Tradisi potong rambut gimbal ternyata tidak hanya ada di Dieng yang terkenal itu. Ternyata tradisi ini dijalankan juga oleh umat Buddha seperti pernah dibahas dalam BuddhaZine. Jika sebelumnya kami pernah membahas tentang tradisi potong rambut di Tekelan (Baca Gombak, Upacara Potong Rambut Gimbal ala Buddhis di Lereng Gunung Merbabu), kali ini kami membahas potret tradisi potong rambut gimbal di desa Buddhis, namun dari daerah yang berbeda yaitu Temanggung, tepatnya di Dusun Krecek, Desa Getas, Kecamatan Kaloran.
Dusun Krecek merupakan salah satu dusun di Kabupaten Temanggung yang semua penduduknya beragama Buddha. Masuknya agama Buddha di Dusun Krecek tidak jauh berbeda dengan agama Buddha daerah lain di Temanggung yaitu setelah “kebangkitan” kembali agama Buddha pada tahun 1966.
Meskipun telah memegang ajaran Buddha sebagai jalan hidup, masyarakat Krecek tetap menjalankan tradisi leluhur, seperti sadranan (ziarah kubur), sedekah desa, limolasan (kendurian bulan purnama), dan yang paling menarik adalah upacara potong rambut gimbal (gombakan).
Tradisi potong rambut gimbal sudah berjalan jauh sebelum agama Buddha berkembang di Dusun Krecek. Menurut Sukoyo (65), sesepuh dusun yang juga Kepala Dusun Krecek, sebelum masuknya agama Buddha, tradisi potong rambut gimbal dilakukan dengan tradisi Jawa.
“Dulu upacara dilakukan berdasarkan tradisi Jawa dan secara Islam, termasuk ada tahlilan, tapi setelah tahun 1966, ketika masuknya agama Buddha di daerah Temanggung, masyarakat semua memeluk agama Buddha. Dari situ, semua tradisi yang dijalankan, selain didoakan dengan doa Jawa juga dibacakan parita-parita suci,” ujar Sukoyo.
Menurut Sukoyo, tradisi potong rambut merupakan sebuah harapan dari orangtua supaya anaknya lepas dari halangan dalam menjalani hidup. “Biasanya pada saat anak lahir, rambutnya pernah dipotong tapi si anak rewel, sakit-sakitan, orangtua langsung bernazar nanti rambutnya di-ingu (dirawat/tidak dipotong) sampai umur 2 tahun kalau perempuan dan 3 tahun kalau laki-laki, dan diadakan upacara potong gombakan. Tapi ada juga yang dari lahir memang tidak dipotong,” jelasnya.
Upacara potong rambut gimbal di Dusun Krecek dilaksanakan sesuai dengan weton (tanggal kelahiran Jawa) anak. Dimas Ginarsa misalnya, putra dari Salamah dan Lilis Sugianto ini lahir hari Selasa pon, maka pada umur 3 tahun Dimas Ginarsa dipotong rambutnya pada hari Senin wage malam (8/2) menjelang Selasa pon. Dengan didampingi oleh kedua orangtuanya, kerabat sepuh, Dimas Ginarsa dipotong rambunya di hadapan altar Buddha.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada upacara potong rambut di Dusun Krecek adalah nyekar (tabur bunga) ke makam, puja bakti bersama yang diikuti oleh semua umat Buddha laki-laki satu dusun, dan kendurian bersama sebagai wujud rasa syukur atas terselenggaranya upacara.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara