• Tuesday, 25 September 2018
  • Hartini
  • 0

Praktik Kalachakra Tantra, sebagaimana halnya semua sistem tantrik Buddhis, didasarkan pada, awalnya menerima inisiasi yang layak dan sesuai. Agar inisiasi dapat diberikan dan diterima secara layak, baik guru maupun muridnya, perlu memiliki kualifikasi tertentu.

Kualifikasi seorang guru Tantrayana, sebagaimana dijelaskan oleh Losang Chokyi Gyaltsen adalah sebagai berikut: “Ia seharusnya memiliki pengendalian atas tubuh, ucapan, dan pikiran. Dia harus cerdas, sabar, dan tidak memiliki pandangan salah/sesat. Ia harus mengetahui mantra dan tantra, memahami kesunyataan, dan kompeten dalam menyusun serta menjelaskan naskah-naskah.” Kita sungguh beruntung bahwa guru-guru seperti itu masih dapat ditemukan pada masa kini.

Siswa harus memiliki pengalaman dalam tiga aspek prinsipil dari Jalan Mahayana: pelepasan dari samsara, bodhicitta, dan memahami kesunyataan. Jika sang siswa belum benar-benar mengalami hal ini, maka siswa laki-laki atau siswa perempuan ini setidaknya harus memiliki keakraban secara intelektual serta menghargai ketiga aspek ini.

Yang terpenting dari ketiga aspek ini ialah bodhicitta, motivasi utama untuk mengambil inisiasi. Dalam Abhisamayalankara Maitreya mendefinisikan bodhicitta sebagai berikut: “Bodhicitta adalah tekad terhadap Pencerahan Sempurna yang sejati, demi makhluk lain.” Ketika diterapkan dalam kondisi khusus saat menerima inisiasi Kalachakra, siswa seharusnya menumbuhkan bodhicitta dalam cara sebagai berikut; “Demi semua makhluk, aku harus mencapai tingkatan Shri Kalachakra. Dengan demikian, aku juga akan dapat mengembangkan semua makhluk yang lain dalam tingkatan Shri Kalachakra pula.” Demikianlah, seseorang seharusnya mengambil inisiasi dengan motivasi seperti ini.

Baca juga: Pengantar tentang Kalachakra Tantra

Tujuan umum dari inisiasi tantrik adalah bahwa dengan melalui inisiasi, guru dapat menuai keseluruhan lahir batin siswa. Dalam hal ini, “menuai” berarti menguatkan siswa untuk mempraktikkan yoga baik dalam proses pengembangan maupun dalam proses penyempurnaan. Secara khusus, inisiasi Kalachakra menguatkan siswa untuk mempraktikkan yoga Kalachakra Tantra, dan terutama, untuk mencapai tingkatan Shri Kalachakra.

Ada sebelas inisiasi (abhiseka) Kalachakra: tujuh inisiasi dari “memasuki bagaikan seorang bocah,” tiga inisiasi “mulia,” serta satu inisiasi “yang tertinggi.” Para siswa yang secara temporer hanya berminat terhadap siddhi/pencapaian duniawi (baik pencapaian magis maupun mistis) hanya akan diberikan ketujuh inisiasi yang lebih rendah.

Mereka yang terutama berminat terhadap siddhi transendental dalam Kebuddhaan, merekalah akan diberi keseluruhan dari sebelas inisiasi. Tujuh inisiasi pertama yang termasuk “memasuki bagaikan seorang bocah” merupakan inisiasi dengan menggunakan air. Hal ini dianalogikan seperti seorang ibu yang memandikan anaknya segera setelah melahirkannya.

Inisiasi kedua merupakan inisiasi pemahkotaan, yang dilambangkan dengan mengikat sejumput rambut anak kecil. Yang ketiga, inisiasi pita, dianalogikan dengan menindik telinga anak-anak serta mendandaninya dengan berbagai hiasan. Inisiasi keempat, inisiasi vajra dan genta, dianalogikan dengan seorang bocah yang berbicara dan tertawa. Inisiasi ke lima adalah inisiasi disiplin/sila, yang dianalogikan dengan kesenangan kanak-kanak terhadap lima objek kesenangan indera. Keenam adalah inisiasi nama, dianalogikan dengan memberi nama pada seorang anak. Ketujuh, dan merupakan yang terakhir, inisiasi dari memasuki bagaikan seorang bocah, adalah inisiasi otorisasi penjapaan mantra.

Inisiasi tersebut menguatkan siswa agar dapat secara total menghancurkan halangan dan mencapai kekuatan magis untuk menenangkan/menyucikan, meraih kesejahteraan, penaklukan, serta penghancuran (santika, paustika, vasikarana, dan abhicaruka).

Ketiga inisiasi mulia adalah sebagai berikut: inisiasi vas/kendi/kalasa merupakan pemahaman dari suka cita dan kekosongan yang tumbuh dalam diri siswa saat menyentuh buah dada pasangan. Inisiasi rahasia adalah pemahaman tentang suka cita dan kesunyataan yang muncul saat siswa secara sangat total dan mendalam menghargai bodhicitta, inisiasi intuisi kebijaksanaan merupakan pengalaman tentang sukacita yang sangat halus dan mendalam yang muncul dari siswa dan pasangannya saat terlibat dalam penyatuan (yab-yum).

Inisiasi yang tertinggi juga disebut “inisiasi keempat” atau “inisiasi kata-kata.” Inisiasi intuisi kebijaksanaan agung yang terdahulu menumbuhkembangkan siswa untuk mencapai tahapan bodhisattva kesebelas. Kemudian guru secara simbolis mengindikasikan Tubuh Intuisi (Dharmakaya) yang merupakan integrasi dari sukacita dan kesunyataan agung, yang tertinggi dan tak berubah, yang memiliki semua yang terbaik dalam segenap aspeknya. Menyatakan, “Inilah itu,” Guru menganugerahkan inisiasi keempat pada siswa. Inisiasi ini menguatkan siswa untuk mencapai Kebuddhaan sempurna dalam wujud Shri Kalachakra.

*Diterjemahkan dari bahasa Tibet dan diedit dalam bahasa Inggris oleh John Newman. (www.dalailama.com)

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *