• Saturday, 5 September 2020
  • Surahman Ana
  • 0

Siang yang terik pun masih terasa dingin tapi kebosanan tak mampu untuk singgah. Pemandangan menawan alam sekitar tak jenuh-jenuhnya merayu mata untuk memandang. Bukit-bukit indah menjulang samar-samar terselimuti kabut tipis. Paru-paru seakan mendadak melebar tersentuh udara pegunungan yang segar.

Satu anugerah alam yang luar biasa bagi warga Dusun Pringamba, Desa Aribaya, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara. Hidup berdampingan dengan alam yang mendukung sektor perkebunan. Rerimbunan pohon salak menghiasi area perdusunan dan sepanjang jalan menuju dusun. Di dusun ini pula para umat Buddha merajut kehidupan yang rukun bersama umat agama lain.

Keberadaan umat Buddha di Dusun Pringamba berawal pada tahun 1987, awal masuknya agama Buddha. Keberlangsungan umat yang hingga kunjungan tim BuddhaZine pada Kamis (27/08/2020) berjumlah kurang lebih 130 orang yang terbagi dalam 32 Kepala Keluarga, tak lepas dari peran para pendahulu yang dengan gigih memperkenalkan dan mempertahankan ajaran Buddha Dhamma di Dusun Pringamba.

Mbah Marta yang dikenal sebagai tokoh pengikut ajaran Buddha pertama di Dusun Pringamba. “Pada waktu itu karena ada aturan harus memeluk salah satu agama, maka Mbah Marta sekeluarga ikut masuk agama Buddha. Kemudian seiring berjalannya waktu keluarga-keluarga yang lain juga ikut seperti bapak saya, mbah Minerja, dan Mbah Sumarno. Mbah Sumarno merupakan ketua umat Buddha pertama di sini,” ungkap Pak Suroyo, pengurus kelompok karawitan umat Buddha Pringamba.

“Di awal-awal berdirinya agama Buddha memang banyak tekanan, banyak permasalahan dan kita harus berjuang untuk memberi pengertian kepada warga di sini hingga akhirnya bisa beriringan dengan keyakinan yang lain. Ya memang cukup menguras tenaga kala itu,”imbuhnya.

Bangunan wihara yang cukup megah menambah semangat umat untuk aktif berkegiatan, Wihara Metta Mandala namanya. Wihara Metta Mandala dibangun pada tahun yang bersamaan dengan awal masuknya agama Buddha di Pringamba yang saat ini diketuai oleh Bapak Mislam. Terbangun bertingkat dengan dua lantai, satu lantai atas sebagai ruang Dhammasala sementara ruang bawah adalah ruang serbaguna; lengkap dengan kamar mandi, dapur, perpustakaan dan dua kamar.

Hampir setiap malam selalu ada umat yang melakukan pujabakti di vihara meski tidak semua umat turut serta. Namun untuk kegiatan yang melibatkan banyak umat juga tak pernah terlewatkan, setiap Selasa malam Rabu para ibu-ibu dan pemudi melakukan puja walian (pujabakti anjangsana) yang dilakukan secara bergilir di setiap rumah umat. Sedangkan untuk yang bapak-bapak dan pemuda dilakukan setiap hari Sabtu malam Minggu dengan cara yang sama. Kegiatan lain adalah pujabakti pelimpahan jasa untuk para leluhur.

Meski menjadi minoritas, umat Buddha di Pringamba terbilang cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan bahkan tidak sedikit tokoh-tokoh umat Buddha yang menjadi tokoh masyarakat. Maka bukan hal aneh jika berbagai kegiatan sosial di Dusun Pringamba banyak melibatkan umat Buddha dalam kepengurusan kegiatan. Dengan sering terlibat dalam kegiatan masyarakat justru semakin mudah untuk meningkatkan nilai-nilai toleransi beragama antarwarga.

“Bahkan di sini itu kalau untuk urusan sosial kesadaran toleransinya masih tinggi. Sebagai contoh ketika umat Muslim membangun Masjid ya kita yang umat Buddha ikut membantu dalam pembangunan. Begitu sebaliknya ketika umat Buddha membangun vihara, umat Muslim sangat semangat membantu kami,” lanjut Suroyo.

Sementara untuk dinamika pertumbuhan umat Buddha saat ini tidak berbeda jauh dengan kondisi-kondisi umat Buddha di daerah lain yang terbilang stagnan. Hal ini pun diakui oleh salah satu tokoh masyarakat (perangkat desa) dari umat Buddha, Pak Julianto.

“Ya begini, berkembang banget juga tidak tapi berkurang sekali juga tidak. Hanya saja kami yang menjadi generasi tergolong tua ini cukup khawatir dengan kondisi para generasi muda jika sampai kurang bimbingan untuk memperkokoh keyakinan mereka. Kalau generasi mereka, termasuk anak saya dan sejajarnya ini sampai tumbang, ya punah sudah agama Buddha di sisni,” ungkapnya.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *