• Friday, 11 September 2015
  • Ngasiran
  • 0

“Ketika memasuki Chan Hall, Anda harus berjalan dengan perlahan, membungkukkan kepala ke arah altar Buddha, kemudian bersujud tiga kali ke altar Buddha dan duduk dengan tenang,” ujar Linda menjelaskan tata tertib Retret Meditasi Chan.

“Dalam meditasi Chan, semua adalah tentang diri Anda sendiri, bukan tentang keluarga atau tentang teman Anda. Anda akan melatih diri untuk melihat ke dalam diri Anda. Jadi dalam latihan ini untuk tiga hari ke depan Anda tidak diizinkan untuk berkomunikasi dengan teman-teman Anda,” tambahnya.

Komunitas Chan Indonesia bekerjasama dengan Prasadha Jinarakkhita Buddhist Institute (PJBI) mengadakan retret meditasi Chan. Acara yang diselenggarakan pada tanggal 3-5 September 2015 ini bertempat di aula Prasadha Jinarakkhita, Jakarta diikuti oleh 116 peserta berbagai usia dari anak muda sampai manula. Retret dibimbing langsung oleh Master Guo Yuan bersama dengan tiga muridnya. Master Guo Yuan adalah kepala pusat retret Chan Internasional di Dharma Drum Mountain, Taiwan. Master Guo Yuan juga merupakan pewaris Chan (Zen) dari guru Chan terkenal, Master Sheng Yen.

“Dalam teknik meditasi Chan ada tiga tujuan, yang pertama adalah tujuan kesehatan, yang kedua untuk mendapatkan ketenangan batin, dan yang ketiga untuk mencapai pencerahan,” jelas Master Guo Yuan mengawali sesi pelatihan.

“Apabila sebelumnya Anda telah berlatih meditasi dengan metode lain, tidak usah dibanding-bandingkan. Terima saja sebagai sebuah latihan, kemudian coba praktikkan dengan seksama selama tiga bulan, setelah itu Anda baru akan tahu mana metode yang cocok menurut Anda,” lanjut Master Guo Yuan.

Untuk kesehatan, meditasi Chan menggabungkan teknik yoga dengan meditasi, yaitu menyadari setiap gerak tubuh yang sedang dilakukan. Misalnya ketika sedang melakukan penghormatan namaskara ke altar Buddha dalam tradisi Chan agar berbeda dengan tradisi Theravada. Namaskara dalam tradisi Chan diawali dengan sikap berdiri, kemudian membungkukkan badan, kembali berdiri, kemudian bersujud sampai menyentuh lantai, kemudian berdiri lagi. Ini dilakukan sebanyak tiga kali kemudian membungkukkan badan kembali.

Sebelum dan sesudah melakukan meditasi duduk, selalu diawali dengan melakukan gerakan yoga dan pemijitan seluruh tubuh dari kepala sampai kaki. “Sebelum menggunakan obyek pernafasan, karena nafas kita sangat halus, Anda harus memulai memeriksa dan merasakan sensasi tubuh Anda dari kaki sampai kepala, memeriksa dan menyadari otot-otot yang masih tegang, kemudian membuat otot-otot tersebut menjadi rileks. Setelah Anda merasa rileks dan nyaman, baru Anda bisa menggunakan keluar masuknya nafas sebagai obyek meditasi dengan menghitung satu sampai sepuluh,” jelas Master.

Retret diisi dengan meditasi duduk, meditasi jalan, meditasi gerak (yoga) makan, latihan menghormat dengan mendalam, meditasi makan, dan sharing kelompok. Dalam sesi tanya jawab, seorang peserta bertanya, ”Apa tandanya meditasi kita ada perkembangan?” Master menjawab, “Apabila Anda sudah merasakan kenyamanan (rileks), Anda merasakan kejernihan alamiah dan merasakan ketenangan.”

20150911 Retret Meditasi Chan Adalah untuk Melihat Diri Sendiri_2

Sementara itu, Ninik atau yang sering dipanggil Sri, seorang praktisi meditasi Chan, menjelaskan bahwa ketertarikannya pada meditasi dengan metode Chan adalah karena dipadukan dengan gerakan yoga. “Menurut saya, metode meditasi itu karena kecocokan saja, kebetulan saya kan suka yoga, dan dalam metode Chan banyak gerakan-gerakan yoga,” ujarnya.

“Rambut saya ini dulunya sudah putih semua, dan setelah banyak mengikuti retret Chan, perlahan ini mulai menghitam,” ujar perempuan umur 48 ini.

Salah satu peserta yang mendapat manfaat langsung dari retret meditasi ini adalah Selamet Bagia. Pemuda 19 tahun asal Temanggung, Jawa tengah ini menuturkan bahwa yang sebelumnya pinggangnya sakit berangsur-angsur sembuh setelah mengikuti retret ini.

“Saya kalau di kampung kan sering bantu orangtua untuk membuat batako, jadi pinggang saya ini sering sakit. Namun setelah saya mengikuti kegiatan ini, pinggang saya jadi enakan,” ujar Selamet dalam sesi sharing kelompok.

Retret diakhiri dengan kebaktian petang dan membacakan sutra-sutra dalam bahasa Indonesia dan Mandarin.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *