Thich Nhat Hanh menjelaskan bagaimana membuat acara “Memulai Lembaran Baru” yang penuh arti, menjadi bagian dari hidup Anda – termasuk praktik meditasi yang unik, ”Meditasi pelukan.”
Memulai lembaran yang baru bukanlah untuk meminta maaf. Memulai lembaran baru, adalah untuk merubah pemikiran dan hati Anda, untuk mentransformasi ketidaktahuan yang menyebabkan dilakukannya kesalahan melalui pikiran, ucapan, dan perbuatan, serta membantu Anda melatih dan menumbuhkan pemikiran tentang cinta kasih.
Di Plum Village, setiap minggu, kami mempraktikkan sebuah acara untuk memulai lembaran baru. Semua orang duduk bersama membentuk sebuah lingkaran dengan sebuah vas berisi bunga-bunga segar ditempatkan di tengah lingkaran, dan kami semua mengamati pernapasan kami pada saat menantikan fasilitator untuk memulai acara.
Rasa bersalah dan malu (karena bersalah) Anda, akan menghilang, dan Anda akan mulai mengalami suka cita karena Anda hidup. Semua tindakan salah muncul dari pikiran. Maka melalui pikiran pulalah semua kesalahan itu dapat dihilangkan.
Perayaan memiliki tiga bagian: menyirami bunga, mengungkapkan penyesalan, dan menyatakan luka serta kendala. Latihan ini dapat mencegah perasaan terluka agar tidak terbentuk dan menumpuk sepanjang waktu sekaligus membantu menciptakan situasi yang kondusif bagi setiap orang dalam komunitas.
Menyirami bunga
Kita mulai dengan penyiraman bunga. Ketika seseorang siap untuk berbicara, maka ia akan mengatupkan kedua belah telapak tangannya sementara yang lain menyatukan tangan untuk menyatakan bahwa yang bersangkutan dipersilakan berbicara. Maka ia akan berdiri, berjalan perlahan menuju bunga-bunga (di tengah lingkaran), mengambil dan menempatkan vas di tangannya, lalu kembali ke tempat duduknya. Saat ia berbicara, maka suaranya mencerminkan keindahan dan kesegaran bebungaan yang berada di tangannya.
Dalam periode “penyiraman bunga” ini, setiap pembicara memberitahukan kualitas unggul, dan bermanfaat, dari yang lain. Ini bukanlah menyanjung, kita senantiasa mengutarakan kebenaran. Setiap orang memiliki beberapa poin yang kuat yang dapat dilihat dengan penuh kesadaran. Tak seorang pun dapat menginterupsi pembicara yang sedang memegang bunga. Sang pembicara diperkenankan menggunakan waktu selama yang dibutuhkannya, dan setiap orang yang lain melatih upaya mendengarkan dengan cermat.
Ketika pembicara tersebut selesai berbicara, maka ia akan berdiri untuk kemudian perlahan mengembalikan vas ke tengah ruangan.
Pada tahapan kedua dari upacara, kita mengungkapkan penyesalan atas semua tindakan yang kita lakukan yang menyakiti makhluk lain. Sepenggal frase kalimat yang sembrono pun sudah cukup untuk melukai seseorang. Upacara untuk memulai lembaran baru merupakan sebuah kesempatan bagi kita untuk mengingat beberapa penyesalan sejak dini dan tidak melakukannya (meluruskan beberapa masalah yang terjadi sebelumnya).
Pada bagian ketiga dari upacara, kita menyatakan dengan cara apa saja orang lain telah menyakiti kita. Tutur kata yang penuh welas asih sangat diutamakan. Kita ingin menyembuhkan komunitas, bukan membahayakannya. Kita berbicara dengan terus terang, tetapi kita tidak ingin untuk menghancurkannya. Meditasi mendengar merupakan bagian penting dari latihan. Ketika kita duduk dalam lingkaran di antara kawan-kawan yang semuanya berlatih untuk mendengarkan secara mendalam, ucapan kita menjadi jauh lebih indah dan lebih bersifat membangun. Kita tidak pernah mendebat atau menyalahkan.
Mendengar
Mendengar dengan penuh welas asih itu sangat penting dan mendasar. Kita mendengarkan dengan keinginan untuk memulihkan orang lain dari penderitaan, bukan untuk mendebat ataupun menghakiminya. Kita mendengarkan dengan segenap perhatian kita. Bahkan saat kita mendengar sesuatu yang tidak benar, kita tetap mendengar dengan saksama sehingga orang lain dapat mengungkapkan rasa sakit hatinya dan melepaskan tekanan yang dirasakan dalam dirinya.
Jika kita menanggapi atau meluruskannya, latihan tidak akan memberikan hasil. Kita hanya mendengarkan. Jika kita perlu memberitahu orang lain bahwa cara pandangnya tidak tepat, kita dapat melakukannya beberapa hari kemudian, dengan tenang dan secara pribadi.
Selanjutnya, pada sesi memulai lembaran baru berikutnya, ia mungkin akan menjadi orang yang meluruskan kesalahan dan kita tidak perlu mengucapkan apa pun. Kita menutup acara dengan sebuah lagu atau saling bergenggaman tangan dengan setiap orang dalam lingkaran dan bernapas (mengamati pernapasan – Anapanasati ) selama satu menit. Kadangkala kita menutupnya dengan meditasi pelukan.
Meditasi pelukan adalah sebuah latihan yang saya kreasikan. Pada tahun 1996, seorang penyair wanita mengantar ke bandara Atlanta dan kemudian bertanya kepada saya, “Apakah diperkenankan untuk memeluk seorang biarawan Buddhis?” Di negara saya, kita tidak terbiasa mengungkapkan perasaan kita dengan cara demikian, tetapi kemudian saya berpikir, “Saya adalah seorang Guru Zen. Seharusnya bukan masalah bagi saya untuk bertindak demikian.”
Maka saya pun berkata, “Mengapa tidak?” Maka wanita itu pun memeluk saya. Tetapi saya cukup canggung dan kaku. Saat berada dalam pesawat, saya memutuskan, bahwa jika saya ingin bekerja sama dengan rekan-rekan di Barat, sudah selayaknyalah saya mempelajari budaya Barat, maka saya berimprovisasi dengan menciptakan meditasi pelukan.
Baca juga: Meditasi Harus Duduk Diam dalam Waktu Lama? Wah, Males Lah!
Meditasi pelukan merupakan sebuah kombinasi antara Timur dan Barat. Berdasarkan latihan ini, Anda harus sungguh-sungguh memeluk orang yang Anda peluk. Anda harus membuat lelaki atau wanita tersebut demikian nyata dalam dekapan Anda, bukan semata-mata demi penampilan, mengusap membelainya pada bagian punggung untuk berpura-pura bahwa Anda di sana.
Sebaliknya, Anda harus bernapas dengan penuh kesadaran dan memeluknya dengan segenap jiwa raga serta kalbu Anda. Meditasi memeluk merupakan sebuah praktik Samadhi. “Menghela napas; saya tahu orang yang saya kasihi berada dalam pelukan saya, hidup, dan nyata. Menghembuskan napas; ia demikian berharga bagi saya.” Jika Anda bernapas dengan mendalam seperti demikian, mendekap orang yang Anda kasihi, energi dari perhatian, kasih, dan meditasi, akan meresap ke dalam orang tersebut, dan ia akan terpenuhi serta mekar laksana sekuntum bunga.
Pada sebuah retret psikoterapi di Colorado, kami mempraktikkan meditasi pelukan, dan seorang peserta, saat ia kembali ke rumahnya di Philadelphia, memeluk istrinya di bandara, dengan cara yang tak pernah dilakukannya sebelumnya. Untuk benar-benar berada di sana, Anda hanya perlu bernapas dengan penuh perhatian, dan mendadak Anda berdua menjadi begitu nyata. Itu mungkin akan menjadi salah satu dari momen terbaik dalam hidup Anda.
Setelah upacara memulai lembaran yang baru, setiap orang dalam komunitas merasa ringan dan terpulihkan, bahkan seandainya kita hanya mengambil tahap pengenalan awal terhadap penyembuhan saja. Kami memiliki keyakinan bahwa, begitu Anda memulai, maka kita pasti akan dapat melanjutkan.
Latihan ini dapat dirujuk hingga masa Buddha, ketika komunitas bhikkhu dan bhikkhuni secara rutin menerapkan latihan memulai lembaran yang baru, setiap sehari sebelum bulan baru dan setiap sehari sebelum bulan purnama. Saya harap Anda pun akan dapat menerapkan latihan memulai lembaran yang baru dalam keluarga Anda sendiri setiap minggu.
(Ditulis oleh Thich Nhat Hanh/lionsroar.com)
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara