• Wednesday, 7 June 2017
  • Ngasiran
  • 0

Meskipun bukan penari profesional, muda-mudi Buddhis yang tergabung dalam Sanggar Tari Kusuma Dharma Praba, Temanggung mampu tampil memukau di panggung Waisaka Puja Raya di Vihara Dhamma Sundara, Solo, Jawa Tengah pada Sabtu (3/6). Mereka membawakan sendratari Mahakapi Jataka. Mahakapi Jataka menceritakan tentang seekor raja kera yang memimpin 800 ribu ekor kera. Ia mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan rakyatnya dari perburuan seorang raja. (Baca Waisaka Puja Raya, Vihara Dhamma Sundara Solo akan Tampilkan Mahakapi Jataka)

Sendratari dipentaskan di sebuah panggung dengan candi putih sebagai background, diiringi pengrawit dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Ikut tampil juga sejumlah dosen STAB Syailendra yang selama ini membina Sanggar Tari Kusuma Dharma Praba. Tak ketinggalan, Wilis Rengganiasih, sutradara sekaligus pendidik sanggar tari ikut melengkapi penampilan sendratari ini.

Bhante Sri Pannyavaro sebagai tuan rumah melemparkan pujian, bahkan mengatakan tariannya sangat bagus hampir ke semua tamu undangan. “Tampil di depan candi, dengan penonton langsung yang begitu dekat dengan panggung, pemain dan pengiring karawitan langsung dari ISI Surakarta juga ikut mempengaruhi penampilan dan semangat pemain kali ini,” ujar Bhante Pannyavaro kepada BuddhaZine.

Bhante juga mengapresiasi sikap para pemain yang memberi hormat kepada para pengrawit. “Para pengrawit itu mahasiswa jurusan karawitan, rata-rata mereka semester tujuh. Memberi penghormatan kapada para pengrawit itu adalah sikap yang sangat bagus. Itu merupakan apresiasi kepada tim yang tidak ikut tampil di panggung. Saya kira itu adalah sikap yang sangat terpuji,” ungkap Bhante.

Berikut foto-fotonya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *