Bhante saya bingung, ada yang bilang ajaran Buddha adalah suatu agama, kemudian ada orang lain bilang sebagai filosofi, pedoman hidup, sains pikiran. Sebenarnya, ajaran Buddha itu agama atau bukan?
Pertanyaan di atas sering ditanyakan. Saya sebut pertanyaan itu sebagai pertanyaan klasik. Walaupun klasik, pertanyaan itu akan ditanyakan terus-menerus.
Di Indonesia kita setuju bahwa ajaran Buddha adalah agama yang lumrah dikenal sebagai agama Buddha. Selesai, dan tak ada perdebatan lanjut! Masyarakat memilih cara pandang demikian, masyarakat menyakini hal ini, bahwa ajaran Buddha sudah jelas sebagai agama.
Lalu, bagaimana dengan variasi pendapat tentang ajaran Buddha? Tampaknya itu bukanlah masalahnya, toh manusia memiliki cara pandang berbeda-beda. Barangkali ada di antara mereka yang trauma dengan istilah “agama” sehingga enggan menggunakan istilah itu. Berarti dia perlu pelan-pelan menyembuhkan traumanya.
Ada juga mereka yang trauma non-agama. Pernah ada kejadian yang sangat menggemparkan hidupnya. Kesimpulan yang dia ambil adalah bahwa dia tidak bisa hidup dalam non-agama, alias hidup tanpa agama itu mustahil. Berarti dia juga perlu waktu untuk pelan-pelan menyembuhkan traumanya.
Ajaran Buddha tampaknya cenderung fokus pada cara bagaimana menyembuhkan aspek traumatik manusia daripada sibuk mengutak-atik istilah agama dan non-agama. Ajaran Buddha tahu mana content yang perlu dibereskan, lalu container apa yang sesuai dan cocok di lingkungan yang berbeda-beda.
Cara seseorang memandang agama sangatlah tergantung pada modal apa saja yang dia miliki. Kalau seseorang memandang ajaran Buddha sebagai filosofi, tentu saja ada benarnya. Tapi apakah mewakili kebenaran seluruhnya atas ajaran Buddha?
Sudut pandang
Saya melihat banyak simpatisan ajaran Buddha dari Amerika dan Eropa. Mereka merasa nyaman dengan sebutan way of life bagi ajaran Buddha. Sekumpulan nasihat dan cara pandang atas kehidupan manusia, bagaimana melakoni hidup, jadi tak heran mereka menyebutnya way of life. Apakah benar? Tentu saja ada benarnya. Tapi apakah mewakili kebenaran seluruhnya atas ajaran Buddha?
Para ilmuwan lebih seru lagi. Mereka bilang ajaran Buddha adalah the science of mind (sains pikiran). Mereka hobi untuk mencari tahu bagaimana fungsi otak, lalu bagaimana meditasi buddhis membawa perubahan pada struktur otak, perubahan mimik, perubahan sifat dan karakter.
Bahkan mereka tidak tanggung-tanggung untuk meneliti dunia pikiran para praktisi meditasi. Jadi tak heran mereka menyebutnya the science of mind. Apakah benar? Tentu saja ada benarnya. Tapi apakah mewakili kebenaran seluruhnya atas ajaran Buddha?
Baca juga: Tuhan dalam Agama Buddha, Siapa?
Ajaran Buddha itu apakah benar sebuah Agama? Ini sangat tergantung pada bagaimana cara Anda mendefinisikan “agama”. Coba lihat, ajaran Buddha juga tumbuh dalam budaya, kehidupan monastik (para biksu dan biksuni), memiliki kitab suci, ada ritual, dan spiritual, ada pesamuhan sanggha monastik dan awam. Jadi secara ilmu sosiologi maka ajaran Buddha sudah jelas-jelas suatu agama.
Lalu, ada definisi lain bahwa agama “wajib” memiliki Tuhan pencipta. “Wilayah” ini tampaknya agama Buddha berbeda pemahamannya dengan agama pada umumnya. Kalau memang ada sosok Tuhan pencipta, lalu bagaimana dengan posisi hukum karma (sebab dan efek), niyama (hukum kosmis), dan lain-lain?
Itu alasannya umat Buddha itu tidak menganut sistem kepercayaan “Tuhan” pencipta. Namun umat Buddha Indonesia itu, “BerkeTuhanan”, yaitu mengakui adanya realita tertinggi yang di luar jangkuan daya pikir dan bahasa bumi manusia. Landasannya selaras dengan sila pertama yaitu, “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Ketuhanan Yang Maha Esa adalah bintang utara yang menuntun ke arah utara, bukan tiba di utara! Bintang ini akan menuntun kita menuju kesadaran dan kewaspadaan sepenuhnya sehingga terealisasinya pencerahan yang sempurna.
Bhante Nyanabhadra
Dharmacharya dari silsilah Zen Master Thich Nhat Hanh, Plum Village, dikenal sebagai 真法子「Chân Pháp Tử」. Menerima Penahbisan samanera dari tradisi Theravada dengan nama 釋學賢 「Nyanabhadra」dari Y.M. Dharmavimala.
Menerima penahbisan ulang sramanera dari silsilah Mulasarvastivada dari Y.M. Dalai Lama ke-14 di Dharamsala dengan nama Tenzin Donpal.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara