• Thursday, 18 February 2021
  • Elizabeth D. Inandiak
  • 0

Tiba di Tabo saya disambut dengan sangat baik oleh Sangha Wihara Tabo dan disediakan kamar di gompa baru.

Siapa menyangka stupa-stupa dari tanah gersang itu dapat memelihara lukisan-lukisan dinding yang begitu halus dan rapuh selama lebih dari seribu tahun? Karena ruang-ruang di dalam gelap, dan tidak boleh mengunakan senter, peziarah harus menunggu jam-jam tertentu ketika sinar matahari menembus melalui celah tembok atau atap dan menerangi sekejap lukisan-lukisan lalu padam.

Setiap hari Sabtu dan Minggu, masyarakat Desa Tabo berkumpul di Aula Pertemuan untuk mendengar Dharma yang disampaikan Geshe Tenzing Kalden Rinpoche. Beliau adalah bisku muda dan terpelajar yang ditugaskan oleh Yang Mulia Dalai Lama untuk mengajar kaum awam di Spiti sejak 2015.

Geshe Kalden duduk di atas bantal biasa, setingkat para muridnya, dalam suasana santai dan hangat, penuh tanya-jawab dan tawa, sambil meminum teh mentega dan mengerumit biskuit. Padahal mata kuliah cukup berat: Dua belas tautan kemunculan bergantung. Seolah-olah tiba-tiba masa emas Wihara Tabo bangkit kembali.

Suatu saat, Geshe Kalden berkata kepada saya: “Kemungkinan besar Atisha pernah melewati Tabo dalam perjalanannya dari Nepal ke Wihara Thölin. Tahun depan, akan saya siapkan tsampa (tepung gerst, makanan pokok orang Tibet) untuk kamu jika kamu kembali ke Tabo dengan informasi mengenai tempat persisnya dimana Atisha berguru dengan Serlingpa di Muara Jambi.”

Sehari sebelum saya berangkat dari Tabo, atas undangan kepala Serkong School, Dorjee Neema,saya datang ke kelas untuk menceritakan pelayaran Atisha dari India ke Sumatera untuk berjumpa dengan gurunya yang paling disayangi dari seluruh masa hidup sebelumnya yang kak terhingga: Serlingpa, “Manusia dari Pulau Emas” dalam Bahasa Tibet.

Anak-anak melompat kegirangan ketika saya bertutur bagaimana Atisha berhasil menjembatani jurang antara kepulauan Indonesia dan pegunungan Himalaya seribu tahun yang lalu. Maka, sekarang ayo kita bangun tautan sekolah bersaudara antara Tabo, Muara Jambi, Borobudur hingga Dusun Krecek, Temanggung!

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *