Anda Buddhis dan hobi nonton film? Kalau begitu, Anda harus nonton film Reign of Assassins. Film besutan sutradara Su Chao-Pin yang dirilis tahun 2010 ini menceritakan perebutan jasad Bhiksu Bodhi, bhiksu ahli beladiri yang hidup di abad 5 M. Alkisah, siapa saja yang memiliki jasadnya secara utuh akan menguasai dunia persilatan, dapat menyembuhkan segala penyakit, dan hidup abadi. Jasad ini terbelah menjadi dua, menyebabkan perebutan yang terjadi semakin sengit.
Selain menampilkan aktor-aktris terbaik seperti Michelle Yeoh dan Jung Woo Sung, film ini mengangkat seni beladiri kungfu khas film Mandarin. Yang menarik dari film ini adalah pertarungan terakhir antara Raja Jentera dan tokoh utama Zeng Jing di Kuil Yunhe. Kalau diperhatikan, makam Kuil Yunhe adalah sebuah makam yang berciri khas Buddhis. Beberapa bhiksu dimakamkan di sana dan yang lebih menarik, semua batu nisan di makam menggunakan patung Buddha dengan ciri khas Tiongkok.
Mengenai makam berciri khas Buddhis, ternyata Indonesia juga punya loh. Letaknya ada di Desa Sumber Agung, Banyuwangi, Jawa Timur. Di makam ini, berdampingan dengan kijeng (batu nisan), terdapat stupa khas Borobudur lengkap dengan patung Buddha di dalamnya khusus untuk umat Buddha. Hingga saat ini, terdapat lebih dari 12 makam umat Buddha, salah satunya adalah makam orangtua Heri. Heri merupakan umat Buddha Banyuwangi yang pertama kali membuat nisan berciri khas Buddhis untuk mengenang orangtuanya sebagai pasangan Buddhis yang taat.
“Makam yang seperti ini dimulai pada tahun 2006. Pada awalnya, saya hanya ingin mengenang bapak saya yang dulu adalah salah satu penggerak umat Buddha Banyuwangi. Meskipun (penganut) agama Buddha sudah berkurang —cucu-cucu bapak saya sudah tidak beragama Buddha— setidaknya mereka tahu bahwa leluhur mereka beragama Buddha, dan saya sendiri bangga mempunyai seorang ayah beragama Buddha,” jelas Heri.
Meletakkan stupa dan patung pada makam biasanya dilakukan 1000 hari setelah jenazah dimakamkan. “Pada awalnya hanya saya saja yang memasangnya, tapi ternyata ide saya diikuti oleh umat Buddha lainnya. Hingga saat ini sudah lebih dari 12 makam umat Buddha yang makamnya dipasang kijeng stupa dan patung Buddha,” kenang Heri.
Menurut Bhikkhu Tejapunnyo yang sering melakukan pembinaan umat Buddha di Banyuwangi, makam umat Buddha seharusnya memang seperti itu. Tentunya disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing. “Di negara-negara Buddhis, guru-guru meditasi makamnya ya seperti itu. Kalau di Indonesia ya bisa disesuaikan dengan ke-Indonesia-an, bisa dibuat seperti stupa Borobudur,” jelas Bhikkhu Tejapunnyo.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara