• Sunday, 1 May 2022
  • Ngasiran
  • 0

Libur Lebaran telah tiba, pemerintah juga sudah mulai memberikan kelonggaran kepada masyarakat untuk mudik lebaran. Nah, jika kebetulan Anda lewat atau ada agenda ke kota Semarang, Vihara Buddhagaya Watu Gong, Semarang, bisa menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi. Ada sejumlah spot unik dan menarik di vihara ini. Apa saja?

Watu Gong

Masuk kawasan vihara, Anda akan melihat batu yang berbentuk gong. Batu jenis granit alam asli yang bentuknya menyerupai gong (salah satu instrumen musik tradisional Jawa (Gamelan).

Menurut penuturan Alm. Mak Gyam dan Alm. Elly Tong (Sesepuh Vihara Watugong), batu tersebut tanpa sengaja ditemukan oleh pekerja proyek pelebaran jalan Semarang-Solo di depan vihara.

Sejak saat itu masyarakat Pudak Payung juga Alm. Bapak Goei Thwang Ling (Sesepuh sekaligus donatur utama Vihara Watugong) menyebut kawasan tempat ini dengan sebutan “Watugong’.

Gerbang Sanchi

Gerbang Sanchi merupakan gerbang masuk Vihara Watugong. Gerbang ini adalah replika gerbang di Stupa Sanchi, India. Pada tiang gerbang terdapat empat patung singa yang menghadap ke empat penjuru, serta terdapat tiang horisontal yang menghubungkan kedua tiang utama dan di tengah tengahnya terdapat teratai.

Pada daun pintu gerbang terdapat gambaran burung merak. Makna dari Gerbang Sanchi adalah sebagai penghormatan awal sebelum memasuki vihara, tempat kediaman luhur Buddha.

Dharmasala

Dhammasala merupakan bangunan utama Vihara Watugong. Bangunan ini terdiri dari dua lantai, pada lantai atas terdapat rupang Buddha dengan posisi Dhammacakkha Mudra (seperti yang terdapat pada Candi Mendut). Selain itu terdapat simbol gambar patticasamupada (ayam, ular, babi) pada lantai sebelum pintu masuk dan relief dua belas mata rantai pada dinding sekeliling Dhammasala.

Lantai atas digunakan untuk kegiatan keagamaan, seperti pujabhakti dan meditasi. Sedangkan lantai bawah merupakan aula serbaguna yang digunakan untuk kegiatan seperti seminar, dhammaclass dan sebagainya.

Pagoda Avalokitesvara

Pagoda Avalokitesvara sebuah bangunan di Vihara Watugong untuk menghormat Kwam She Im Po Sat (Boddhisatva Avalokitesvara) yang dipercaya sebagai lambang cinta kasih dan kasih sayang dalam agama Buddha.

Pagoda setinggi 45 meter ini diresmikan pada 14 Juli 2006. Berbagai acara peringatan hari penting Kwam She Im Po Sat dilakukan oleh umat Vihara Watugong di pagoda ini.

Di dalam Pagoda Avalokitesvara terdapat Rupang Kwam She Im Po Sat atau Bodhisatva Avalokiesvara sebagai simbol cinta kasih dan kasih sayang.

Rupang setinggi lima meter ini memiliki ciri khas rupang Buddha di atas kepalanya sebagai simbol bahwa Buddha adalah guru Kwam She Im Po Sat dan penghormatan tertinggi adalah kepada Guru Agung Buddha.

Pilar Asoka

Pilar Asoka adalah simbol toleransi dalam agama Buddha, di Vihara Watugong dibangun Pilar Asoka sebagai penanda bahwa di Vihara Watugong menjunjung tinggi toleransi.

Untuk melengkapi Pilar Asoka dibangun juga prasasti Asoka yang berisikan bahwa menghina agama lain sama dengan menghina agama sendiri, menghormati agama orang lain sama dengan menghormati agama sendiri.

Keunikan pilar asoka ini pada bagian batangnya menggunakan batu utuh bukan sambungan.

Pohon Bodhi

Di depan Pagoda Avalokitesvara terdapat sebuah pohon bodhi besar. Pohon bodhi ini sudah ditanam sejak tahun 1955 dari bibit yang dibawa Bhikkhu Narada dari Srilanka. Kedua sisi pohon bodhi diletakkan altar Buddha yang digunakan sebagai tempat pujabhakti pada waktu-waktu tertentu. 

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *