• Friday, 9 November 2018
  • Ngasiran
  • 0

Meditasi empat unsur, mendengar kata meditasi ini mungkin agak asing di telinga umat Buddha Indonesia. Padahal dalam Wisudhi Magga membahas panduan meditasi aliran Theravada, meditasi dengan objek empat unsur ini dibahas lebih panjang daripada bab lainnya.

Apa itu meditasi empat unsur? Bagaimana melakukannya dan apa manfaat meditasi ini? Bhante Sujato, seorang bhikkhu yang ditahbiskan di Thailand dalam silsilah bhikkhu hutan Ajahn Chah, mengajarkan dengan lengkap meditasi ini pada Pelatnas Abdi Desa Ehipassiko, Jumat (2/11) di Laras Asri Resort, Salatiga.

Tanah, air, api, dan udara adalah empat unsur pembentuk materi. Terdapat sedikit perbedaan cara pandangan empat unsur tersebut antara ilmu pengetahuan alam (IPA) dengan Buddhis. Dari sudut pandang IPA, materi yang terbentuk dari empat unsur hanya dipandang sebagai bentuk benda. “Saya dengan cangkir adalah dua hal yang terpisah. Sedangkan dalam Buddhis melihat benda (cangkir) sesuai dengan yang kita cerap berdasarkan pengalaman,” jelas Bhante Sujato.

Manusia selalu dikelilingi oleh empat unsur pembentuk. Materi tubuh manusia juga terbentuk oleh empat unsur, karena itu menurut bhante manusia (umat Buddha) perlu untuk melakukan meditasi empat unsur. “Jangan salah mengerti bahwa ajaran meditasi 4 unsur ini adalah ajaran yang kuno, sulit dimengerti dan jadul. Sebab kita ini dikelilingi empat unsur ini setiap waktu, dan tubuh kita terbuat dari unsur-unsur ini,” terangnya.

Jadi yang perlu diperhatikan dalam meditasi 4 unsur adalah kita memperhatikan dan mengenali apa itu 4 unsur, bagaimana rasanya. “Sebagai contoh, mari kita membungkuk sampai tangan kita menyentuh lantai, kita bisa merasakan dingin dan kerasnya lantai ini. Itulah yang dinamakan mengalami unsur padat. Menurut filosofi berdasarkan pandangan Buddha, materi itu selalu memuat unsur-unsur secara bersamaan. Tetapi di saat tertentu ada unsur-unsur yang lebih dominan.

“Kalau kita bandingkan dengan IPA misalnya, ketika melihat gelas atau kaca, kita hanya melihat unsur padat. Tetapi kalau Anda perhatikan, kaca atau gelas yang sudah berumur puluhan tahun akan mengalami aus dan terlihat ada airnya, di situ mulai muncul unsur airnya,” bhante memberi contoh.

Merawat keseimbangan alam

Dalam praktik meditasi, biasanya pikiran (batin) hanya ditugaskan untuk mengamati ke dalam diri. Berbeda dengan meditasi 4 unsur, selain melihat ke dalam juga diperlukan keterlibatan pikiran dalam melakukan perenungan terhadap alam yang ada di luar jasmani.

“Meski begitu, meditasi 4 unsur bukan praktik meditasi yang langka. Dulu Buddha sering melakukan praktik meditasi ini, dan Buddha membicarakan dan membabarkannya dengan terperinci. Buddha juga menerapkan ajaran ini dengan berbagai cara yang indah,” kata Bhante Sujato.

Saat ini masa depan planet bumi terancam oleh persoalan lingkungan, perubahan iklim, dan pemanasan global. Persoalan ini mengancam kehidupan semua ekosistem di dalamnya. Menurut bhante, persoalan lingkungan ini diakibatkan oleh empat unsur yang sudah tidak seimbang.

“Beberapa tahun lalu ketika saya di Sidney, suhu udara naik sampai 47 derajat. Pernah Indonesia mengalami suhu 47 derajat? Itu benar-benar sangat panas. Dengan kondisi panas yang seperti itu, orang yang tidak tahan, banyak yang meninggal. Semua yang terjadi seperti itu benar-benar di luar dugaan,” kata bhante.

Mengapa itu terjadi? karena ketamakan manusia. Kita tidak bersungguh hati untuk merawat apa yang kita dapatkan. Semakin besar kita mengeksploitasi alam akan membuat alam semakin tidak seimbang. “Jadi pada saat Anda melakukan meditasi empat unsur, Anda menyadari dan merenungi bahwa dunia ini adalah kita, bumi adalah hal yang sama dengan kita. Udara yang berembus dari alam adalah udara yang masuk dalam paru-paru kita. Polusi-polusi yang dibuat di tempat lain itu sesungguhnya masuk juga ke dalam darah dan tubuh kita.

“Jadi begitulah rapuhnya empat unsur ini, juga begitu rapuhnya elemen yang menyokong kehidupan ini. Kalau terlalu panas atau terlalu dingin kita akan menderita, kalau kita tidak minum air beberapa hari saja kita akan mati. Tapi kalau kita di tengah laut dan tenggelam kebanyakan air kita juga mati. Jadi kita sangat perlu keseimbangan dan keseimbangan itu.

“Salah satu hal terpenting ketika kita melakukan meditasi empat unsur adalah menyadari bahwa kita adalah bagian dari planet ini. Sama halnya ketika kita merawat keseimbangan empat unsur dalam tubuh kita, kita juga merawat keseimbangan empat unsur dalam planet ini. Tanpa keseimbangan itu kita akan meninggal beberapa hari saja, begitu juga dengan planet ini,” jelasnya lebih lanjut.

Panduan praktik meditasi empat unsur

Yang perlu dilakukan dalam meditasi empat unsur adalah melakukan pengamatan terhadap empat unsur ini secara bergiliran. Mulai dari unsur tanah, api, air, dan udara. Tugas pertama adalah memiliki pencerapan dalam batin bagaimana unsur-unsur tersebut. Jadi Anda seperti membayangkan dalam batin bagaimana rasanya unsur-unsur ini.

“Silakan ambil posisi duduk dengan nyaman, duduk selama beberapa menit untuk membuat duduk Anda nyaman. Rasakan tubuh Anda agar merasakan nyaman duduk di kursi. Lalu mulia kita menggerakkan tubuh kita, memindai tubuh kita, kalau Anda merasakan ada bagian tubuh yang tegang, cukup santaikan bagian tubuh tersebut, rasakan dengan damai dan tidak perlu mengkhawatirkan apa pun,” terang Bhante Sujato, mulai memandu meditasi.

“Pada saat badan Anda mulai mapan dan tenang, mulai perhatikan sentuhan kaki dan tubuh pada benda yang keras di tempat duduk Anda. Kemudian arahkan perhatian Anda pada sifat benda yang keras itu dengan bagian tubuh Anda yang keras juga. Dimulai dari bagian yang paling keras dari tubuh Anda, yaitu gigi Anda. Anda mulai bisa merasakan sensasi gigi yang ada dalam mulut Anda. Anda bisa merasakan sifat keras dan kepadatannya.

Baik dengan melihat maupun mengetahui, mengetahui dengan merasakan sensasi gigi Anda, melihat seperti Anda membayangkan gigi Anda yang keras. Lalu dengan perlahan arahkan kebagian tubuh yang keras lainya, seperti tulang Anda. Kalau anda memperhatikan dengan saksama, Anda bisa merasakan tulang yang ada pada daging Anda dengan cara menjaga tubuh Anda tetap tegak atau menggoyangkan kepala atau tubuh Anda. Bayangkan bila tulang-tulang Anda bergerak, kalau tulang Anda diambil tubuh Anda akan tergolek seperti ubur-ubur.

“Jika Anda memiliki kecerahan yang cukup jernih pada sifat-sifat tubuh Anda, mulai pancarkan ke luar, ke alam semesta. Jika Anda bisa merasakan sifat keras di dalam kursi Anda, itulah yang disebut sebagai sifat kepadatan. Kita hanya mengetahui bahwa unsur padat yang ada di luar itu sama dengan unsur yang ada di tubuh Anda. Anda juga bisa melihat batu-batuan yang ada di luar, dan batuan-batuan itu juga sama dengan unsur yang ada dalam tubuh kita. Itulah unsur-unsur mineral yang menyusun tubuh kita. Ketika kita meniggal tubuh kita akan dapat diurai oleh tanah.

Selain mengamati benda padat yang ada dalam tubuh dan di luar tubuh yang bersentuhan. Bhante juga memandu mengamati unsur air, angin, dan api (panas) yang semua itu ada dalam tubuh dan di luar tubuh.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *