
Tara, atau dikenal pula dengan nama Jetsun Dolma, merupakan sebuah figur penting dalam agama Buddha tradisi Tibetan. Perwujudannya dalam agama Buddha Mahayana adalah sebagai seorang bodhisattwa perempuan dan dalam agama Buddha Vajrayana sebagai seorang Buddha perempuan.
Oleh karena itu, Tara acap kali dianggap sebagai “ibu pembebasan” atau “ibu para Buddha” dan merepresentasikan nilai-nilai kesuksesan dan pencapaian.
Kekhususan Tara terletak pada fokus penghormatan yang diberikan kepadanya. Tara dihormati sebagai seorang bodhisattwa yang piawai dalam hal meditasi sehingga bagi umat Buddha Vajrayana, pemujaan Tara bermanfaat sebagai penyemangat mereka dalam meningkatkan kualitas meditasi dan memahami ajaran-ajaran seperti karuna, metta dan sunyata.
Beberapa aliran agama Buddha mengakui 21 bentuk Tara. Sebuah teks berjudul Pujian kepada 21 Tara merupakan salah satu naskah terpenting dalam agama Buddha Tibetan. Masing-masing rupa dari 21 Tara memiliki warna dan atribut spiritual yang berbeda.
Dari ke-21 rupa ini, dua wujud diantaranya yang paling popular diantara orang-orang Tibet adalah Tara Putih dan Tara Hijau. Tara Putih diasosiasikan dengan kasih sayang dan umur panjang, sedangkan Tara Hijau kerap diasosiasikan dengan aktifitas pencerahan dan keberlimpahan.
Mantra buddhis paling terkenal
Sebagai salah satu mantra buddhis paling terkenal, mantra Tara biasanya dikaitkan dengan Tara Hijau, meskipun terkadang juga digunakan sebagai mantra untuk semua rupa Tara. Mantra Tara ini berbunyi: Om Tare Tuttare Ture Soha. Menurut Kyabje Lama Thubten Zopa Rinpoche pada sebuah khotbah tahun 1987, menerangkan dengan jelas makna mendalam dan manfaat dari melafalkan mantra Tara ini.
Secara ringkas, arti mantra ini adalah “Saya bersujud kepada Sang Pembebas, Ibu dari semua Pemenang.” Mantra ini berbunyi “Om Tare Tuttare Ture Soha.” Kata “Tare” berarti pembebasan dari samsara. Tare menunjukkan bahwa ibu Tara membebaskan makhluk hidup dari alam samsara.
Kata kedua “Tuttare” merujuk pada pembebasan dari delapan macam bahaya. Dalai Lama pertama menjelaskan delapan macam bahaya ini yang masing-masing berhubungan dengan masalah mental manusia:
• Singa – kebanggaan diri
• Gajah liar – delusi dan kebodohan batin
• Kebakaran hutan – kebencian
• Ular – rasa cemburu
• Perampok – pandangan salah
• Penjara – keserakahan dan kekikiran
• Banjir – nafsu dan kemelekatan
• Iblis – keraguan yang menyebabkan delusi
Kata ketiga “Ture” berarti membebaskan anda dari penyakit. Dengan membebaskan kita dari penyakit, maksudnya adalah membebaskan kita dari penyebab sebenarnya yang menyebabkan kita menderita.
Sedangkan kata “Soha” berarti membangun akar jalan di dalam hati anda. Atau dengan kata lain, mengambil perlindungan di dalam Tara dan melaksanakan praktik Tara setulusnya hingga pada akhirnya tubuh, ucapan dan pikiran anda bertransformasi menjadi tubuh suci, ucapan suci dan pikiran suci Tara.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara