• Thursday, 1 June 2017
  • Ngasiran
  • 0

Waisaka Puja Raya di Vihara Dhamma Sundara, Solo, Jawa Tengah akan menggelar pertunjukan seni budaya. Berbagai pentas seni dari beberapa kampus dan sanggar tari akan tampil dalam peringatan Waisak yang akan digelar pada Sabtu (3/6) di pelataran Candi Putih di komplek vihara ini.

Novita, ketua panitia dalam konferensi pers pada Kamis (1/6) menyampaikan, bahwa peringatan Waisak Vihara Dhamma Sundara tahun ini memang difokuskan untuk menggelar pentas seni. “Setelah puja bakti akan diadakan berbagai pentas seni. Ini bertujuan untuk melestarikan kebudayaan dan seni Buddhis Indonesia,” jelasnya.

Sendratari Mahakapi Jataka dari Sanggar Kusuma Dharma Prabha Temanggung akan menjadi sajian penutup dalam pentas seni kali ini. Sanggar tersebut merupakan didikan Wilis Rengganiasih, seorang penari Buddhis profesional asal Solo. Mahakapi Jataka menceritakan tentang seekor raja kera yang memimpin 800 ribu ekor kera. Ia mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan rakyatnya dari perburuan seorang raja.

Menurut Wilis, kisah Mahakapi Jataka yang diambil dari kitab Jataka masih sangat relevan untuk memberi keteladanan para pemimpin pada masa kini. “Ini adalah salah satu kisah kehidupan Buddha waktu masih menjadi Bodhisattva. Sang Buddha waktu menjadi raja kera menyelamatkan rakyatnya waktu akan ditumpas seorang raja dari Benares karena memperebutkan pohon mangga yang luar biasa di tepi Sungai Gangga. Pesan ini nampaknya masih sangat relevan sampai sekarang, di mana pemimpin kita, alih-alih mereka ingin menjaga rakyatnya, tetapi malah korupsi, menelantarkan rakyatnya,” jelas Wilis.

“Melalui cerita ini, kami mau merevitalisasi ajaran Buddha 2600 tahun lalu itu masih relevan sampai sekarang. Jadi, nanti raja kera itu justru merubah keangkaramurkaan raja yang ingin merebut mangga dengan membabarkan Dhamma. Menyadarkan raja ini kenapa seekor kera berkorban diinjak-injak untuk menyelamatkan para kera (rakyatnya),” jelasnya.

Mahakapi Jataka akan ditampilkan oleh 25 orang penari yang sebagian besar dari muda-mudi Buddhis Temanggung yang diiringi gamelan oleh mahasiswa jurusan karawitan ISI Surakarta.

“Jadi penarinya bukan profesional. Mereka adalah binaan Kampus Syailendra yang sudah lama berkesenian tetapi seni rakyat. Jadi kita olah tarinya tidak hanya wujudnya seneng-seneng, tapi ada nilai-nilai yang disampaikan lewat karya seni. Sekali lagi, mereka bukan orang profesional, tapi memang mencintai kesenian,” ia melanjutkan.

Lalu apakah tidak timpang dengan pengiringnya? Menurut Wilis, tidak. “Yang tidak profesional bukan berarti tidak terlatih. Profesional ini bisa diartikan mencari penghidupan/penghasilan dari menari. Teman-teman ini bukan, mereka masih belajar, mereka muda-mudi Buddhis dari Temanggung. Mereka adalah anak-anak Buddhis yang mencintai kesenian dan berkesenian sebagai bentuk puja kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha. Kalau di Bali bentuknya seperti ngayah, mereka menari di kuil-kuil bukan untuk cari duit tapi sebagai bentuk puja.”

Bagaimana apakah tidak jomplang dengan karawitan yang sudah profesional? “Tidak. Selama ini mereka juga berlatih memakai musik gamelan meskipun dalam bentuk rekaman. Tetapi nanti live supaya rasanya berbeda. Njomblang atau tidak, saya rasa tidak, karena mereka berlatih dengan keras. Justru yang profesional ini yang saya harapkan dapat memperkuat dan mendorong mempertemukan antara non-profesional dan profesional untuk saling menginspirasi.

“Mereka bisa membawa pulang pengalaman yang baru setelah diiringi gamelan dari Institut Seni Surakarta,” pungkasnya.

Peringatan Waisak Vihara Dhamma Sundara sendiri sudah masuk calendar event tahunan pemerintah Solo selama tiga tahun berturut-turut. Selain umat Buddha dan bhikkhu Sangha, acara ini juga akan dihadiri oleh masyarakat sekitar yang bukan hanya Buddhis. Bhikkhu Sri Pannyavaro dan beberapa bhikkhu senior juga akan hadir dalam acara ini.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *