• Wednesday, 22 April 2020
  • Deny Hermawan
  • 0

Candi Gampingan adalah sebuah kompleks candi Buddhis yang terletak di Dusun Gampingan, Kelurahan Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, sebelah timur Kota Yogyakarta. Diperkirakan, candi ini dibangun pada sekitar abad ke-8 dan ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno.

Saat ditemukan pada tahun 1995 oleh pembuat bata, candi ini terpendam tanah. Walaupun sampai sekarang belum sepenuhnya selesai dipugar, kompleks reruntuhan candi ini terlihat mempunyai tujuh buah bangunan candi yang tidak utuh, dengan bangunan utama berukuran kira-kira 5 m x 5 m dan tinggi 1,2 meter.

Ketika ditemukan, dalam candi ini terdapat tiga buah arca Tatagatha Buddha Wairocana yang terbuat dari perunggu. Selain itu, ditemukan pula arca Jambhala [Dewa Kekayaan Buddhis] dan Candraprabha Lokesvara [salah satu Bodhisatwa] dari batu andesit.

Semua arca sekarang tersimpan di Museum Sejarah Pleret, Bantul. Selain patung ditemukan juga benda-benda dari emas, dan beberapa benda keramik. Dengan adanya arca Buddha Wairocana dan yang lainnya, bisa dipastikan bahwa Candi Gampingan merupakan tempat pemujaan beraliran Buddhis Mahayana.

Pada bagian kaki dari Candi Gampingan ini terdapat beberapa relief binatang katak dan unggas, yang meliputi burung pelatuk, burung gagak, dan ayam jantan. Semuanya berpasangan.

Burung gagak yang tampak memiliki paruh besar, sayap mengembang ke atas, dan ekor berbentuk kipas. Burung pelatuk yang digambarkan memiliki jambul di atas kepala, paruh yang agak panjang dan runcing, serta sayap yang tidak mengembang.

Sementara ayam jantan memiliki dada membusung dan sayap mengembang ke bawah. Semua relief unggas itu dan juga katak dihias dengan latar sulur-suluran, yaitu padmamula (akar tanaman teratai), sebagai simbol sumber penopang kehidupan.

Sebagian besar relief masih terlihat cukup jelas, namun masih belum bisa dipastikan mengisahkan apa. Berbagai karakter hewan yang ada bukanlah karakter yang terdapat di kitab Buddhis Jataka, kisah India kuno Sukasaptati, atau fabel Pancatantra seperti di relief Candi Mendut. Bisa jadi, berbagai relief hewan yang ada di candi ini adalah simbolisasi kearifan lokal asli masyarakat Jawa ribuan tahun lalu.

Deny Hermawan

Editor BuddhaZine, penyuka musik, film,
dan spiritualitas tanpa batas.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *