• Saturday, 28 August 2021
  • Sasanasena Hansen
  • 0

Tak sering kita mendengar nama seorang biksu yang dikenal luas sebagai seorang patriot, pejuang atau pahlawan kemerdekaan. Hanya beberapa, terutama biksu-biksu yang hidup di zaman perang yang mungkin kemudian dihormati sebagai seorang pahlawan. Salah satunya adalah Samyeongdang (1544-1610) yang lebih dikenal dengan nama Yujeong.

Biksu Yujeong hidup di era Joseon. Beliau berasal dari klan Im di kota Miryang, Provinsi Gyeongsang. Setelah ibunya wafat di tahun 1558 dan ayahnya di tahun 1559, dia memutuskan untuk menjadi seorang biksu di kuil Jikjisa di Gimcheon.

Pada tahun 1561, dia berhasil lulus seon-gwa, semacam ujian sipil bagi biksu buddhis di Korea. Biksu Yujeong juga sering berkorespondensi dengan banyak cendekia yang hidup di masa itu seperti Pak Saam, Heo Hagok dan Im Baekho. Pada 1575, beliau diusulkan untuk menjadi kepala Sangha Seon tapi beliau menolaknya dan justru pergi menuju Myohyangsan.

Ketika invansi Jepang dimulai pada 1592, Yujeong bergabung dengan pasukan biksu yang dibentuk gurunya Hyujeong. Setelah Hyujeong pensiun, Yujeong mengambil alih kepemimpinan pasukan tersebut. Beliau memimpin pasukan pada peperangan Pyongyang dan Uiryeong di tahun 1592, membangun benteng pertahanan di Gyeongsang pada 1594, dan bergabunv dalam peperangan di Ulsan dan Suncheon.

Pada 1604, setelah perang berakhir, beliau pergi mengembara ke Jepang atas perintah Seonjo dari Joseon untuk menawarkan perdamaian dengan Tokugawa Leyasu. Misinya sukses dan ia kembali dengan 3500 orang Korea yang ditawan oleh Jepang. Misi diplomatik Yujeong ini memberikan fondasi awal yang kokoh bagi misi-misi Joseon selanjutnya ke Jepang.

Setelah mangkatnya di tahun 1610 di Haeinsa, Yujeong dihormati dan reliknya disimpan di Kuil Pyochung Seowon di Miryang dan di Kuil Suchungsa di Nyongbyon. Meski dapat diperdebatkan, karirnya sebagai seorang biksu patriot trrus diingat oleh masyarakat Korea Utara dan Selatan hingga saat ini dengan banyaknya patung dan peringatan lainnya yang dapat ditemukan di Korea. Bersama dengan gurunya Hyujeong, beliau dianggap sebavai teladan buddhis yang patriotik.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *