Membahas tentang sejarah Buddhis di Indonesia sudah biasa. Tapi tahukah Anda jika pulau Jawa, Bali, Sumatera dan Kalimantan disebutkan dalam Tripitaka dan Tipitaka?
Dari Khuddaka Nikaya, menyebutkan para pelayar biasa berlayar ke Suvannabhumi (Sumatera) dan Jawa, dua dari 34 teritori yang disebutkan di sana. Kitab Pali Milindapanha juga menyebut Suvannabhumi berikut juga kitab Mahajanaka Jataka dan Supparaka Jataka.
Suvannabhumi atau Suvarnabhumi juga Suvarnadvipa (Kepualauan Emas) adalah sebuah teritori yang mencakup kepulauan Sumatra, Melayu Malaysia, Thailand hingga Kamboja. Ibukota Suvarnadvipa ini ada di Sumatera yaitu Sriwijaya yang memang kekuasaannya mencakup sampai negara-negara lain yang kita kenal sekarang itu. Ini ditestimoni dengan adanya rupang perwujudan Avalokiteshvara di Nepal bernama Suvarnnapure Srivijayapure Lokanatha. Para sejarawan Arab juga mengatakan bahwa Kepulauan Emas ini terdiri dari pulau-pulau besar yang berbeda.
Mahavamsa, catatan sejarah Srilanka dari abad 5 M yang mungkin sudah dipoles kebenarannya, mengatakan misionari Sona dan Uttara Thera ke Suvannabhumi yang mana sejak abad ke-15 M dianggap sebagai bagian dari Thailand atau Burma (Myanmar). Berbeda dengan teks Mahakarmavibhanga yang mengatakan misonari Suvarnabhumi adalah Gavampati.
Dalam kanon Tripitaka Tiongkok ada Dvadasaviharana Sutra (佛說十二遊經) yang diterjemahkan Kalodaka pada tahun 392 M. Di sana disebutkan bahwa: “Di samudra ada 2500 kerajaan. Yang pertama adalah Srilanka…., kedua adalah Kalah (di kepaluan Melayu),… ketiga adalah Pulo (Aceh / Sumatra Utara),… keempat adalah Sheye (Jawa).”
Di Sutra Dvadasaviharana tersebut dikatakan bahwa pulau Jawa terkenal dengan produksi merica yang amna dikonfirmasi oleh catatan sejarah Tiongkok lainnya.
Baca juga: Siwa Buddha Berdasar Kitab Tantu Panggelaran
Kitab Buddhis Tiongkok lain berjudul Saddharma-smrtyupasthana Sutra (正法念處經) terjemahan Gautama Prajnaruci pada abad ke-6 M juga menyebutkan tentang Suvarnadvipa atau Sumatra. Tidak disebutkan tentang Jawa meskipun ada kemungkinan bahwa sumber sutra tersebut menyatakan demikian.
Berikutnya, teks dengan pengauh Tantrik yaitu Manjusrimulakalpa menyebutkan keberadaan Yavadvipa (Jawa), Balidvipa (Bali), Varusaka (Sumatra) dan Varunadvipa (Kalimantan).
Keberadaan Bali dan Kalimantan, juga diidentikkan dengan catatan sejarah Liangshu (Dinasti Liang 梁書) yang banyak mencatat hubungan dagang dengan Nusantara itu mengatakan bahwa raja di Po-li (Bali / Kalimantan) ini adalah keturunan suku Sakya ratu Mahamaya (ibu Buddha Sakyamuni).
Para pendiri peradaban di Nusantara ini memang berasal dari tanah India. Kita bisa menariknya dari kisah Ajisaka misalnya, ketika beliau sebagai brahmana Tritresta mengajak sekumpulan imigran besar dari India menetap di Jawa. Xingcha Senglan (星槎勝覽)tulisan Fei Xin (asisten Laksamana Cheng Hoo) menyebut bahwa di Jawa, masyarakat lokal mencatat bahwa pendirian peradaban Jawa itu sekitar 1300 tahun sebelumya. Jika dilihat dari tahun kedatangan Fei Xin di Jawa maka pas sekali dengan waktu kedatangan Ajisaka menurut legenda dan tarikh Jawa yaitu sekitar abad 1 M.
Penggemar Zen dan siswa mindfulness.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara