• Friday, 9 March 2018
  • Ngasiran
  • 0

Parade Tatung, sebagai puncak Festival Cap Go Meh yang merupakan penutup perayaan tahun baru Imlek di Singkawang, Kalimantan Barat tiap tahun selalu digelar dengan meriah. Tak tanggung-tanggung, pada tahun ini, Festival Cap Go Meh 2569/2018 Singkawang memecahkan tiga rekor MURI, yaitu (1) Pemasangan 20.607 lampion, (2) Peserta parade tatung terbanyak dengan jumlah 1.129 peserta, dan (3) Gerbang Cap Go Meh terbesar dengan tinggi 6 meter dan lebar 16 x 20 meter.

Karena itu, Festival Cap Go Meh Singkawang dinobatkan sebagai yang terbesar di Indonesia, bahkan dunia. Festival di kota seribu kelenteng ini juga tercatat dalam kalender acara Kementerian Budaya dan Pariwisata.

Pembukaan Parade Tatung yang digelar hari Jumat (2/3) dihadiri oleh Menteri Agama, Menteri Pemuda dan Olahraga, duta besar negara sahabat, serta pejabat pemerintah Kalimantan Barat dan Kota Singkawang.

Walikota Singkawang, Tjhai Chui Mie menyebutkan bahwa Festival Cap Go Meh Singkawang sebagai sarana pemersatu bangsa. “Indonesia merupakan bangsa dengan keberagaman suku, etnis, dan agama. Dan perayaan Cap Go Meh yang diselenggarakan oleh paguyuban multi etnis kota Singkawang ini menjadi salah satu sarana pemersatu bangsa,” ujarnya.

Menurut Tjhai Chui Mie, sebagai kota dengan multi etnis, Singkawang telah menorehkan prestasi sebagai kota dengan tingkat toleransi yang tinggi.

“Singkawang adalah miniatur Indonesia. Pada tahun 2017, kota Singkawang telah menorehkan prestasi sebagai kota dengan tingkat toleransi yang tinggi di Indonesia. Ini harus kita jaga bersama jika ingin memajukan kota ini,” ajak walikota beragama Buddha ini.

Baca juga: Tradisi Imlek dan Tradisi Buddha

Sedangkan Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saeffudin mengajak masyarakat merefleksikan pengalaman keagamaan dalam bingkai tradisi warisan leluhur.

“Merayakan Imlek dan Cap Go Meh sebagai refleksi keagamaan perlu diarahkan untuk lebih meneguhkan pengamalan agama dalam bingkai tradisi yang telah diwariskan oleh para leluhur, para pendahulu kita dengan kearifan yang telah dibangun,” ujar Menteri Agama.

Selepas Menteri Agama dan pejabat setempat menabuh gendang tanda dibukanya acara, ribuan tatung dengan berbagai atraksi berjalan di tengah lautan manusia. Berada di atas tandu, mereka menampilkan berbagai atraksi terbaik menjadikan sepanjang kota Singkawang begitu ramai dengan kerumunan massa.

Sebelum parade, para tatung itu terlebih dahulu memanjatkan doa di Wihara Vimala Chandra yang dikepalai oleh Bhikkhu Tithanyano. Parade tatung ini dimulai dari pagi hari hingga menjelang sholat Jumat. Selesai sholat Jumat, parade kembali dilanjutkan hingga menjelang sore hari.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *