• Thursday, 18 July 2024
  • Surahman Ana
  • 0

Foto     : Surahman Ana

Ratusam umat Buddha Temanggung merayakan Asadha Puja di Vihara Metta Sila Dusun Sungapan, Desa Jamusan, Kecamatan Jumo, Temanggung, Rabu (17/7/2024). Dalam perayaan ini juga dilaksanakan peresmian Kuti Vihara Metta Sila.

Acara dihadiri oleh Bhikkhu Jotidhammo dan Bhikkhu Dhiracitto. Dalam pesan Dhammanya, Bhante Jotidhammo menyampaikan pentingnya puja bakti dan pembacaan paritta. Menurut bhante, puja bakti adalah salah satu kebajikan yang hendaknya dilakukan berulang kali hingga menjadi kebiasaan. Kebajikan tersebut akan mengkondisikan segala hal-hal baik datang dan menghindarkan segala hal yang buruk bagi pelakunya.

“Kita ini memetik apa yang kita tanam, kalau yang ditanam kebajikan ya kita akan dapat kebaikan. Dampak sering puja bakti dan membaca paritta adalah pikiran adem, tentram, terang, kuat, sabar, dapat berpikir jernih dan benar. Kalau pikiran tidak dilatih demikian, hidup aka susah. Kalau sudah sering puja bakti maka akan senang mendengarkan kotbah, begitu urutannya,” jelas bhante.

Lebih lanjut bhante menjelaskan bahwa perayaan Asadha merupakan momen penting dalam kelestarian Dhamma hingga saat ini. Peristiwa pembabaran Dhamma untuk pertama kalinya pada bulan Asadha 2600 tahun lalu menjadikan umat Buddha di seluruh dunia saat ini masih mengenal ajaran luhur Sang Buddha.

“Kita semua mendapatkan keselamatan dari ajaran Sang Buddha yaitu Dhamma, maka kita harus mengetahui Dhamma ini seperti apa. Kalau tidak mengerti Dhamma hidup kita bakal kacau, semrawut. Oleh sebab itu supaya hidup kita benar, tidak kacau, kita harus mengerti ajaran Sang Buddha, kemudian dipraktekkan sehingga nanti kita mendapatkan hasil yaitu keselamatan, kebaikan.”

Bhante menjelaskan, dalam kotbah pertamanya Sang Buddha menegaskan bahwa hidup harus dilakukan dengan kesungguhan.  Menjalankan hidup dengan kesungguhan berarti menjalani hidup sesuai dengan Dhamma, agar seseorang terhindar dari banyak kesusahan, banyak permasalahan, dan depresi.

Hidup sesuai Dhamma bisa dilakukan dengan rajin puja bakti, rajin melakukan kebajikan baik berupa memberikan bantuan, saling tolong-menolong, punya cinta kasih, punya kasih sayang, mau membantu siapa pun yang membutuhkan, menghindari perbuatan buruk, tidak merusak rumah tangga orang lain, tidak mencuri, tidak berbohong, dan tidak mabuk-mabukan.

Selanjutnya bhante menerangkan, tidak mengenal dan praktek Dhamma menjadi sebab penderitaan. Setiap makhluk yang terlahir akan menghadapi bermacam-macam penderitaan hingga yang tidak bisa dihindari yaitu sakit, usia tua, dan kematian. “Makanya sebelum mati dan mumpung hidup menjadi manusia berbuatlah banyak kebajikan. Selagi masih muda, sebelum tua, lakukan kebajikan yang banyak, rajinlah belajar, berkerjalah penuh semangat. Kalau sudah tua susah untuk belajar, bekerja keras pun sudah tidak bisa. Mumpung masih sehat lakukan kebajikan yang banyak, apa pun yang baik lakukanlah, kalau sudah sakit-sakitan sudah tidak bisa lagi melakukan banyak kebajikan.”

Berkaitan dengan kebajikan, bhante menerangkan ada tiga kebajikan yang diajarkan oleh Sang Buddha yaitu dana, sila dan samadi atau meditasi.  Dana bisa dilakukan dalam berbagai bentuk seperti materi, tenaga, pemikiran, nasehat, waktu, dan banyak hal lainnya. Kebajikan sila adalah praktek Pancasila Buddhis dengan sebaik-baiknya.

“Kalau belum bisa melakukan sempurna semuanya ya tidak apa-apa, lakukanlan yang bisa terlebih dahulu. Kalau baru bisa melakukan empat sila ya lakukanlah sebaik-baiknya,” sambung bhante.

Sementara kebajikan yang ketiga adalah meditasi atau semedi. Menurut bhante, meditasi menjadi ajaran Sang Buddha yang berbeda dan paling khas. Meditasi menjadi ciri agama Buddha yang juga disebut bhavana yaitu mengheningkan pikiran atau batin. Puja bakti adalah juga cara mengheningkan pikiran.

“Artinya mengheningkan pikiran itu puja bakti, dengan kesungguhan. Dengan puja bakti sungguh-sungguh batin bisa hening, tenang, adem, tentram, itu namanya semedi. Jadi, puja bakti dalam agama Buddha ujungnya adalah meditasi. Kalau dilakukan dengan sungguh-sungguh pasti pikiran bisa sumeleh. Pikiran yang sumeleh, menjadikan hidup ini terasa mudah. Pikiran bisa menerima kenyataan apa adanya, tidak mudah menderita ketika menghadapi permasalahan-permasalahan hidup.”

Kembali mempertegas pentingnya puja bakti, bhante berpesan, “Oleh karena itu dengan bangunan yang sudah bagus bisa digunakan untuk lebih rajin puja bakti, ini menjadikan tentram adem ayem, menjadikan hal yang baik mendekat dan yang buruk menjauh,” tutup bhante.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *