara ini akan menjadi event tahunan yang berskala internasional.
“Angkor Wat berdiri pada abad X, tapi Borobudur berdiri sekitar abad IX. Setidaknya kita punya aktivitas keagamaan agama Buddha di sini. Di negara lain ada charity days, jadi orang jalan ke Myanmar untuk memberi persembahan pada Buddha,” katanya.
Mandala terbesar di dunia
Prof. Dr. Noerhadi Magetsari, salah satu pembicara konferensi menuturkan, Candi Borobudur merupakan mandala Buddha terbesar di dunia. Mandala yang merepresentasikan agama Buddha yang tidak mengenal aliran, dan khas tidak ada di tempat lainnya.
“Ada nilai-nilai kearifan dan kebijakan agama Buddha yang bisa dibawa pulang setelah orang datang berkunjung ke Borobudur. Hal itu bisa melekat pada diri orang dan disebarkan di negaranya,” ujarnya.
Direktur Pemasaran PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko, Sahala Parlindungan Siahaan mengatakan, keberadaan Candi Borobudur adalah inspirasi sejati dan bukti peradaban manusia, khususnya umat Buddha, dari masa ke masa yang bisa diwariskan kepada generasi masa depan.
“Candi Borobudur merupakan sumber inspirasi bagi perdamaian dunia dan keseimbangan alam semesta, dan semoga kegiatan ini bisa bermanfaat tidak hanya bagi umat Buddha, tetapi semua umat,” paparnya. (www.kompas.com)
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara