• Tuesday, 2 June 2015
  • Sutar Soemitro
  • 0

Purnama siddhi di bulan Waisak telah tiba. Bulan purnama yang ditunggu oleh umat Buddha untuk mengingat dan merenungkan makna spiritual dan semangat dalam tiga peristiwa besar sebagai bentuk penghormatan kepada Buddha. Tiga peristiwa ini adalah lahirnya Pangeran Siddharta Gotama di Lumbini, di taman yang indah tahun 623 SM. Beliau adalah Bodhisatta yang turun ke bumi dari surga Tusita untuk menjadi Buddha (M.iii.120).

Pencapaian Pencerahan Bodhisatta Siddharta Gotama atau keberhasilan dalam mewujudkan Nibbana dan menjadi Sammāsambuddha di Bodhgaya, di bawah pohon Bodhi tahun 588 SM (M.i.249). Parinibbana Buddha Gotama di Kusinara, di antara dua pohon Sala kembar tahun 543 SM (D.ii.156). Tiga peristiwa besar yang terjadi pada purnama di bulan Waisak merupakan totalitas kehidupan yang penuh dengan dedikasi dan karya besar bagi spiritual dan kemanusiaan dunia.

Buddha adalah Guru spiritual yang sangat peduli terhadap kebahagiaan dunia. Begitu besar belas kasih Buddha kepada dunia, sehingga Beliau membabarkan Dharma kepada mereka yang telah siap menerimanya (M.i.169). Dharma yang diajarkan Beliau diantaranya adalah instruksi kedisiplinan moral sebagai pondasi untuk melindungi makhluk dari bahaya-bahaya dunia. Mereka yang telah siap dengan keyakinan mengambil perlindungan kepada Buddha, Dharma, dan Sangha. Buddha menginstruksikan Jalan Perlindungan di dalam kedisiplinan latihan lima moralitas (pañcasila); kedisiplinan latihan lima moralitas ini adalah menghindari pembunuhan, pencurian, asusila, ucapan salah, dan menghindari mengkonsumsi zat yang memabukkan (A.iv.120).

Kedisiplinan lima moralitas dapat muncul dan menjadi kebiasaan hidup apabila manusia memiliki kualitas baik yang menjadikan pelindung dunia (dhammā sukkām lokam pālenti), yaitu perasaan malu terhadap tindakan mengesampingkan moralitas dan perasaan takut akibat mengesampingkan moralitas (hirī ca ottappañca) (A.i.51). Perasaan malu adalah papan sandaran (S.i.33). Jika kita dapat melihat ke dalam diri, bahwa kita adalah manusia yang beragama, berbudaya, cerdas dan bermoral, maka akan muncul perasaan malu terhadap tindakan yang mengesampingkan moralitas.

Demikian halnya dengan perasaan takut terhadap perbuatan salah melalui jasmani, ucapan dan pikiran yang tidak bermanfaat (M.ii.356). Perasaan takut ini dapat muncul apabila k

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara