Sebimbing Sekundang yang berarti “Sehaluan Setujuan” adalah motto dari Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan. Motto Sebimbing Sekundang menggambarkan kesatuan yang erat, sehaluan, dan setujuan yang dimiliki masyarakat Kabupaten OKU dalam suka dan duka. Semangat tersebut membuat Kabupaten OKU yang beribukota di Baturaja ini dikenal sebagai Bumi Sebimbing Sekundang.
Di kota Baturaja, agama Buddha mulai berkembang sejak tahun 1970-an. Saat itu, beberapa umat Buddha berdomisili di Baturaja, meskipun kegiatan keagamaan belum terorganisasi karena belum adanya tempat ibadah. Pada tahun 1975, sebuah cetiya dibangun di Jalan Kedaton Baturaja (sekarang Jalan Jenderal Sudirman). Bangunan tersebut sebenarnya adalah Perkumpulan Kematian Warga Tionghoa, tempat yang digunakan untuk menyimpan alat-alat perihal kematian. Namun kemudian, lantai dua bangunan dimanfaatkan sebagai cetiya tempat melakukan puja bakti.
Meskipun puja bakti dilaksanakan setiap hari, hanya sedikit umat yang aktif. Melihat hal ini, almarhum Lim Tiang Hie (Romo Dharmapala) bersemangat menggerakkan umat Buddha di Baturaja sebelum meninggal pada tahun 1980. Berkatnya, muda-mudi Buddhis aktif mengikuti kegiatan cetiya. Pada tahun 1979, rombongan pemuda cetiya bahkan diutus ke Pacet untuk mengikuti Rakernas Sekber PMVBI (Pemuda Buddhayana).
Organisasi pemuda Buddhis di Baturaja akhirnya terbentuk pada tanggal 12 Januari 1983 dengan nama Persaudaraan Muda-mudi Buddhis Bodhijaya (PMBB) yang diketuai oleh Tony Gozali. Pada tanggal 29 Juli 1999, PMBB resmi menjadi anggota Sekber PMVBI dengan dikeluarkannya Piagam Pengesahan No. 06.004 Tahun 1999/042. Tidak hanya itu, Sekolah Minggu untuk anak-anak kemudian diadakan rutin di cetiya.
Sekitar tahun 1982, cetiya dipindahkan ke rumah Romo Padmasugih di Pasar Lama Baturaja. Pada masa ini, umat Buddha Baturaja sering mendapat kunjungan dan pembinaan dari Romo Teja (sekarang Bhikkhu Vajragiri). Bermula dari bincang-bincang dengan Romo Teja ini, umat Buddha Baturaja memiliki cita-cita untuk mendirikan vihara. Mengetahui hal ini, adik dari Romo Teja menyumbangkan tanahnya di Lorong Cempedak untuk dijadikan vihara.
Untuk mengorganisasi pembangunan vihara, maka dibentuk Yayasan Bodhijaya yang disahkan pada tanggal 16 Februari 1983. Setelah itu, proses pembangunan vihara mulai berjalan, hingga pada tanggal 16 Januari 1985, upacara peletakan batu pertama dilaksanakan. Vihara setinggi dua lantai ini akhirnya rampung dan diresmikan pada tanggal 28 April 1986 oleh Bupati OKU dan Bhikkhu Ashin Jinarakkhita.
Seiring berjalannya waktu, umat Buddha di Baturaja terus bertambah, sehingga vihara pertama yang dibangun di Baturaja ini tidak cukup menampung umat yang banyak. Pembangunan kemudian dilanjutkan dengan menambahkan satu setengah lantai pada vihara.
Kini, agama Buddha terus berkembang di Baturaja. Hingga saat ini, terdapat tiga vihara dari tiga aliran: komunitas Buddhayana sebagai komunitas tertua dan terbesar memusatkan kegiatan di Vihara Bodhijaya yang merupakan vihara pertama di Baturaja, aliran Maitreya memusatkan kegiatan di Vihara Metta Maitreya, aliran Nichiren memusatkan kegiatan di Vihara BDNSI. Kendati terdapat beberapa aliran yang berkembang di Baturaja, semangat integrasi umat Buddha tetap terjaga. Hal ini terlihat dari beberapa peringatan hari besar agama Buddha, khususnya Waisak, yang dilaksanakan secara bersama dalam semangat kekeluargaan.
Perbedaan bukanlah alasan untuk tidak bersatu, tapi menjadi medium untuk saling memahami dan menghormati karena semuanya memiliki tujuan yang sama. Tidak ada kebenaran yang mendua. Seperti halnya semua samudera memiliki satu rasa, yaitu rasa garam, demikian halnya rasa Dharma, yaitu rasa pembebasan. Bagaikan aliran dari banyak sungai yang bermuara di laut, demikian pula semua aliran agama Buddha bermuara pada kebenaran yang diajarkan oleh Buddha Gotama. Semoga Dharma tetap lestari, terus maju, dan berkembang di Bumi Sebimbing Sekundang.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara