Bulan November 2015, pertama kali liputan umat Buddha Banyuwangi seorang narasumber menyebutkan beberapa faktor yang harus dibenahi dalam membangun umat Buddha di perdesaan Banyuwangi. Salah satunya adalah, bagaimana lingkungan vihara bisa produktif.
Vihara di perdesaan supaya lebih hidup, selain digunakan sebagai tempat puja bakti, belajar Buddhadharma, dan aktivitas sosial lainnya juga mempunyai usaha bersama. Hasilnya, untuk menunjang aktivitas vihara, syukur-syukur bisa meningkatkan perekonomian umat.
Setelah lima tahun, nampaknya harapan itu akan segera terwujud. Minimal salah satu vihara sudah mulai merintis. Vihara Dhamma Kerti, Dusun Rejoagung, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi yang membuka usaha produksi batik dengan motif buddhis. Batik Kinnara Kinnari.
Pembuatan batik Kinara Kinari bermula dari program Participatory Action Research (PAR) STAB Nalanda. Meskipun baru dimulai bulan Agustus 2020, usaha itu sudah nampak hasilnya. Ragam batik motif buddhis yang dihasilkan sudah mulai laku dipasaran.
Vihara Dharma Kerti juga mulai tampak hidup. Ruang Dharmasala memang selalu terkunci di luar jam puja bakti bersama dan kegiatan Sekolah Minggu Buddhis. Namun, aktivitas ibu-ibu membatik tiap hari membuat vihara selalu ramai. Selain itu, vihara juga mendapat sebagian hasil dari penjualan batik. Keren!
Oh iya, Batik Kinnara Kinnari ini juga yang membuat kami, tim BuddhaZine bisa kembali dolan ke Banyuwangi, 17 – 22 Desember 2020.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara