Bersahabat memahami diri merupakan landasan, jalan, serta buah dari meditasi. Hal itu diawali dengan melepaskan topeng Anda dan melihat pada diri Anda dengan cinta dan kejujuran.
Apakah yang sesungguhnya kita ketahui tentang diri kita sendiri? Kadangkala, rasanya seolah kita berganti topeng yang berbeda-beda sepanjang hari. Tak ubahnya seakan-akan kita selalu mencoba untuk menjadi seseorang (yang lain). Kita membuat begitu banyak kepura-puraan.
Menurut Judy Lief, seorang penulis buku berjudul Bersahabat dengan Kematian, bersahabat dengan diri berada pada bagian paling dasar dan hakiki dari praktik meditasi, sejak awal hingga akhir, serta sepanjang perjalanannya. Hal ini merupakan dasar sekaligus tujuan dari sang jalan.
Banyak di antara kita menderita, karena sejenis demam tingkat rendah berupa meragukan diri sendiri. Kita merasa, bahwa, terlepas dari semua peran yang kita perankan tidak berharga.
Akibat dari rasa tidak percaya diri, kita perlu diyakinkan secara terus-menerus. Saya seorang pelajar yang baik, jadi saya pasti baik. Saya memiliki banyak prestasi, maka saya pasti seorang yang layak, bahkan mungkin istimewa. Tetapi kehampaan dalam perasaan kita tidaklah menghilang.
Beberapa orang berpikir bahwa jawaban atas hal ini adalah dengan membangun orang, memuji mereka untuk setiap hal kecil, serta mencoba untuk meyakinkan mereka bahwa mereka bagus. Gagasannya adalah, jika kita terus mendengar bahwa kita bagus, maka kita akan mulai mempercayainya. Perjalanan untuk sungguh-sungguh bersahabat dengan diri merupakan sebuah perjalanan yang cukup radikal.
Sebagaimana diajarkan Trungpa Rinpoche, persahabatan dengan diri merupakan landasan sekaligus tujuan dari latihan meditasi.
Landasan
Anda memulai perjalanan Anda dalam jenis persahabatan ini, pada saat Anda pertama kali memutuskan untuk bermeditasi. Anda telah memilih untuk melihat, seperti apakah sesungguhnya, sekadar duduk dan sendirian, tanpa sesuatu pun untuk dikerjakan serta tanpa seorang pun untuk dibuat terkesan.
Langkah ini mencakup keingintahuan, ketertarikan, serta kerinduan untuk berjumpa dengan diri Anda pada tahap yang lebih dalam. Dalam latihan meditasi, kita mengelupas kulit luar dari segalanya, menjadi pengalaman yang bersifat dari waktu ke waktu, dan langsung.
Kita belajar untuk sekadar beristirahat dan terbuka terhadap apa pun yang muncul dalam benak kita. Kita hanya diberi sedikit panduan dasar. Kita diberitahu untuk mengobservasi apa pun yang muncul tanpa penghakiman, tidak melekat terhadap apa yang lebih kita sukai atau mendorong pergi apa pun yang tidak kita sukai.
Singkatnya, kita didukung untuk mengambil sebuah cara pandang baru terhadap pengalaman kita. Dalam konteks menjalin persahabatan dengan diri sendiri, memulai awal yang baru berarti anda menanggalkan gagasan-gagasan anda tentang siapa Anda atau siapa seharusnya Anda, dan semata-mata hanya melihat.
Jalan
Kita mulai dengan sebuah perasaan tentang potensi kita. Sesuatu yang sangat positif telah menyediakan inspirasi awal kita dan membuat kita memulai. Ia telah membangunkan insting batin kita untuk bertumbuh.
Selagi kita berlatih, kita membuka lapisan demi lapisan gagasan-gagasan kita tentang diri kita sendiri. Kita menyingkapkan sudut-sudut tersembunyi dan kenangan-kenangan tentang berbagai pengalaman kita. Kita mulai dihadapkan pada batasan-batasan dari rasa bersahabat dan cinta terhadap diri kita sendiri maupun terhadap orang lain.
Jelaslah bahwa kita telah terbiasa menyekat-nyekat diri kita sendiri, menerima beberapa aspek dari pengalaman kita namun menolak (aspek) yang lain. Beberapa bagian dari diri kita tersembunyi dengan demikian baiknya sehingga kita dapat berpura-pura bahwa mereka sama sekali tidak ada.
Baca juga: Sahabat Sejati
Persahabatan yang kita miliki pada tingkatan ini cukup rentan. Ia bergantung pada upaya mempertahankan dinding pemisah, untuk mencegah apa yang tidak kita sukai atau bahkan kita benci tentang diri sendiri, mencegahnya untuk merayap masuk. Persahabatan merosot nilainya menjadi masalah suka dan tidak suka belaka.
Saat kita menjadi lebih akrab dengan pola-pola kita, kita akan dapat melihat bahwa kita tidak dapat begitu saja menyapu mereka semua ke bawah karpet. Prosesnya bekerja sebagai berikut: kita mulai menerima segala sesuatu sebagaimana adanya, dan segera, begitu kita melakukan hal itu, berarti kita menapak selangkah lebih jauh, dari semata-mata menerima, menjadi menghargai dalam hati.
Makin banyak aspek dari diri kita yang kita ketahui dan terima, kita akan merasa lebih bebas. Makin banyak yang keluar dan terbuka, makin berkurang perasaan terancam yang kita rasakan. Makin jarang kita harus bersembunyi, kita akan menjadi lebih santai dan lebih penuh cinta.
Buah
Tidak ada poin akhir yang khusus bagi proses menjalin persahabatan dengan diri. Tetapi terdapat kelimpahan, setiap kali Anda menerima dan membuka hati pada diri, tentang semua kekurangan Anda, maka Anda juga menjadi lebih terbuka terhadap semua yang berada di sekeliling Anda.
Seiring Anda membangun sebuah landasan bagi persahabatan dengan diri, kualitas latihan meditasi Anda, sebagaimana halnya kehidupan keseharian Anda, berubah menjadi lebih baik. Latihan meditasi Anda mulai dihangatkan oleh kelembutan.
Ini dapat diibaratkan sebagai berikut, di luar sana terdapat suatu kualitas cinta yang lebih mendalam, sedang menanti sebuah pembukaan, dan segera, begitu Anda menyatakan sebuah undangan, meski sangat kecil, ia akan mengalir masuk. Dalam latihan meditasi, Anda secara berkesinambungan menaklukkan pikiran dan membuka hati. Hal ini begitu alamiah dan sederhana; dari ketertarikan datanglah pengetahuan, dari pengetahuan muncullah penerimaan, dan dari penerimaan lahirlah cinta. (Lionsroar.com)
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara