• Wednesday, 23 October 2024
  • Surahman Ana
  • 0

Foto: Ngasiran

“Jika Anda melindungi diri Anda, Anda akan melindungi keluarga Anda,” ujar Bhante Pannyavaro di hadapan ribuan umat Buddha yang hadir dalam perayaan Kathina di Vihara Mendut, Kota Mungkid, Magelang. Tema “Menjaga Keharmonisan Keluarga” ini dipilih bukan tanpa alasan. Dalam acara yang digelar pada hari Sabtu, 19 Oktober 2024, Bhante mengatakan bahwa banyaknya umat Buddha yang “curhat” kepada Bhante terkait persoalan keluarga.

Lebih lanjut, Bhante Pannyavaro mengutip pesan Guru Agung Buddha Gotama dalam Sedaka Sutta, Samyuta Nikaya, “Attanam rakkhantu param rakanthi, param rakhantu attanam rakkhanti,” yang diterjemahkan dengan makna, “Jika Anda melindungi diri Anda, Anda akan melindungi keluarga Anda.” Bhante menjelaskan bahwa perlindungan terbaik bagi diri sendiri dan keluarga adalah dengan melatih Sati-Sampajanna, yaitu kesadaran dan wawasan jernih.

“Kesadaran dan wawasan jernih memang tidak mudah. Oleh karena itu, saya akan memulai dengan cara yang mudah. Melindungi diri kita sendiri adalah jangan berbuat jahat; haruslah berhenti berbuat jahat,” tegas Bhante. Ia menjelaskan bahwa kejahatan, baik yang dilakukan oleh jasmani, ucapan, maupun pikiran, adalah penyebab utama penderitaan, bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi keluarga.

Bhante Pannyavaro menguraikan sepuluh macam kejahatan yang diajarkan oleh Guru Agung Buddha Gotama, mulai dari tiga kejahatan jasmani seperti membunuh, mencuri, dan berperilaku tidak setia, hingga empat kejahatan lisan seperti berbohong, fitnah, berkata kasar, dan omong kosong. Bhante juga menjelaskan tiga kejahatan pikiran, yaitu Abijja (keserakahan yang ekstrem), Byapada (niat jahat), dan pandangan yang salah bahwa kebaikan tidak berguna.

“Kalau Anda memegang lima sila Buddhis itu, maka Anda akan menjaga diri Anda dari kejahatan. Dan kalau Anda menjaga diri Anda, Anda akan menjaga keluarga Anda,” lanjut Bhante, menekankan pentingnya Pancasila Buddhis sebagai pedoman moral. Lima sila ini, jika dipraktikkan dengan baik, akan menjadi dasar yang kokoh untuk kehidupan yang bahagia dan harmonis, bebas dari kejahatan yang merusak.

Namun, Bhante mengingatkan bahwa mempraktikkan sila saja tidaklah cukup untuk sepenuhnya terbebas dari penderitaan. “Meskipun kita hati-hati tidak melakukan kejahatan, mengendalikan diri, dan menambah kebaikan, kita tetap menjadi tua, sakit, dan meninggal dunia,” jelas Bhante. Oleh karena itu, meditasi diperlukan untuk menjaga pikiran tetap jernih dan mendeteksi munculnya keserakahan atau kebencian yang berpotensi merusak perilaku kita.

“Kalau sibuk mengendalikan ucapan dan perbuatan, tetapi tidak pernah meditasi, saudara akan gagal terus,” tegas Bhante. Ia menekankan bahwa sumber perilaku buruk adalah pikiran, dan jika pikiran kotor, ucapan dan tindakan kita pun akan terpengaruh. Meditasi adalah jalan untuk membersihkan pikiran dan menjaga agar perilaku kita tetap terkendali.

Bhante juga mengingatkan umat untuk tidak melihat penderitaan sebagai cobaan, tetapi sebagai akibat dari pikiran dan nafsu yang tidak terkendali. “Jangan mengatakan cobaan. Siapa yang mencoba? Pikiran dan hawa nafsu yang tidak dikendalikan itulah sebabnya,” ujar Bhante. Dengan kata lain, penderitaan bukanlah sesuatu yang harus dihindari melalui pelarian sementara, melainkan harus dihadapi dan diatasi dengan memahami akarnya.

Ceramah ini diakhiri dengan sebuah cerita analogi tentang seorang buta yang membawa lentera. Meskipun dia buta dan tidak dapat melihat, lentera tersebut berfungsi untuk memperingatkan orang lain agar tidak menabraknya. “Dengan membawa lentera, dia telah menjaga dirinya sendiri dan juga orang lain agar tidak menabraknya,” jelas Bhante, menekankan bahwa dengan melatih kesadaran, kita tidak hanya melindungi diri kita, tetapi juga melindungi orang lain.

Bhante menutup ceramahnya dengan mendorong umat untuk terus melatih Sati-Sampajanna melalui meditasi, yang akan membantu mereka menjaga diri dari kejahatan dan penderitaan. “Kalau Anda berlatih, mengembangkan terus-menerus Sati, kesadaran, maka wawasan jernih itu akan muncul. Kesadaran itulah yang akan menjaga diri Anda, perasaan Anda, dan pikiran Anda,” tegas Bhante, mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati hanya akan muncul ketika penderitaan berkurang.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *