Foto : Ngasiran
“Penting untuk kita ketahui bahwa mencapai alam murni Buddha Amitabha bukanlah mencapai pencerahan atau keBuddhaan.”
Kutipan di atas merupakan salah satu pesan penting yang disampaikan Guru Besar Vajrayana aliran Kagyu, Yang Mulia Gyaltsab Rinpoche ke-12 saat memimpin Abhiseka Amitabha di Ballroom Swiss-bell Harbourbay – Batam, Minggu (5/5/2024).
Acara ini dihadiri ribuan umat Vajrayana dari dalam maupun luar negeri. Dalam pesan Dhammanya, Yang Mulia Gyaltsab Rinpoche memberikan ajaran tentang jalan untuk mencapai alam murni Buddha Amitabha atau yang ia sebut sebagai Sukhavati.
Rinponche menjelaskan bahwa abhiseka Buddha Amitabha terdapat berbagai jenis, di antaranya abhiseka Buddha Amitabha saja, abhiseka yang hanya untuk alam murninya, dan ada abhiseka gabungan Amitabha Buddha dan juga alam murninya. Pada kesempatan ini Yang Mulia Gyaltsab Rinpoche menganugerahkan abhiseka Buddha Amitabha beserta abhiseka alam murninya.
Keistimewaan Buddha Amitabha dan Alam Murninya
Menurut Rinpoche, salah satu dari sekian banyaknya gelar Buddha Amitabha adalah Buddha yang sangat menakjubkan dan luar biasa. Buddha Amitabha adalah Buddha yang teragung dan terindah, karena ajarannya sangat mudah dilatih dan dipraktekkan serta membawa manfaat yang besar.
“Namun apa yang membuat alam murni Buddha Amitabha sedemikian istimewanya dan berbeda dengan alam murni Buddha lainnya? Karena untuk dapat terlahirkan di alam-alam murni Buddha lainnya, kita harus sudah benar-benar terbebaskan dari semua emosi atau karma negatif. Dan bahkan juga akar-akar emosi karma negatif kita, telah kita murnikan, barulah kita dapat terlahirkan di alam-alam murni Buddha tersebut,” jelas Rinpoche.
Berbeda dengan alam murni Buddha Amitabha, Ripoche melanjutkan, yang walaupun seseorang masih memiliki emosi atau karma negatif sampai tingkat tertentu, tetap dapat terlahirkan di alam murni Buddha Amitabha atau Sukhavati.
Rinpoche menerangkan bahwa hal ini disebabkan karena aspirasi atau tekad yang diucapkan oleh Buddha Amitabha pada saat beliau sebagai Bodhisatwa. “Beliau beraspirasi bahwa di masa yang akan datang di alam murninya, setiap orang akan dapat terlahirnkan di alam murninya kendati masih memiliki atau belum memurnikan semua karma-karma negatifnya.”
Meski demikian, Rinpoche menegaskan, bukan berarti seseorang tidak perlu memurnikan semua karma negatif di dalam dirinya. Hal ini karena setiap orang memiliki karma berbeda-beda, dan apabila seserang memiliki karma negatif yang terlalu serius, akan menjadi penghalang orang tersebut untuk dapat terlahir di alam Sukhavati.
Oleh sebab itu, Rinpoche juga memberikan beberapa cara memurnikan emosi atau karma negatif kita sampai pada tahap tertentu, yaitu melalui pelafalan sutra, pelafalan mantra dan kebajikan lainnya, yang dapat memurnikan karma negatif.
“Dan begitu, ketika kita terahirkan di alam Sukhavati yang walaupun masih memiliki emosi negatif, namun emosi negatif yang ada di dalam diri kita tidak akan dapat lagi muncul ke permukaan. Hal ini disebabkan karena kekuatan dan juga samadhi dari Buddha Amitabha. Dan di sana kita akan dapat mendengarkan ajaran dari Buddha Amitabha, sehingga kita akan dapat memurnikan semua emosi dan karma negatif kita,” lanjut Rinpoche.
Di sisi lain, Ripoche juga memaparkan kelebihan alam murni Buddha Amtibaha, di antaranya adalah seseorang yang terlahir di alam ini tidak akan lagi memiliki penyakit apa pun. Selain itu di alam ini tidak pernah muncul perasaan tidak nyaman lainnya. Kondisi ini berbanding terbalik dengan kehidupan di dunia dimana seseorang harus mengalami berbagai kesulitan dan rasa tidak nyaman untuk dapat memenuhi segala kebutuhan hidup.
Keistimewaan lain alam ini adalah terdapat pohon pengabul harapan. Rinpoche menjelaskan bahwa ketika seseorang terlahir di alam Amitabha Buddha, maka apa pun keinginan dan harapannya akan dipenuhi oleh pohon tersebut. Itulah sebabnya Rinpoche menyebutkan alam murni Buddha Amitabha begitu istimewa, dan tidak terdapat di alam murni lainnya.
Sebab dan Kondisi Terlahir di Alam Buddha Amitabha
Lebih jauh, Rinpoche menjelaskan sebab dan kondisi yang harus diupayakan oleh seseorang untuk telahir di alam Buddha Amitabha. Rinpoche memaparkan setidaknya ada empat sebab yang dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu sebab umum dan sebab tidak umum.
Di antara dua sebab tidak umum yaitu selalu merenungkan, merindukan, memikirkan serta memvisualisasikan kualitas-kualitas isitimewa dari Buddha Amitabha beserta kualitas istimewa alam murninya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mempelajari semua kualitas tersebut, kemudian merenungkan di dalam batin secara berulang-ulang. Dengan cara ini, akan menimbulkan kerinduan di dalam batin. Selanjutnya seseorang bisa melakukan visualiasi atas Buddha Amitabha dan alam murninya.
“Mengapa demikian? Karena di dalam Agama Buddha kita menyadari bahwa batin atau hati adalah segala sesuatunya. Jadi untuk mencapai sesuatu, sesuatu tersebut harus ada di dalam batin atau hati kita.”
Sementara sebab umum untuk dapat terlahirkan di alam murni Buddha Amitabha, yang pertama adalah selalu menggenggam dan menjalankan ajaran-ajaran Sang Buddha. Selalu berupaya melakukan sebanyak mungkin kebajikan dan menghindari semua perbuatan tidak bajik.
Yang kedua, membangkitkan Boddhicitta. Ini adalah praktek yang umum dari ajaran Mahayana. Membangkitkan Boddhicitta berarti bertekad untuk dapat terlahirkan di alam murni Buddha Amitabha demi manfaat bagi semua makhluk hidup, sekaligus menumbuhkan harapan agar semua makhluk hidup dapat terlahirkan di alam Sukhavati ini.
“Dengan demikian, sambil memikirkan atau pun merenungkan kualitas-kualitas istimewa Buddha Amitabha beserta kualitas istimewa alam murninya, kita membangkitkan aspirasi tersebut.”
Jeda pesan Dhamma, acara dilanjutkan dengan persembahan mandala dari para donatur penyelenggaraan abhiseka ini. Selanjutnya adalah permohonan agar dianugerahkan abhiseka, Rinpoche meminta semua umat untuk merangkapkan kedua tangan dan mengulangi doa yang ia bacakan.
Visualisasi dan Pengambilan Perlindungan
Esensi doa ini menekankan bahwa untuk dapat terlahirkan di alam Sukhavati, maka seseorang harus memvisualiasikan Guru yang menganugerahkan abhiseka. Rinpoche menyebutkan Guru tersebut adalah Avalokitesvara atau Kwan Im.
“Pertama kita harus memvisualisasikan Sang Guru yang memberikan kita abhiseka yaitu Avalokitesvara, kemudian kita mengambil perlindungan kepada Buddha Amitabha, kemudian kita membangkitkan Boddhicitta serta membangkitkan suka cita di dalam diri kita,” terang Rinpoche.
“Semoga ini bukan hanya untuk kehidupan saat ini saja tetapi untuk kehidupan selanjutnya hingga kita mencapai pencerahan,” imbuhnya lagi.
Rinpoche menambahakn, bagian dari manfaat abhiseka ini juga untuk memperoleh usia panjang. Hal ini dinilai sangat penting, agar seseorang mempunyai kesempatan lebih banyak untuk menjalankan latihan atau praktek Dhamma. “Oleh sebab itu dengan mengikuti abhiseka ini kita akan memperoleh segala jenis daya kekuatan dan daya kehidupan sehingga kita memperoleh satu kehidupan yang panjang, dan kesehatan yang baik.”
Bukan Mencapai Pembebasan
Mengakhiri sesi pesan Dhammanya, Yang Mulia Gyaltsab Rinpoche menyampaikan satu pesan yang ia nilai sangat penting. Rinpoche menegaskan bahwa mencapai alam murni Buddha Amitabha atau Sukhavati bukanlah tujuan akhir dan bukan berarti telah mencapai pencerahan atau pembebasan.
“Satu poin utama yang penting untuk kita ketahui bahwa mencapai alam murni Buddha Amitabha bukanlah mencapai pencerahan atau keBuddhaan. Tetapi mencapai alam murni Buddha itu berarti kita mendapat semua fasilitas yang sangat mendukung sekali bagi kita untuk mempraktekkan lebih banyak Dharma agar mencapai pencerahan atau keBuddhaan. Dan sebenarnya di dunia ini pun, kita dapat mempraktekkan Dharma dan mencapai pembebasan atau pencerahan,” tutup Rinpoche.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara