• Monday, 11 December 2023
  • Surahman Ana
  • 0

Foto     : Surahman Ana

Upa-Padesanāyaka Jawa Tengah, Bhante Khemadhiro membabarkan Dhamma tentang ciri, faktor, motivasi, dan manfaat kebajikan kepada ratusan umat Buddha Temanggung. Dhamma ini disampaikan dalam perayaan Sangha Dana di Vihara Dwipaloka, Parakan, Temanggung, Minggu (3/12/2023).

“Ini hebatnya umat Buddha, rela mengantri, berkumpul dan bedesak-desakan, bukan untuk meminta tetapi untuk memberi, untuk berdana. Ini hebat,” bhante memberikan apresiasi kepada umat, mengawali pesan Dhamma.

Bhante menjelaskan bahwa berdana sama halnya dengan berkorban, pengorbanan yang merubah harta materi menjadi harta karun sejati. Berdana, menjalankan Sila, mempunyai pengendalian diri, melatih Samadhi adalah bentuk pengorbanan yang tinggi, bukan perngorbanan dengan darah atau mengorbankan maklhuk lain.

Mencerahkan umat, bhante melanjutkan dengan penjelasan ciri-ciri kebajikan. Menurut bhante, kebajikan hendaknya menyebabkan timbulnya kebahagiaan bagi pelaku dan orang lain.

“Ciri kebajikan yang pertama, perbuatan yang dilakukan membuat bahagia sebelum, saat, dan sesudah melakukan. Yang kedua, orang lain atau makhluk lain juga bahagia dengan kebajikan yang kita lakukan. Selanjutnya, jika perbuatan itu dilakukan juga tidak melanggar hukum, tidak mengganggu lingkungan, tidak mengganggu masyarakat, tidak mengganggu keluarga-keluarga yang lain. Lebih-lebih jika kebajikan itu memang diajarkan, dianjurkan di dalam Dhamma ajaran Sang Buddha. Ini benar-benar kebajikan, tidak diragukan lagi,” lanjut bhante.

Lebih lanjut bhante memaparkan, untuk melakukan kebajikan harus ada faktor kemauan, kemampuan, dan kesempatan. Ketiga faktor tersebut harus terpenuhi, jika salah satu faktor tidak ada maka kebajikan tidak bisa dilakukan.

“Sebagai contoh, Kathina ini menjadi kesempatan untuk berdana kepada Sangha. Tetapi kalau saudara tidak ada niat, tidak ada kemauan untuk berdana ya tidak jadi melakukan kebajikan. Demikian pula kalau niat sudah ada, kesempatan juga ada, tetapi tidak mempunyai sesuatu pun untuk diberikan atau sedang sakit keras, juga tidak bisa,” ujar bhante.

Dalam melakukan kebajikan, tidak semua orang mempunyai kepekaan dan kegesitan yang sama. Perbedaan pemicu atau dorongan seseorang untuk melakukan kebajkan, menjadikan manusia terbagi dalam beberapa jenis. Berkaitan dengan hal ini, bhante menjelaskan setidaknya ada empat jenis manusia.

“Pertama, orang yang hanya sekedar mendengar ada kesempatan berbuat baik, mendengar ada orang lain mengalami kesusahan, bencana dan lainnya, langsung tergerak hatinya untuk berbuat baik, untuk membantu. Jenis kedua, ada orang yang sudah mendengar, tetapi harus melihat secara langsung kesusahan orang lain baru mau melakukan kebajikan. Jenis selanjutnya, ada orang yang mendengar dan melihat langsung, tetapi orang yang mengalami kesusahan harus anggota keluarga, saudara, tetangga atau orang yang dia kenal, baru orang tersebut tergerak untuk membantu. Tetapi kalau orang lain yang tidak dia kenal enggan untuk membantu. Jenis yang terakhir, dia mendengar, melihat, yang mengalami kesusahan juga masih saudara, keluarga, tetangga, kenalannya, tetapi dia sendiri juga harus mengalami sendiri kesusahan tersebut, baru tergerak untuk berbuat baik.”

Lebih jauh, bhante mendorong seluruh umat yang hadir untuk tidak menunda berbuat bajik, kebajikan harus disegerakan. Mengutip salah satu syair Dhammapada, bhante menerangkan, “Bergegaslah melakukan kebajikan, jaga pikiran dari kejahatan. Barang siapa lamban berbuat baik, pikirannya akan bersenang-senang dalam kejahatan,” terang bhante.

Menegaskan himbauannya, bhante menjelaskan ada empat alasan kenapa kebajikan harus segera dilakukan. Pertama, karena kehidupan di dunia ini tidak kekal, tidak pasti, selalu berubah, anicca.

“Sang Buddha menjelaskan kehidupan itu tidak pasti, tetapi kematian itu pasti. Umur manusia ini terus berkurang, jadi kebajikan harus terus bertambah. Maka bergegaslah melakukan kebajikan, jangan menundanya lagi.”

Kedua, bhante melanjutkan, karena harta apa pun di dunia ini tidak bisa menjadi pelindung sejati. Sekalipun seseorang mempunyai harta kekayaan melimpah, mempunyai prajurit dan ribuan bala tentara, mempunyai mantra-mantra, ketika sudah tiba saatnya sakit tidak bisa menghindar. Semua harta, tentara, mantra-mantra, tidak bisa menghindarkan seseorang dari tua, sakit, dan kematian.

“Pelindung sejati hanyalah kebajikan. Sang Buddha bersabda, Dhamma akan melindungi mereka yang melaksanakan.”

Alasan selanjutnya, kehidupan di dunia ini tidak ada harta milik sejati. Tidak ada ini milikku, ini milikmu. Harta kekayaan di dunia ini bisa hilang, bisa habis, bisa lenyap. Harta ini masih bisa dicuri, bisa habis karena api, karena air.

“Hal ini sudah dijelaskan dalam Nidhikanda Sutta, bagaimana menyimpan harta yang paling aman yaitu dengan berdana. Jasa kebajikan dari berdana tidak bisa hilang, tidak bisa dicuri, dan akan senantiasa mengikuti pelakunya sekalipun sudah meninggal.”

“Terakhir, pikiran manusia cepat sekali berubah, maka ketika ada kesempatan berbuat kebajikan harus disegerakan. Semakin menunda maka akan muncul pikiran-pikiran lain yang menghambat untuk berbuat kebajikan,” tambah bhante.

Di ujung pesan Dhammanya bhante memaparkan manfaat kebajikan, yang juga dikutip dari Nidhikanda Sutta secara lugas dan tegas. Bhante menyampaikan bahwa segala bentuk kebahagiaan dan berkah dalam kehidupan seperti panjang usia, berparas cantik atau tampan, kekuasaan, harta kekayaan melimpah, suara merdu, sehat, kekuatan, mencapai alam surga, bahkan mencapai ke-Buddha-an, dan mencapai Nibbana, bisa diperoleh berkat melakukan kebajikan.

“Maka dari itu lakukan kebajikan ini dengan semangat, lakukan dengan penuh hormat, dan lakukan dengan tangan sendiri. Semoga kebajikan ini menjadi kebajikan yang unggul,” pungkas bhante.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *